37

1.7K 69 1
                                    

"ayo kamu kerjakan!"  kata bu zul sambil memberikan spidolnya kepada jasmine agar segera mengerjakan soal yang sudah dituliskan. 

Tasya yang melihat jasmine kikuk mau mengerjakan soal itu semakin tidak tahan untuk tertawa, tapi dia masih menahannya dengan menutup mulutnya.

"ayo kamu kerjakan! Dari tadi kamu tidak memperhatikan memangnya saya tidak tau? Dari tadi juga mengganggu tasya yang sedang memperhatikan, saya kira kamu sudah faham diluar kepala, eee ternyata nggak tau sama sekali, ini saya kasih soal yang paling mudah lo padahal, gitu aja nggak bisa"

Jasmine semakin menunduk tidak berani menatap siapa siapa.

Ting Tung Ting Tung
Bel sudah berbunyi tanda pelajaran sudah selesai.

"sudah, kamu duduk sana!" perintah bu zul kepada jasmine. "baiklah semuanya,semoga pelajaran hari ini bermanfaat akhiru kalam.. Wassalamu'alaikum waroh matullohi wabarakatuh" 

"wa'alaikumsalam waroh matullohi wabarakatuh" jawab seluruh santriwati yang ada di dalam kelas.

Saat bu zul sudah keluar, tasya sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa dan akhirnya dia tertawa dengan sangat keras.

"HAHAHAHAHAHA.. WKWKWKWK.. AWOKWOKWOWWOK.. CEKAKAKAKA" ketawa ya nggak berhenti henti.

"HEH DIAM LO!"

"YAAAHAHAHA!!! GOBL*K LU!!  Kena imbasnya kan? Makanya cari lawan itu mikir dulu bray! Wkwkwk.. Soal mudah banget kayak gitu nggak bisa.. Wkwkwkwk!! Aduh.. Sakit banget perut gue.. hahahaha" tasya masih saja tertawa terbahak bahak. Dan itu membuat jasmine sangat marah, tapi dia juga malu.

Lalu tiba tiba tasya berhenti tertawa karena guru pelajaran sudah memasuki ruang kelas yang hanya berisi anak perempuan. Walaupun sebenarnya tasya masih ingin tertawa sambel guling guling.

Pelajaran kali ini adalah biologi. Kalau yang tadi itu fisika, mantep nggak tuh,habis fisika terus biologi sungguh kenikmatan yang Hqq. Wkwkwk.

Saat pelajaran ini, tasya juga memperhatikan dengan sangat baik. Tapi jasmine? Dia masih saja mengganggu tasya dengan melemparinya kertas kadang juga melempari dengan bolpen, penghapus, dan alat alat ala kadarnya yang ada. Tasya sangat sabar menghadapi itu semua, palingan mereka juga akan berhenti kalau sudah lelah.

"ustadzah! Tasya bangkunya banyak sampah, jadi nggak nyaman" ucap jasmine yang membuat kelas yang hening menjadi agak berisik.

Brak Brak Brak
Suara pukulan tangan bu zahro seketika mengheningkan ruangan.

"diam semua! Tasya, sekarang kamu bersihkan bangku kamu itu dan kamu tidak usah ikut pelajaran saya hari ini, berdiri saja diluar kelas!" perintah bu zahro.

"apa bu?! Yang mengotori ini bukan saya tapi jasmine bu, tapi kenapa saya yang harus membersihkan ini?" tentu saja tasya tidak terima dengan hukuman ini, memang bukan dia yang mengotorinya kok.

"jangan membantah kamu! Turuti saja apa yang saya suruh!"

"what the f*ck" kata tasya tapi tanpa suara. Dia langsung mengambil sapu dan membersihkan kotoran itu. Lalu dia berdiri di depan kelas sendirian. 

"shit shit shit shit" tasya terus saja membual, ini adalah pelajaran kesukaannya gimana bisa dia akan melewatkan penjelasan hari ini? Memang jasmine itu sudah menyusun acara balas dendamnya dengan semua ini. Dia emang pinter acting, mungkin dia pengen jadi artis tapi nggak ada yang mau menerima bakatnya, wkwkwk.

Ting Tung Ting Tung

Akhirnya bel sudah berbunyi, berdiri selama satu jam itu mungkin kalian sudah tau lah ya gimana rasanya. Saat bu zahro sudah keluar dari kelas, dia segera masuk dan mengambil bukunya yang masih ada di dalam kelas. Tapi saat dia melihat bukunya, ternyata sudah banyak coretan didalamnya. Perbuatan siapa lagi kalau bukan si jasmine itu.

Tasya langsung mengambil dengan cepat buku yang ada di bangku jasmine dan merobeknya hingga bukunya habis tersobek.

"rasain tuh! Lo cari musuh yang salah  sih!" lalu tasya keluar dari kelas dan segera ke kamar untuk mengambil mukenanya.

Dalam pelajaran tadi, Rahma  tidak ikut pelajaran dan hanya tiduran di kasur. Tasya langsung mendekati rahma yang hanya melamun.

"ma, gimana keadaan lo? Udah baikan?" tanya tasya, tapi tidak ada jawaban, Rahma justru langsung duduk dan pergi membawa mukenanya.

"dia kenapa sih? Kayak njauhin gue?" kata tasya sambil melihat kepergian rahma. Lalu diapun juga mengambil mukenanya dan segera menuju masjid untuk sholat maghrib.

~~~
Saat diniyah, Rahma justru bersama teman yang lain duduk agak jauh dari tasya. Tasya hanya diam saja, tapi dengan banyaknya pertanyaan yang dia simpan didalam hati. Gimana keadaannya sekarang? Apakah dia sedang marah dengannya? Apakah dia sudah tidak mau berteman dengannya? Dan yang lain lain. Dia jadi tidak fokus untuk mendengarkan penjelasan dari ustad zaky yang sedang menerangkan di depan santri dan santriwati.

'ah bodo amat lah.. Fokus fokus!' batin tasya, lalu dia mencoba fokus kepada yang dijelaskan oleh ustad zaky di depan.

Dia tidak sadar kalau Steven sedang melihatnya. Mungkin dia agak khawatir dengan tingkah laku tasya yang seperti sedang banyak pikiran. Gimana pun Steven kan teman dari kecilnya tasya, kemana mana selalu barengan, ya pasti aja dia tau gerak gerik tasya.

Dia juga nggak mungkin jadi tempat curhat tasya sekarang, karena tidak membawa hp dan juga tasya sudah nggak terlalu berbaur dengan anak laki laki. Dia sudah berubah, walaupun kadang sifatnya yang dulu masih ada. Bagaimana pun tasya sekarang, dia masih tetap sahabat Steven.


Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang