33

1.6K 86 0
                                    

Tasya berjalan cepat mencari ustad dan ustadzah disekeliling pesantren. Dia ingin melakukan hal yang harus dia lakukan demi sahabatnya.

"Ustad, bawa hp nggak?" dia bertanya kepada ustad yang sedang berjalan, mungkin ada kelas yang mau diisi. 

"afwan ya.. Saya nggak bawa handphone" jawab ustad itu dengan ramah. 

"oo.. Yaudah tad" lalu tasya berjalan lagi menyusuri koridor sekolah, tapi semua guru sedang mengajar.  Sebenarnya tadi tasya juga berpapasan dengan ustad dan ustadzah lainnya, tapi mereka juga tidak membawa hp.

'mereka semua pasti banyak yang kudet, kemana mana nggak bawa hp, duuh,, cuma tinggal satu nih yang mungkin bisa bantuin gue' batin tasya.  Lalu dia pun berjalan menuju rumah pak kyai.

Tok tok tok... 

Tasya mengetuk pintu rumah pak kyai yang sepi.

Tok tok tok...

Tasya mengetuk pintu lagi, tapi masih tidak ada yang membukakan pintu untuknya.

'aiisshh!! Lama banget sih!! Budeg kali ya?' batin tasya.

Tok tok tok...

Tasya mengetuknya sekali lagi, kalo kali ini tidak ada yang membuka, maka dia akan masuk tanpa izin. Dan setelah menunggu beberapa menit, ternyata tidak ada yang membukakan pintu. Diapun nekat membuka pintu rumah pak kyai yang ternyata tidak terkunci.

Dia masuk dengan berhati hati sambil mencari cari barang yang ia cari, yaitu hp.  Setelah mencari cari dengan jeli, akhirnya barang yang ia cari sudah ketemu. Dia bahkan sudah mau loncat loncat, tapi dia ingat kalo sekarang dia seperti pencuri yang harus berhati hati agar tidak ketauan.

Dia langsung memencet nomor yang akan dihubunginya dan segera menelepon nomor itu. Saat sudah diletakkan di telinga, ternyata nomor diseberang sedang sibuk.

'ah.. Kenapa sibuk sih? Ini penting banget!'  batin tasya sambil masih memegangi handphone itu.

"ekhem.." suara deheman berat tiba tiba keluar dan itu membuat tasya kaget.

"E Anjing! Kaget gue njing!" dia tidak sengaja mengeluarkan kata kata kasar itu sebelum menyadari siapa yang datang.  Saat dia menengok ke belakang ternyata...

"pak kyai?" pak kyai sedang berdiri di belakangnya.

"assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh"

"wa'alaikumsalam" tasya langsung menunduk karena telah ketauan.

"kamu kenapa disini?"

"eee.. Anu pak kyai.. Itu.. Emm.. Saya.. Mau.. Pinjem hp, hihi" sambil nyengir dan mengangkat hp yang ia ambil.

"mau kamu gunakan untuk apa hp itu?"

"anu pak kyai..  Ini buat telfon papa saya"

"kamu kangen sama abah kamu?"

"i.. Iya pak.. Hehe"

"tapi caranya nggak gini..  Kamu kan harusnya minta izin dulu sama yang punya, dan kamu sudah masuk ke rumah orang lain tanpa izin juga, akhlak kamu dimana?"

"eem.. Ma.. Maaf pak kyai..  Soalnya dari tadi saya udah ketok pintu tapi nggak ada yang bukain, jadi ya terpaksa saya masuk.."

"adab bertamu dirumah orang itu kalau sudah mengetuk tiga kali tapi pemilik rumah masih tidak membukakan pintu maka kamu tidak perlu melanjutkan ketokan yang ke empat, seharusnya kamu pergi dulu.. Mungkin pemilik rumah sedang sibuk" jelas pak kyai.

"iya.. Maaf pak kyai.. "

"ya sudah kamu telfon saja abah kamu, kamu saya izinkan menggunakan handphone saya, saya tinggal dulu ke masjid, nanti kalo sudah selesai kamu kembalikan ke tempatnya ya? Dan jangan lupa pintu ditutup lagi"

"siap pak kyai!"

"ya sudah, assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh"

"wa'alaikumsalam.. Makasih ya pak kyai!"

Lalu tasya mencoba menelepon papanya lagi, dan ternyata sudah tersambung. 

"halo pa ini aku tasya"

"iya halo.. Kamu tumben telfon"

"gini pa.. Aku mau minta uang 50 juta" tasya langsung to the point.

"50 juta? Buat apa uang sebanyak itu tasya?"

"sebenernya temen aku ada yang bapaknya mau operasi, tapi nggak ada biaya, kasian pa temenku hanya punya bapak, kalo kehidupan bapaknya sudah tiada, gimana temenku bakal bahagia pa? Makanya itu aku pengen bantu" 

"yaudah nanti papa transfer ke rekening kamu ya?"

"tapi pa, papa aja yang kesini sekalian tambahin uang jajanku, hehe"

"haduuhh.. Kamu itu ya! Yaudah papa kalo nggak sibuk kesana ya!"

"iya pa..  Secepatnya ya! Paling lambat besok sebelum maghrib!"

"iya iyaaaa.."

"jangan lupa mama diajak ya!"

"iya sayangku.. "

Lalu masih ada percakapan panjang antara anak dan juga orang tuanya, padahal baru kemarin lusa dia dari rumah. Papanya juga bertanya tentang kenapa dia tidak ikut ke kediri dan masih banyak perbincangan lainnya.

Setelah puas telfonan dengan papanya, dia langsung melakukan apa yang diutus pak kyai tadi untuk mengembalikan hp ke tempat asalnya dan menutup pintu.

______________________________________

Assalamu'alaikum readers!! 😅

Sekarang alhamdulillah yang baca udah nyampe 3 ribu lebih, aku nggak nyangka banget bisa nyampe segitu dan itu membuat aku semangat buat update cerita ini. Tapi, yang bikin author agak kecewa itu..  Masa readersnya udah 3k lebih tapi yang ngevote cuma dikit.. 🙁 jadi..  Jangan lupa vote dan komen ya.. 😊

Terima dan kasih 😅

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang