"Kamu ngapain?" Suara familiar itu langsung membuat Nicholaa terlonjak kaget di kursinya dan refleks memasukkan ponselnya ke dalam saku celana kainnya. Ia memutar kursi ke arah Pieter dengan gerakan yang terlihat salah tingkah kemudian tersenyum kaku.
"Halo, Pak," sapa Nicholaa kemudian berdiri. Pertama, Nicholaa bukan tipe yang pandai berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Jika jantungnya berdegup sangat kencang, itu berarti bukan pertanda baik sebab Nicholaa refleks akan bertingkah konyol. Seperti kejadian kali ini, ia begitu konyol menyapa Pieter yang notabenenya adalah mahkluk yang sedang dijauhinya.
"Saya mau istirahat makan siang dulu," ujar Nicholaa lagi kemudian melangkahkan kakinya melewati Pieter.
Namun, Pieter langsung melingkarkan tangannya di pergelangan tangan babu elegannya itu dan memutar tubuh Nicholaa. Nicholaa agak sedikit oleng ketika mendapati tubuhnya berputar di luar kehendaknya. Dirinya mendapati Pieter tengah memakukan tatapan ke arah saku celana, tempat ponselnya bernaung.
"Saya tanya, kamu ngapain tadi?" tanya Pieter lagi dengan nada memalak.
"Saya..." Nicholaa mendongak menatap Pieter dan kehabisan kata katanya. Akan sangat memalukan jika Nicholaa mengakui perbuatannya tadi.
Ayolah, otak, jangan goblok sekarang!
"Saya itu..." Belum sempat Nicholaa menyelesaikan ucapannya, Pieter sudah terlebih dahulu menarik ponsel yang berada di sakunya. Pria itu membuka ponselnya dengan mudah, sebab Nicholaa memang tidak memasang kata sandinya. Ia sering lupa dengan kata sandi yang dipasangnya. Nicholaa pernah sampai harus ke Help Centre hanya untuk mengatasi masalah kata sandi tersebut. Tetapi kalau begini kasusnya, lebih baik Nicholaa memasang kata sandinya dan pergi ke Help Centre daripada Pieter memergoki isi ponselnya.
Nicholaa menarik tangan Pieter sambil merengek pada pria itu memintanya mengembalikan ponsel. Namun, Pieter malah membelakangi Nicholaa kemudian mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Pieter terkejut sekaligus tertawa geli ketika mendapati ternyata Nicholaa tengah mengisi biodata aplikasi dating online-nya tadi.
"Pak kembaliin! Nggak lucu!" seru Nicholaa kesal sambil berusaha menggapai-gapai ponselnya.
"Nama, Nicholaa Antonetta Djatmika," baca Pieter keras-keras. "Wah, pembohongan publik ini namanya. Seharusnya nama kamu itu Anton Babu Pieter."
"Pak..." Nicholaa ingin sekali mengubur dirinya hingga ke dasar bumi sebab dirinya sangat malu sekarang karena pria itu mengorek privasinya.
"Suka bersosialisasi dan orang yang sangat menyenangkan," Pieter tidak dapat menahan tawanya ketika membaca biodata itu. Pundaknya refleks menurun karena tertawa geli sehingga Nicholaa mampu meraih ponsel itu dari tangannya. "Seingat saya, Anton. Kamu orang paling tertutup dan pemarah di kantor ini," komentar Pieter di sela tawanya.
"Bodo amat," ucap Nicholaa kesal kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berjalan ke arah lift.
Pieter berlari mengikuti Nicholaa ke arah lift dengan tawanya yang masih belum reda. Nicholaa langsung merapatkan dirinya dengan sudut lift agar terhindar dari virus Pieter sejauh yang ia bisa. Namun, pria itu malah bersandar di sebelahnya sambil tersenyum penuh arti.
"Masa gitu aja ngambek," ucap Pieter sambil menusuk pipi Nicholaa dengan jari telunjuknya.
Tuh kan brengseknya keluar!
Anton menoleh ke arah dinding lift dan bersikeras tidak mau melihat Pieter. Pria itu juga bersikeras menyentuh pipinya dengan ujung jari telunjuknya sambil terus menggoda Nicholaa. "Anton... Cantik deh. Jangan ngambek dong. Nanti tambah sayang."
Nicholaa menggeleng sekilas tanpa mau melihat wajah Pieter yang super ngeselin itu. Pieter malah semakin tertawa geli kemudian menyentuhkan jemarinya ke dagu Nicholaa dengan lembut namun sekilas. Sentuhan itu membuat Nicholaa terlonjak kaget kemudian langsung memukul lengan Pieter dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIN-LOSE SOLUTION ✔
RomanceMay contain some mature scenes (Tamat) Hidup Nicholaa Antonetta Djatmika benar benar sudah berada di ujung tanduk. Masa depannya kini suram semenjak ia di drop out dari universitasnya. Ia menutup rapat rapat hal itu, sebab keluarganya tidak akan sen...