39

1.6K 77 0
                                    

Tasya saat berada di dalam rumah pak kyai hanya diam saja tanpa ada semangat. Dia sudah tau kalau dia akan dihukum jadi, dia hanya pasrah.

"dimana jasmine?" tanya pak kyai. Dan tasya melihat ke luar ternyata jasmine sedang berjalan menuju ke sini,tapi siapa itu di belakangnya? Saat dilihat lebih jeli lagi, ternyata si elin. 'waaah dia udah melangkahi gue, pasti tu si elin udah di suap, kalo nggak gitu di ancam, dasar kunyuk satu ini pengen gue ulek ulek sampek jadi sambel!'  batin tasya sambil mengepalkan tangan.

"assalamualaikum, maaf saya nggak terlambat kan?" jasmine masuk dengan wajah kemenangannya.

"wa'alaikumsalam, Ya sudah kamu duduk dulu" kata pak kyai.

Lalu jasmine duduk bersebelahan dengan tasya,dari tadi dia melirik lirik tasya dengan kode mengejek.

"ini saksi kamu?"

"iya kyai"

"saksi kamu mana tasya?"

"nggak ada pak kyai" jawab tasya.

"ya sudah, kamu jelasin dulu kronologinya" kata pak kyai kepada elin.

"waktu itu saya lagi ada di kamar mandi di tempat kejadian, dan saat itu saya melihat tasya menantang jasmine, tapi saat jasmine mau menolak, tasya langsung menggunakan jurusnya kepada jasmine sampai keseleo, begitu pak kyai yang saya tau" jelas elin, dia memutar balikan fakta. Hingga tasya langsung berdiri tidak terima.

"maksud lo apa?! Cerita yang bener dong! Lo udah disuap ya sama si kunyuk ini? Atau lo di ancem? Lo bilang aja ke gue! Lo kan tau kalo gue kesana juga gara gara lo bilang kalo Rahma lagi di bully kan? Lo bilang yang bener dong! Gimana sih lo!" bentak tasya, sehingga elin menunduk karena takut.

"tasya, udah!" mamanya tasya menyuruh tasya untuk menyudahi bicaranya agar tidak memancing hal hal yang tidak diinginkan.

"ini nggak bisa di sudahi mah, orang yang dibilang itu nggak bener! Ini pasti akal akalan lo kan!" sambil menunjuk jasmine yang hanya diam menonton. Tapi jasmine diam saja.

"ini pesantren macam apa sih?! Yang salah di belain, yang bener di salahin! Udah pa, ma, aku nggak mau mondok disini lagi! Ayo pindah pa!" tasya sudah menarik narik tangan papanya, tapi papanya malah menyuruh tasya untuk duduk lagi.

Lalu tasya berusaha tenang duduk di antara papa dan mamanya. Mesti saja dia nggak terima, ya kalo elin bilang kebenarannya kan dia nggak bakal kayak gitu, lah ini? Malah ngomong yang sebaliknya, padahal dia juga tau apa yang tasya lakukan saat itu.

Saat tasya masih mencoba menahan amarahnya, tiba tiba ada yang datang.

"assalamualaikum, pak kyai saya izin masuk" kata santriwati yang ada di depan pintu rumah pak kyai.

"oo.. Iya, ada perlu apa ya?" tanya pak kyai. Tapi tasya tidak ingin tau siapa yang datang, dia sudah males.

"saya disini mau menjadi saksinya ukhti tasya kyai" saat santriwati itu bilang mau menjadi saksinya tasya, tiba tiba tasya langsung melihat santriwati itu.

"Rahma?" tasya kaget rahma ada disini, padahal dari kejadian kemaren rahma tidak mau bicara dengannya, dan sekarang? Dia malah mau bantuin tasya.

Rahma memberikan kode kepada tasya untuk santai saja, semua akan baik baik saja. Dan itu membuat tasya agak tenang.

"sebelum kejadian itu, saya sedang menuju ke kamar mandi, dan saat semua tempat sepi, tiba tiba jasmine dan teman temannya menarik jilbab saya dengan keras menuju ke kamar mandi, saya tidak bisa teriak karena mulut saya di bekap, mereka membawa ke kamar mandi yang paling pojok, lalu mereka melakukan kekerasan kepada saya, saya hanya bisa menangis menahan sakit,saya tidak tau apa yang sudah saya lakukan pada jasmine hingga dia melakukan ini kepada saya, lalu ada elin yang saat itu juga di kamar mandi, dia melihat apa yang jasmine dan teman temannya lakukan kepada saya dan dia langsung berlari entah kemana, dan saya hanya bisa pasrah karena tidak ada yang menolong saya, tapi setelah beberapa menit, saya mendengar suara tasya, lalu jasmine dan teman temannya keluar dari kamar mandi, saat itu saya juga melihat kejadian yang menimbulkan fitnah itu dengan mengintip dari balik pintu kamar mandi pojok, saat itu jasmine dan tasya sedang berdebat, dan jasmine mengayunkan tangannya kepada tasya dan spontan tasya menggunakan jurusnya, tapi saat itu, orang orang baru mengetahui, dan menjadi fitnah" jelas Rahma, sambil menahan air matanya, mengingat apa yang sudah dilakukan oleh jasmine dan teman temannya kepadanya.

"Elin, apa benar yang dikatakan oleh rahma?" lalu elin hanya menunduk karena kebohongannya terbongkar, sama halnya dengan jasmine.

"jawab woy! Jangan diem aja!" tasya mulai tidak sabaran lagi.

"i.. i.. Iya p.. Pak kyai" jawab elin dengan gugup.

"Astagfirullah haladzim... Kamu kenapa berbohong?"

"maaf pak kyai, jika saya tidak mengatakan ini, saya akan diberlakukan seperti halnya dia memperlakukan rahma" jawab elin.

"Astagfirullah haladzim... Jasmine! Kamu sudah keterlaluan! Kenapa kamu mengancam teman kamu seperti itu? Kamu tidak terlihat seperti apa yang mereka ceritakan, tapi ternyata kamu sebaliknya"

"maaf pak kyai..."

"alah lo nggak usah ngedrama disini! Udah kebongkarkan kedok lo? Puas? Makan tuh!"

"maaf ya tasya..  Aku bohong tadi" kata elin.

"alah.. Nggak papa, lo nggak salah kok, yang salah tuh kunyuk tuh! Udah lo nggak usah merasa bersalah"

"makasih ya tasya.."

"hmm"

"kalau begitu, maaf atas apa yang terjadi kemarin dan hari ini.. Saya akan menentukan hukuman untuk nak jasmine ini"

"iya pak kyai.. Tidak apa apa, ini hanyalah salah faham" kata mamanya tasya.

"kalau begitu.. Njenengan (anda) bisa pulang, tasya, Rahma dan elin kalian bisa kembali ke kamar untuk menunggu adzan magrib"

"iya pak kyai" lalu tasya, Rahma, dan elin keluar dari rumah pak kyai.

"kalian kembali dulu aja ya, gue mau nganter papa sama mama"

"oke sya" lalu elin dan rahma kembali ke kamar tanpa tasya.

Lalu saat papa dan mamanya tasya keluar dari rumah pak kyai, tasya berbincang bincang sebentar dan mengantarkan papa dan mamanya pulang hanya sampai ke gerbang pesantren. Dia lalu langsung kembali ke kamar dengan senyuman yang lebar membuat cantiknya bertambah, karena dia memang jarang sekali untuk tersenyum. Dia sangat senang sudah lepas dari masalah ini dan ini semua berkat rahma dan juga Allah Swt. Karena telah mengabulkan doanya, walaupun tasya anak yang susah diatur, tapi Allah akan selalu ada untuk umatnya yang mau berubah.

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang