84

1K 44 15
                                    

Hari ini Tasya sangat kaget mendapatkan file undangan pernikahan dari Rahma. Padahal baru tiga hari yang lalu Rahma membicarakan tentang pernikahannya, dan hari ini sudah menyebarkan undangan.

"Yang bener nih anak! Baru tiga hari lulus langsung nyebar undangan, ngebet banget dia mau nikah" Tasya masih kaget. Lebih kagetnya lagi Rahma bukan hanya mengundang Tasya, tapi Steven juga dia undang. "Kenapa harus Steven? Emang dia kenal sama Steven?" Lanjut Tasya.

Tanpa pikir panjang, Tasya langsung menelpon Rahma.

"Halo Assalamu'alaikum"

"Iya Wa'alaikumsalam, kenapa sya?"

"Gilak ya lo, udah nyebar undangan aja, itu beneran? Bukan April mop kan? Jangan jangan Lo ngerjain gue lagi"

"Ya enggak lah Tasya... Itu aku serius, jangan lupa dateng ya.. sekalian kamu bawa orangtua kamu juga nggak papa kok, bentar ya sya, aku lagi sibuk nyiapin semuanya, Wassalamu'alaikum"

"Yaudah deh Wa'alaikumsalam"

Tasya langsung turun ke lantai bawah untuk mencari camilan dan es krim agar pikirannya tenang. Dan saat itu pas banget ada mamanya yang sedang masak untuk persiapan makan malam.

"Mah, lusa ada waktu luang nggak?"

"Emmm... Nggak tau ya, emang kenapa?" Jawab mamanya sambil memotong bawang merah.

"Mau aku ajak ke nikahannya Rahma" jawab Tasya santai.

"Hah??! Nikahan Rahma?! Yang bener kamu!" Mamanya kaget dengan apa yang barusan dikatakan oleh Tasya.

"Iya ini bener ma, tadi aku baru dapet undangannya, katanya papa sama mama ikut juga nggak papa, dia juga ngundang Steven" kata Tasya sambil menggigit es krimnya.

"Ya ampun... Bagus banget keputusan Rahma itu, kamu kapan nyusul?" Tiba-tiba Tasya langsung memuntahkan es krim yang sudah ada di mulutnya itu, saking kagetnya dengan pertanyaan mamanya.

"Yang bener aja ma! Umur aku masih 17 tahun! Masa udah nikah aja, malu ma, orang aku niatnya nikah waktu udah umur 25 tahunan lebih"

"Hah?! 25 tahun? Siap siap jadi omongan tetangga deh! Kamu mau jadi perawan tua?"

"Ih apaan sih ma kok malah ngelantur gitu ngomongnya, au ah, ntar tanyain ke papa lusa bisa nggak, kalo nggak bisa yaudah biar aku berangkat sama Steven aja" Tasya langsung pergi menuju ke ruang keluarga.

"Iya iya.."

~~~
Hari ini sudah hari H dimana Rahma akan melangsungkan pernikahan. Tasya sudah siap dengan gamis dan jilbab warna putihnya. Gamis yang nampak sangat mewah dengan berbagai motif yang indah itu spesial dia gunakan untuk acara acara yang spesial juga seperti hari ini. Dan kebetulan juga hari ini papa dan mamanya tidak bisa ikut, karena papanya ada meeting dan mamanya akan kedatangan teman temannya di rumah, jadi mau nggak mau mereka tidak bisa ikut.

Steven juga sudah siap dengan jas hitam dengan dalaman kemeja putih yang membuat auranya sangat terpancarkan. Dia bersiap untuk menjemput Tasya dengan menggunakan mobil papanya yang sudah terparkir di bagasi. Tak butuh waktu yang lama, Steven sudah sampai di depan gerbang rumah Tasya. Nampak Tasya yang sudah berdiri di depan gerbangnya dengan gamis putihnya yang membuat jantung Steven berdetak sangat kencang. Tasya langsung membuka pintu mobil dan duduk di kursi depan, yang artinya berada di samping Steven. Steven berusaha mengontrol jantung dan ekspresinya agar tidak terlihat grogi.

"Wiiihh... Pake jas segala lo" ledek Tasya.

"Ini kan hari spesial, jadi gue harus dandan rapi, biar nggak kalah ngganteng sama pengantin prianya"

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang