68

1K 41 5
                                    

Saat di UKS, dia masih bingung harus ngapain. Setelah dia melihat guru yang memanggilnya tadi, dia langsung menghampiri guru itu.

"pak, kenapa saya di panggil kesini? Saya nggak sakit tuh"

"bapak mau tanya, apa bener kamu pelaku dari penyekapan Kiandra di gudang sekolah?"

"penyekapan? Kiandra? Maksud bapak Kiandra anak kurang kerjaan itu?"

"jaga omongan kamu ya Tasya!"

"iya Iya pak, kenapa sama tuh anak?"

"dia disekap di gudang, katanya kamu yang nyekap disana karena kamu nggak suka dia deket deket sama Steven"

"hah?! Pak, jangan percaya omongan dia, saya aja nggak tau apa apa tentang penyekapan dia, lagian ngapain juga nyekap nyekap kek gitu, nggak kerjaan lain apa?"

"tapi dia sendiri yang bilang seperti itu, beberapa hari yang lalu kamu juga sudah menonjok dia, kamu itu masih kecil jangan rebutan pacar! Sekolah dulu yang benar baru mikirin yang lain! Kamu itu masih anak anak tapi sudah melakukan kekerasan"

"pak, bapak nggak percaya sama saya? Saya itu nggak tau apa apa tentang ini! Dia disekap aja saya baru tau setelah ibu kasih tau ke saya, gimana bisa saya dituduh seperti itu? Lagian dari pada disekap mending dibunuh aja biar lebih puas"

"Tasya!-"

"Sudah sudah pak Anto, jangan marah marah di UKS, kasihan Kiandra nanti terganggu, Tasya, sekarang kamu ikut saya ke kantor, orang tua kamu juga sudah datang" kata Pak Kepsek yang tiba tiba masuk ke dalam UKS.

Lalu Pak kepsek langsung keluar dari UKS dan diikuti oleh Tasya.

Saat sudah sampai di ruang kepala sekolah, ternyata benar, papanya sudah duduk manis di dalam. Tasya langsung duduk di samping papanya.

"ada apa ya pak sampai saya di panggil ke sekolah?" tanya papanya Tasya.

"jadi seperti ini pak, karena Tasya sudah mendapatkan banyak masalah, dan kami sudah kualahan dengan kelakuan Tasya, setelah kami rapat, kami memutuskan untuk mengeluarkan Tasya dari sekolah ini" kata pak kepsek to the point.

"Hah? Pak, Tasya masih kelas 10,masa sudah dikeluarkan? Sebentar lagi ujian, apa tidak bisa ditunggu sampai naik kelas 11?"

"maaf pak, keputusan kami sudah bulat, dari pada nanti Tasya akan membuat banyak masalah lagi"

Setelah beberapa menit berada di dalam ruangan kepala sekolah, papanya Tasya mendadak mendapatkan telfon dari kantor dan harus segera ke kantor. Papanya pun pulang dengan terburu. Tasya hanya bersikap biasa saja, karena ini sudah biasa terjadi.

Setelah dia keluar dari ruang kepsek, dia langsung menuju kelas dan mengemasi barang barangnya.

"Lo mau kemana sya?" tanya Steven yang masih berada di dalam kelasnya. Sebenarnya Steven tidak berada dalam satu kelas dengan Tasya, tapi Reno yang satu kelas dengan Tasya.

"gue mau pulang, lo mau ikut?" kata Tasya masih sambil mengemasi barangnya.

"nggak ikut gue, lo ngapain jam segini pulang?"

"udahlah jangan banyak tanya, lagian gue senin depan udah nggak sekolah disini kok" kata Tasya sambil keluar dari kelas.

"APA?!" kata Steven, Reno, Rizal, dan Dika bersamaan.

~~~
Keesokan harinya, Tasya masuk seperti biasa. Dia juga bertemu Kiandra di jalan dengan lagaknya yang sok itu. Dia hanya cuek,malas menghadapi ratu drama itu.

Dia hari ini hanya ingin sendirian di lantai paling atas di sekolahnya itu. Tapi tak disangka, saat Tasya sedang melamun, tiba tiba Kiandra cs juga berada disana.

"eh, ada Tasya, kenapa lo disini?" pertanyaan dari Kiandra tidak dijawab oleh Tasya.

Tanpa aba aba, Kiandra mencekik Tasya dan mendorongnya ke pinggir bangunan yang hanya terhalang pagar pendek. Tasya tidak bisa apa apa karena teman teman Kiandra juga membantu memeganginya agar Tasya tidak memberontak. Jika dia terdorong sedikit lagi, dia akan jatuh dari lantai ke 4 sekolah ini. Sebenarnya apa maksud dari Kiandra ini?.

Tasya tidak bisa melawan, dia juga tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"kan udah gue bilang! Jangan macem macem sama gue! Jadi gini kan akibatnya? Kalo lo macem macem sama gue, lo bisa mati! Eh, tapi lo udah nggak bisa macem macem deh sama gue, soalnyakan... Sekarang lo mau mati, coba deh lo renungin dulu dosa dosa lo, dan juga lo bisa kok ngomongin wasiat lo sebelum mati, it's oke! Gue bakal dengerin" Kata Kiandra masih sambil mencekik Tasya.

"Lo nggak mau ngucapin kata kata terakhir?"

'gimana bisa gue ngucapin kata kata terakhir? Orang lo cekik gue! Tolong dong! Gue masih belum jadi orang yang berguna! Tolong siapapun bantuin gue! Gue nggak mau mati sekarang juga!' batin Tasya sambil menahan sakit di lehernya.

"oke! Bye bye Tasya!!" Tiba tiba Kiandra mendorong Tasya.

"AAAAAA!!!!!!" Tasya berteriak sekencang kencangnya dan tangannya berusaha menggapai sesuatu. Dan akhirnya, dapat!

Dia berhasil menggapai pagar yang berada di lantai 2. Dia hampir saja mati di sekolah ini. Bisa bisa dia jadi hantu gentayangan disini.

"TOLOOOOOONGG!! SIAPAPUN TOLONGIN GUE!" teriak Tasya. Dan teriakkannya itu berhasil, banyak murid yang berhamburan melihat Tasya yang sedang bergelantungan di pagar lantai 2 itu.

"TASYA!! LO HARUS BERTAHAN! GUE CARI BANTUAN DULU!" teriak Steven dari bawah.

"IYA! CEPETAN! GUE UDAH NGGAK KUAT!"

Steven langsung berlari mencari bantuan. Dia sudah memanggil guru dan dia datang membawa solusi. Dia membawa matras, dan dibantu oleh teman temannya. Lalu matras itu diletakkan dia bawah Tasya.

"TASYA! SEKARANG LO LOMPAT!"

Tanpa fikir panjang, Tasya langsung melepaskan genggamannya dari pagar dan terjatuh di atas matras.

"Lo kok bisa kayak gitu sih? Lo mau bunuh diri?"

"Lo kira gue orang gobl*k yang mau mati gitu aja? Ya enggak lah, ini semua gara gara Kiandra Br*ngs*k itu! Bangs*t emang tuh anak!"

"Tasya! Kamu nggak papa?" tanya bu Merry yang tiba tiba datang menghampiri Tasya.

"nggak papa kok bu, lebih baik saya keluar sekarang juga deh, saya udah nggak tahan sama kelakuan ratu drama dan juga pembunuh di sekolah ini" Tasya langsung berdiri dan meninggalkan orang orang yang ada disitu dengan kaki yang pincang karena dia terjatuh dengan posisi yang salah.

Setelah itu, Tasya langsung pulang dan tak lupa dia balas dendam dulu dengan Kiandra. Dia menenteng tasnya menuju ke kelas Kiandra yang tak jauh dari kelasnya.

BRAK!!!

Tasya melempar tasnya dan menghampiri Kiandra yang sedang asyik bermain hp.

Tanpa aba aba, Tasya langsung menjambak rambut Kiandra sekencang kencangnya.

"AAAA!! Lepasin nggak?!!"

Tasya tetap diam sambil tetap menjambak rambut Kiandra itu. Tidak berhenti disitu saja, Tasya juga menginjak kaki Kiandra kuat kuat biar tau rasa.

Setelah dirasa puas, Tasya langsung mengambil tasnya dan pulang ke rumah tanpa sepatah kata.

Flashback off

Setelah kejadian itu, Tasya sudah muak bertemu dengan Kiandra yang menjengkelkannya lebih dari Jasmine. Dia hanya tidak mau berurusan dengan cewek yang sudah hampir membunuhnya.

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang