Setelah kejadian tertangkapnya Tina oleh Jordan dan Shane, kemudian Zava dan Levin mengurus Bimo, pria yang selama ini membantu Tina menjalankan aksinya
Mereka menunggu Bimo dirumah sambil bermanja meluapkan semua rasa rindu, malam hari tepat pada pukul 22.00, Bimo datang. Zava dan Levin menunggu dibalik pintu dengan memegang satu balok kayu yang siap dilayangkan untuk memukul Bimo seperti yang telah dilakukannya pada Zava
Setelah berhasil membuat Bimo tak sadarkan diri, mereka membawanya ke gudang dan mengikatnya menggantung menggunakan tali rafia untuk tangan dan ranting besi di pergelangan kakinya
"Vin, kemana bibi ? Beberapa hari disini aku tak melihatnya" ucap Zava sambil menyiapkan beberapa alat didapur
"Ia diberhentikan oleh Tina, selama aku sakit Tina lah yang mengambil alih rumah ini dengan Bimo itu, akupun kesal karena bibi sudah ku anggap seperti ibu ku, ia sudah lama bekerja dengan ku dan Tina dengan mudahnya memberhentikan bibi" jelas Levin membantu Zava menyiapkan alat yang dibutuhkan
Zava telah menyiapkan minyak panas dalam mangkuk dan membawanya ke gudang, Zava membungkus tangannya dan perlahan ia mencipratkan minyak panas itu ke wajah Bimo agar ia sadarkan diri, cipratan minyak panas itu membuat wajah Bimo memerah dan melepuh perlahan
Beberapa cipratan belum membuat Bimo sadar, Zava yang merasa tidak sabar mendengar rintihan kesakitan akhirnya menyiramkan minyak panas itu dari atas kepala Bimo dan sontak hal itu membuat Bimo terbangun karena merasakan perih dan panas yang menyakitkan
Bimo mengeluarkan rintihan kesakitan nya yang disambut tawa pecah oleh Zava dan senyum bahagia oleh Levin yang melihat Zava tertawa lepas
"Ayo kita bermain Bimo, wajah tampan mu kini telah melepuh karena ku siram minyak panas" ucap Zava memegang wajah Bimo jijik dengan jari telunjuk nya
"Sayangnya Tina sudah ditangkap oleh kakak ku dan dibawa ke kantor polisi untuk dipenjara jadi aku tidak bisa menyiksanya tapi karena ada kau disini jadi kau saja yang menanggungnya yaa" lanjut Zava sambil membuka kemeja yang dipakai oleh Bimo
Zava mengambil gunting kecil yang sudah tumpul dan sedikit berkarat di meja gudang itu lalu menggunakannya untuk menggunting puting yang ada di dada bidang Bimo
"Tidak! Zava! Aku mohon ampuni aku!" Bimo merintih merasakan perih pada kepala dan wajah dan rasa sakit akibat gunting yang tumpul pada puting nya
"Teruskan saja rintihan mu, aku senang mendengarnya" ucap Zava terus melanjutkan aksinya
"Levin, kau tak ikut ?" Tanya Zava melihat Levin hanya menyaksikannya duduk di kursi sebelah kiri Zava
"Kau nikmati sajalah, aku tau kau sangat rindu melakukan itu" ucap Levin merebahkan tubuhnya di kursi panjang
"Baiklah" sahut Zava melanjutkan aksinya
Bimo terus merintih beriringan dengan cucuran darah dari puting yang sedang digunting oleh Zava, butuh waktu yang cukup lama karena yang digunakan adalah gunting tumpul yang sudah berkarat
"Waw darah ini, aku rindu" ucap Zava mengambil sedikit darah dengan jari dan menjilatinya
Sudah berhasil satu puting yang terpotong, Zava menjeda nya dengan mengambil beberapa jarum jahit dan peniti untuk ditusukkan ke perut Bimo
"Zava tolong hentikan, aku mohon! Aku tidak kuat lagi, itu sangat menyakitkan!" Bimo terus memohon kepada Zava sambil menggerakkan tubuhnya agar terhindar dari Zava
"Terus saja gerakkan badanmu, itu akan sangat membantuku" Zava terus menusukkan jarum dan peniti yang ada di genggaman nya
"Kaki ku kenapa perih sekali, Zava kau mengikat kaki ku dengan ranting besi ?!" Bimo histeris melihat pergelangan kaki nya yang sudah bercucuran darah karena gerakannya yang membuat ranting besi itu melukai kaki nya dengan lebih dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat ( New Life )
Mystery / ThrillerZavanya Clara Putri Seorang gadis lugu yang memiliki masa kecil sangat menyenangkan, dengan kedua orang tua yang sangat menyayangi nya Tetapi semua nya berubah ketika lahir adik nya yang benama Selena Zahrani Uti, kedua orang tua nya hanya mementing...