Satu bulan lebih sudah Zava dan Levin berada didalam sel tahanan, menjalani hidup didalam ruang yang sempit dan kurangnya udara segar. Sampailah waktu nya pada persidangan penentuan hukuman untuk Zava dan Levin.
Mereka digiring ke ruang persidangan dengan pengawalan yang ketat agar tidak dapat melarikan diri. Zava dan Levin melakukan persidangan dengan ruangan berbeda menghilangkan kemungkinan untuk mereka bekerja sama melarikan diri.
Jordan, Mark dan Veelan dan istrinya, Elda datang menghadiri persidangan putusan Zava dan Levin. Jordan sebagi saksi dan Elda sebagai ibunda dari Shane yang juga korban Zava, mereka berdua menjadi pemberat hukuman dalam persidangan Zava. Lalu Mark dan Veelan sebagai saksi dan juga ayah dari Shane menjadi pemberat hukuman dalam persidangan Levin, dan juga ada beberapa orang kerabat korban Zava lainnya yang sudah dihubungi oleh Jordan untuk datang dalam persidangan.
PERSIDANGAN ZAVA
Jaksa penuntut umum, Penasehat hukum, Hakim ketua dan para pengunjung sidang sudah memasuki ruangan sidang dan bersiap untuk memulai persidangan.
Hakim ketua membuka sidang dengan mengetuk palu tiga kali dan mempersilakan kepada penuntut umum untuk membawa masuk terdakwa masuk ke dalam ruang persidangan dan dipersilakan duduk di kursi pemeriksaan
"Terdakwa, apakah anda dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti persidangan ?" tanya hakim ketua
Tak ada jawaban dari Zava, ia hanya duduk lemas dengan kepala tertunduk lesu
"Terdakwa dengan nama Zavanya Feehily atau Zavanya Clara Putri, umur 20 tahun, beralamat di Jl. Elang no. 5, mahasiswi" jelas hakim ketua
"Jangan pakai nama Feehily, tidak sudi nama keluarga ku ada dibelakang nama pembunuh !" ucap Jordan penuh emosi
"Apakah terdakwa di dampingi penasihat hukum ?" tanya hakim ketua
Zava hanya menggelengkan kepalanya
Hakim ketua memutuskan untuk menunjuk salah satu penasihat hukum untuk mendampingi Zava, awalnya penasihat hukum itu keberatan tapi ketika melihat Zava lebih dekat dan merasa ada yang salah maka penasihat hukum itu pun bersedia
Selanjutnya hakim ketua membacakan surat dakwaan yang berisi semua kejahatan yang sudah dilakukan oleh Zava
"Aku melakukan itu karna aku dendam selalu di bully dan orang tua ku pilih kasih" ucap Zava perlahan menanggapi surat dakwaan yang dibacakan oleh hakin ketua
"Izin bicara hakim ketua, terdakwa hanyalah korban pembullyan yang sepertinya sudah mempengaruhi kondisi jiwanya" ucap penasihat hukum Zava
"Izin bicara hakim ketua, tapi tidak seharusnya ia melakukan pembunuhan" ucap Jordan
"Saya ingin ia dihukum mati pak hakim" ucap Elda dengan isak tangisnya
Zava tiba – tiba tertawa lirih dan semakin terdengar ke seluruh ruangan sidang membuat semua orang yang hadir disana merasa aneh dan ketakutan
"sepertinya terdakwa memang mengalami sakit jiwa hakim ketua" ucap penasihat hukum Zava
Tidak ingin membuat sidang menjadi lebih lama, ketika semua pihak sudah mengajukan keberatan nya dan ditemukan solusi nya maka sampailah pada pembacaan tuntutan pidana untuk Zava
"Mengadili – Menyatakan Terdakwa ZAVANYA CLARA PUTRI BINTI ( Alm ) BASRO terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana PEMBUNUHAN BERENCANA ; - Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ZAVANYA CLARA PUTRI BINTI (Alm) BASRO oleh karena itu dengan pidana penjara selama 20 ( dua puluh ) tahun; - Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; - Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan ; - sehubungan karena terdakwa mengalami gangguan jiwa maka terdakwa ditahan dalam penjara Rumah Sakit Jiwa untuk diberikan rehabilitasi" jelas jaksa penuntut umum membacakan hasil putusan hukuman untuk Zava
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat ( New Life )
Mystery / ThrillerZavanya Clara Putri Seorang gadis lugu yang memiliki masa kecil sangat menyenangkan, dengan kedua orang tua yang sangat menyayangi nya Tetapi semua nya berubah ketika lahir adik nya yang benama Selena Zahrani Uti, kedua orang tua nya hanya mementing...