35

1.8K 75 0
                                    

Setelah beberapa hari selalu mondar mandir dari pondok ke rumah sakit dan juga selalu kesepian di pondok karena santri dan santriwati yang masih belum pulang dari tadabbur alam, akhirnya tasya hari ini sudah tidak kesepian lagi.

Bis bis sudah mulai memasuki halaman pondok pesantren. Tapi tasya sedang tidur di dalam kamarnya karena memang mereka pulang saat dini hari. Bahkan saat teman teman sekamarnya masuk ke kamar, tasya juga tidak mendengar keramaian mereka yang bercerita bagaimana serunya tadabbur alam selama seminggu itu.

Keesokan harinya, pelajaran seperti biasa masih belum dimulai karena pihak pesantren memberikan waktu untuk istirahat kepada santri dan santriwati yang habis berlibur selama satu hari saja. Dan yang benar saja, setelah semuanya sudah sholat subuh, semua santri dan santriwati langsung kembali ke kamar dan masuk ke alam mimpi.

Setelah dari tadi hanya duduk duduk di dapur sambil memperhatikan bibi yang sedang memasak, dan waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, tasya langsung menuju ke rumah sakit lagi untuk menemani Rahma disana. Tidak biasanya tasya ke rumah sakit pagi pagi sekali, karena dia sangat bosan hanya memperhatikan bibi yang masak, jadi dia kerumah sakit aja sambil jalan jalan. Padahal dia masih belum sarapan.

~~
Saat tiba dirumah sakit, dia masih menuju ke ruang rawat bapaknya rahma. Tapi dia justru ketemu dengan rahma yang baru saja keluar dari ruang rawat.

"Hay Rahma!!! Good morning!!" kata tasya sambil sedikit teriak dan melambaikan tangannya,karena jarak mereka memang lumayan jauh. Lalu rahma berjalan mendekati tasya yang masih saja melambai lambai kan tanganya. Dia hanya menjadi tontonan gratis disini, padahal tidak biasanya dia kayak gini.

"biasakan salam sya..." kata rahma mengingatkan.

"emang kenapa sih? Hay itu kan juga salam"

"tapi hay dengan salam kita itu beda sya..."

"emang apa bedanya?, jangan jangan lo mau ceramah lagi ya? Udah panas kuping gue ma.." kata tasya sambil memegangi telinganya yang tertutup hijab.

"siapa coba yang suruh aku ceramah kalo bukan kamu sendiri? Katanya pengen berubah? Udah lupa ya?"

"yaudah deh jelasin aja!" terpaksa tasya menyuruh rahma untuk ceramah.

"kali ini ceramahnya singkat aja ya!"

"yayayaya.."

"jadi gini sya.. Untuk kita orang islam itu sunnah untuk mengucapkan salam dan wajib untuk menjawabnya.. Karena salam itu untuk mendoakan keselamatan kita.. Baik bagi yang mengucapkan, maupun yang menjawab, jadi...  Walaupun sunnah untuk mengucapkan salam.. Tpi itu juga untuk kebaikan kita..  Apa susahnya sih ngucapin salam? Nggak ada 1 menit lo, tapi udah mendoakan orang" jelas rahma.

"udah selesai?"

"paham nggak? Mulai hari ini kamu harus menerapkan untuk mengucapkan dan menjawab salam,,walaupun hanya Assalamu'alaikum itu saja nggak papa, tapi sangat lebih baik kalau lengkap"

"harus hari ini juga ya?"

"iya laaaah!!  Masa kamu udah beberapa bulan di pondok tapi belum bisa menerapkan salam? Malu atuh sama anak yang belum sekolah tapi selalu salam waktu ketemu orang"

"yeee.. Jangan ngeremehin gue luuu! Gue bisa juga kayak anak itu"

"coba aja!"

"oke!" saat tasya sudah berbalik, dia melihat lihat orang yang berlalu lalang, tapi dia berbalik menghadap rahma lagi.

"kenapa? Takut? Malu?"

"yeee.. Ya nggak lah..  Gue cuma bingung aja..  Mulai darimana nih gue?"

"hadeeh" lalu rahma menggandeng dan menarik tasya menuju ke kantin rumah sakit. "kita mulai disini! Sambil pesen ya! Tuh.. Ke bibi itu yang lagi masak" lalu rahma mencari tempat duduk untuk mereka berdua dan tasya menghampiri bibi yang sedang masak itu.

"assalamualaikum bi"

"eee iya neng...  Wa'alaikumsalam"

"bi.. Mau pesen nasi goreng dua sama teh anget dua ya"

"iya neng"

Lalu tasya segera menghampiri rahma yang sedang duduk manis di bangku.

"gimana? Mudah kan?"

"hmm" Jawab tasya malas. "gimana keadaan bapak lo? Kapan bisa pulang?" 

"alhamdulillah.. Bapak besok udah bisa pulang"

"waaah bagus kalo gitu.. Sekarang lo nggak perlu nginep di rumah sakit lagi"

"iya..  Makasih ya...kamu selalu nemenin aku disini"

"iya sama sama"

Lalu mereka menikmati makanan dengan khidmat.

~~~
Setelah beberapa minggu,Tasya dan Rahma selalu saja bersama sama kemanapun mereka pergi. Tapi kadang juga nggak bareng, apalagi waktu ke kamar mandi, masa ke kamar mandi aja bareng kan nggak lucu ya. Tapi...  Ada berita baru juga nih, masih inget anak yang dulu waktu tasya masih baru di pesantren ini nggak? Mereka sekarang lagi membully rahma di kamar mandi.

Karena ada yang melihat perbuatan anak anak itu, maka anak yang melihat itu langsung melapor ke tasya, padahal sebenernya langsung lapor ke ustadzah kan juga bisa ya? Tpi dia lebih memilih tasya yang turun tangan. Jadi sekarang tasya sedang berlari menuju ke kamar mandi perempuan yang tempatnya ada di lantai 1 dan ada di pojok.

"gimana? Masih mau ngelawan kita lagi ha? Dasar anak miskin! Cupu! Nggak guna tau nggak?!!" kata salah satu anak yang bisa dibilang adalah ketua dari 2 anak pengikutnya sambil menjambak jambak jilbab rahma yang hampir lepas.

Rahma yang tidak berdaya hanya bisa menangis menahan rasa sakit.

Brak!!
Tiba tiba pintu depan kamar mandi di dobrak, padahal juga tidak di kunci. Dan ternyata itu adalah tasya yang hanya seorang diri. Kalian kan tau sendiri tasya itu nggak punya rasa takut, jadi masalah kayak gini mudah banget buat dia.

"WOY ANJING! BERANINYA KEROYOKAN LO! JIH! JIJIK!" teriak tasya.

"siapa yang lo panggil anjing woy?!" jawab ketua itu.

"tanpa gue jawab udah ada yang ngerasa kok"

"nggak sopan ya lo! Udah di pondokin ke sini tapi omongan nggak ada sopan santunnya sama sekali"

"NGACA WOOYY!!! Mata lo lo taruh mana? Kaki?"

"berani banget ya lo!" lalu ketua itu mendekati tasya dan hendak menampar tasya. Lah... Dia lupa ya kalo tasya pernah tawuran di pondok sama geng motor? Berani banget sama tasya ya dia,otaknya masih ketinggalan di Kediri mungkin, wkwkwk.  Ya pasti aja tasya langsung menggunakan jurusnya dong.

"enak nggak? Kalo masih kurang enak bisa gue tambahin" kata tasya dengan senyuman yang jahat.

Saat masih memutar tangan ketua itu kebelakang badannya, tiba tiba ada segerumbulan ustadzah dan juga santriwati baru datang di depan pintu kamar mandi dan mereka nontonnya saat tasya sedang seperti itu.

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang