71

917 38 0
                                    

Tasya mulai mengerjab ngerjabkan matanya, membuat Rahma yang melihat Tasya mulai sadar langsung berdiri.

"Alhamdulillah.. Tasya, kamu sudah bangun? Mau minum?" dan dijawab anggukan lemah oleh Tasya. Lalu dengan cepat Rahma mengambilkan teh hangat dan membantu Tasya untuk meminumnya.

"ini dimana?" tanya Tasya dengan nada lemah sambil melihat lihat ruangan tempat dia tidur.

"ini di puskesmas"

"oo.." jawab Tasya dengan singkat.

"Alhamdulillah kamu udah sadar, tadi semua orang pesantren pada bingung nyariin kamu, ternyata kamu pingsan di toilet"

"abisnya, gue nggak tahan sama bau air got, baunya nyegat banget, tapi.. Kok udah nggak bau ya?" tanya Tasya sambil mencium tangannya sendiri. 

"tadi kamu udah dimandiin"

"dimandiin? Lancang banget mandiin gue?! Ih, harga diri gue udah ilang tau nggak?!!" Tasya yang tadinya lemas, sekarang tenaganya sudah kembali.

"sabar tasya... Astagfirullah haladzim... Kamu masih sakit lo.. Itu semua kan juga demi kebaikan kamu.. Udah udah,, jangan bahas soal itu, mending sekarang kamu istirahat dulu.. Oh iya! Kamu belum makan kan? Aku belikan makanan di luar dulu ya.." kata Rahma sambil menenangkan Tasya.

"yaudah deh.. Terserah"

"yaudah aku keluar dulu ya.. Assalamualaikum.."

"hmm.. Wa'alaikumsalam"  setelah Rahma keluar dari ruangnya Tasya, Tasya hanya diam saja melihat lihat ruangannya.

"Ruangan apaan nih, kecil, nggak ada ACnya, nggak ada TV, pengap, kenapa mereka nggak bawa aku ke rumah sakit aja sih?" gumam Tasya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" tiba tiba Ustadzah Laila masuk.

"Wa'alaikumsalam"

"kamu sudah suiman ya?" Tasya hanya diam saja karena dia mengingat kalau Ustadzah Laila lah yang mengguyurkan air got kepadanya.

'udah tau gue udah suiman tapi tetep aja nanya, matanya tuh dipake dong! Bikin badmood aja deh nih orang' batin Tasya.

"tadi saya dengar kamu nggak suka sama ruangan ini ya? Kamu lebih suka rumah sakit karena vasilitasnya lebih baik ya?"

"kok ustadzah denger?"

"kan saya punya telinga, jadi ya dengar dong, jadi gini ya Tasya, kita harus bersyukur atas apa pun yang kita dapatkan, entah itu menurut kamu tidak memuaskan tapi itu semua juga rezeki dari Allah, Allah berfirman dalam qur'an surah Al -  baqarah ayat 152 yang berbunyi:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
فَاذْكُرُوْنِي أَذْكُرْكُمْ وَا شْكُرُوْا لِي وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Yang artinya karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) - Ku. Jadi gitu tasya.. Kamu harus bersyukur, kamu pasti tau kan ada juga orang yang sakit tapi tidak bisa berobat, beruntunglah kamu masih dipedulikan oleh Allah" kata Ustadzah Laila.

Ustadzah laila panjang lebar menjelaskan, tapi Tasya malah tertidur.

"Astagfirullah haladzim...." kata Ustadzah laila sambil geleng geleng.

~~~
Sore harinya, Tasya sudah dibolehkan kembali ke pesantren. Karena dia tidak sakit parah, jadi dia tidak perlu menginap. Tasya berjalan seperti biasa saat sudah sampai di pesantren. Setiap ada santriwati yang melihatnya, dia hanya bodo amat dengan pandangan sinis mereka.

Tasya masuk kedalam kamarnya dengan diantar oleh Rahma.

"Makasih ya.. Lo udah bantuin gue dari tadi pagi" kata Tasya.

"iya.. Sama sama.. Sesama manusia kita kan harus saling membantu, iya kan?"

"hmm.. Yaudah deh, mending lo sekarang istirahat di kamar lo,Lo pasti capek jagain gue dari tadi"

"harusnya kan yang istirahat kamu.."

"gue tadi kan udah istirahat.. Sekarang gantian lo yang istirahat"

"yaudah deh.. Dari pada debat sama kamu, mending aku ke kamar dulu ya!"

"hmm..."

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..." setelah Rahma pergi, Tasya langsung menuju ke kasur dan tidur lagi sambil menunggu adzan maghrib. Padahal dia belum mandi, tapi malah tidur.

Disisi lain, Steven berbaring sambil melamun. Dia ingin tau keadaan Tasya, tapi dia tidak mau terkena hukuman seperti tadi lagi.

"Steven.. Ente udah minum obat?" tanya Mahmud, teman sekamar Steven.

Steven sedang tidak enak badan setelah menjalani hukuman tadi, dia juga tidak kuat dengan bau air got. Saat hukuman sedang dijalankan, dia menahan dengan sekuat tenaga agar tidak muntah, tapi setelah hukuman selesai dan dia diperbolehkan untuk membersihkan diri dan kembali ke kamar, dia langsung berlari ke toilet khusus santri.

Mahmud yang mengerti keadaan Steven, langsung mengurusnya dan mencarikan obat untuk Steven. Steven bahkan sekarang sedang demam, tapi tidak ada yang peduli kepadanya selain Mahmud. 

"Stev, udahlah.. Jangan ente fikirin...  Lebih baik ente mikir diri ente sendiri" kata Mahmud sambil memberikan obat dan juga air putih untuk Steven. 

"Makasih mud!" kata Steven sambil langsung meminum obatnya.

"iya sama sama Stev, eh.. Tapi hubungan ente sama si Tasya itu apa sih? Kok kalian kelihatannya deket banget"

"kepo lo"

"ah.. Ente mah suka gitu!"

"ya suka suka gue lah!"



Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang