64

1.2K 46 0
                                    

Saat tasya baru masuk ke dalam kamarnya, dia langsung marah marah karena barang barangnya berantakan. Ini pasti ulah Jasmine dan yang lain. Saat ini, tidak ada orang yang berada di dalam kamar.

Klek

Suara pintu terbuka, dan ternyata itu adalah Jasmine dan teman teman yang lain. Mereka dengan muka seperti tidak bersalah sama sekali, melihat tasya dengan senyuman puasnya. Tasya yang melihat mereka datang, langsung melempar tas slempangnya ke kasur dengan keras. Itu membuat teman temannya kaget,tapi mereka berusaha tidak terlihat takut.

"kelakuan siapa nih?" tanya tasya sambil mendekati mereka dan sambil melipat tangan di dada.

"nggak tau tuh" jawab Jasmine dengan wajah yang menjengkelkan.

"oh, elo ya? Beresin!"

"kan aku udah bilang, bukan aku yang  mberantakin"

"Bodo amat, pokoknya lo harus beresin! Sama kalian juga" kata tasya sambil menunjuk teman teman sekamarnya yang berada di belakang Jasmine. "kalo kalian nggak mau tanggung jawab, gue bisa kok ngelakuin hal yang sama"  lanjut tasya.

"maksud kamu?"

"kalo gobl*k jangan di kasih pupuk dong! Gobl*knya sampek ke akar akar! Mau tau? Oke gue tunjukin sekarang juga" tasya langsung menghampiri kasur Jasmine dan langsung mengacak acak apapun yang ada disitu. Dia bahkan mengeluarkan barang barang Jasmine yang ada di dalam lemari, dia melakukan itu dengan sangat ikhlas.

Jasmine langsung menghampiri Tasya dan langsung memegang tangan tasya agar berhenti mengacak acak barangnya. Tapi Tasya langsung menepis tangan itu dengan kasar. Dan dia mengacak acak barang barang temannya yang lain.

"Astagfirullah haladzim! Ada apa ini? Tasya! Kamu kenapa ngacak acak barang barang teman kamu? Sekarang ikut saya ke kantor!" tiba tiba ada ustadzah Indah yang masuk ke dalam kamar mereka. Tasya langsung berhenti mengacak acak barang barang temannya. Padahal sebenarnya dia masih belum puas mengacak acak kamar ini.

"Sh*t" Tasya langsung keluar dari kamar dan segera menuju ke kantor ustadzah.

~~~
Setelah keluar dari kantor ustadzah, tasya langsung misuh misuh karena sudah mendapat ceramah selama 1 jam, dapet hukuman suruh membersihkan halaman pesantren selama 1 minggu juga. Apalagi tadi waktu di kantor, tasya hanya berdiri. Belum besok dia juga harus pergi menemui ustad Zaky. Dia benar benar sial, tapi untung dia sudah mempersiapkan diri selama seminggu untuk mendapatkan hukuman.

Sekarang Tasya sedang memegang sapu lidi dan menyapu seluruh halaman yang ada di pesantren, kecuali lingkungan santri.

"Sh*t sh*t sh***************t!!!!!!!!!!! Persetan dengan seluruh peraturan yang ada di pesantren ini!!!!" tasya dari tadi tidak bisa berhenti mengucapkan kata kata yang tidak seharusnya dia katakan. Dia bahkan menjadi perhatian santri dan santriwati yang lewat karena mengomel sendiri.

"Sh*t! Padahal Si kampret Jasmine duluan yang mulai! Gueeeeee terus yang kena balaknya!"

Sudah hampir satu jam tasya menyapu halaman pesantren, karena dia masih belum telaten kalau menyapu dengan sapu lidi, dia lebih telaten dengan sapu biasa, karena sering dihukum menyapu kelas, jadi, dia sudah profesional. Tapi kalau menyapu halaman, dia masih belum pro, makanya lama banget kalau nyapu.

"Alhamdulillah!!!!!! Akhirnya! Selese juga nih hukuman! Tinggal besok entah apa yang akan gue dapetin, yang penting sekarang gue mau makaaaaan!!"

Setelah Tasya meletakkan sapu dan pengki di tempat asalnya, dia langsung berjalan menuju ke dapur untuk makan. Karena dia tadi sudah melewatkan makan sore, maka dia akan makan sendiri.

Saat di dapur, ternyata ada Steven sedang bersama teman temannya yang sedang membantu mencuci piring. Mungkin hari ini jadwalnya kamar Steven untuk membantu di dapur. Di pesantren ini, memang setiap hari ada jadwal untuk membantu bantu di dapur. Setiap 1 kamar, harus membantu di dapur selama 1 minggu.

"eh Tasya, gimana? Enak nyapu halaman?" ledek Steven sambil tetap mencuci piring.

"enak pala lu peang?! Coba aja sendiri lah!" kata tasya sambil mengambil nasi dan lauk pauknya kedalam piring.

"makanya jangan suka bikin masalah, udah tau pesantren peraturannya tambah ketat kok malah nantang"

"kalo nggak ada yang bikin gue kesel, nggak bakal gue bikin masalah kayak gini, tiap hari gue selalu di ganggu sama sampah sampah pesantren ini, gue ini udah sabar.. Tapi kesabaran gue udah habis, alah, banyak bacot lah gue ini, bikin tambah laper" kata tasya sambil duduk.

"yaudah lo makan dulu sana! Ntar kalo udah habis, gue mau ceramah"

"serah lo deh steeev serah looooo!" Tasya sudah kesal, dan sekarang dia makan dengan perasaan kesalnya itu,hingga dia tidak peduli apa kata santri santri yang ada disitu karena kelakuan dia.

"udah selesai makanya?" tanya Steven saat Tasya baru saja berdiri dari duduknya.

"udeh! Nih cuci yang bersih!" kata Tasya sambil memberikan piringnya kepada Steven.

"Alhamdulillah.. Udah selesai, sekarang waktunya nyeramahin Tasya" kata Steven sambil mengelap tangannya.

Tasya sudah duduk di tempatnya tadi, dia sudah siap untuk mendengarkan ceramah dari Steven, dia hanya berharap Ceramahnya Steven tidak terlalu panjang.

Steven duduk di depan Tasya, mereka hanya terpisah dengan meja yang lumayan besar.

"dengerin ya! Sabar itu nggak ada batesnya, jadi kalo lo di bikin jengkel se jengkel jengkelnya dan lo marah, berarti itu lo masih belom sabar, lo harus lebih banyak belajar tentang kesabaran yang selalu lo ucapin itu, inget ya! Sabar itu nggak ada batasnya, garis bawahin tuh"

"oooo.. Gitu ya? Baiklah ustad Steven.. Saya akan menggaris bawahi kalimat itu" kata Tasya sambil tersenyum.

"apa bunyi kalimatnya?"

"Sabar itu tidak ada batasnya"

"APA???? Gue nggak denger??"

"SABAR ITU TIDAK ADA BATASNYA!!!! Puas?"

"sip deh kalo gitu"

"Serah lo deh, gue cabut dulu, Assalamu'alaikum!" sambil berdiri dan berjalan untuk keluar dari dapur.

"iya iya Wa'alaikumsalam!! Kalo perlu dicatet ya!" dan dijawab dengan acungan jempol oleh Tasya. 

Tasya pun berjalan dengan terus mengelus elus dadanya dan selalu bilang "sabaaar sabaaar sabaaar". Bahkan saat sudah sampai di kamar, dia langsung membereskan barang barangnya dengan sabaaaar. Jasmine dari tadi melihatnya dengan tatapan sinis dan Tasya pun mulai berdoa dengan keras. 

"Ya Allah.. Jauhkanlah hambamu ini dari para Syaiton syaiton yang selalu menggoncangkan hati, fikiran, dan kesabaran saya Ya Allah.. Hanya engkau lah tempat ku mengadu.. Semoga syaiton syaiton ini lenyap dari dunia ini secepatnya agar tidak mengganggu manusia yang lain, Ya Allah.. Tolong kabulkanlah doa hambamu ini, Aamiin Ya Robbal 'Alamin" Tak lupa Tasya pun menambahkan doa sapu jagad. Karena Doanya itu, dia menjadi senyum senyum sendiri, karena dia berhasil membuat Jasmine tidak menatapnya lagi.



Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang