Dimohon kebijaksanannya...
***
Pieter menggerakkan bibirnya di bibir Nicholaa berusaha merilekskan wanita itu. Ia menaikkan jemarinya ke leher Nicholaa yang sedari tadi memang sangat ingin disentuhnya. Nicholaa begitu takut untuk menutup matanya sebab ia khawatir akan apa yang dilakukan Pieter pada tubuhnya. Sialnya lagi, Nicholaa tidak kuasa untuk menolak pria itu apalagi ciumannya yang terasa begitu lembut. Pieter menelusurkan jemarinya pada sepanjang garis leher Nicholaa hingga membuat wanita itu mengerjap kaget. Pieter memanfaatkan kesempatan itu dengan memperdalam ciuman mereka.
Pieter membuka matanya kemudian dan mendapati Nicholaa masih menatapnya dengan tatapan takut. Ia melepaskan pertautan bibir mereka kemudian tersenyum tipis.
"Jangan takut. Aku nggak gigit, kecuali kamu yang minta," bisik Pieter pelan.
Nicholaa mencoba untuk merilekskan diri dan menutup matanya. Melihat respon Nicholaa yang positif, Pieter menunduk kemudian mencium bibir wanita itu dengan lembut. Saat itulah, Nicholaa merasakan sensasi yang teramat asing namun menyenangkan menyebar di seluruh tubuhnya. Pria itu memainkan bibirnya dengan gerakan yang tepat dan menuntut. Pieter menuntun bibirnya dengan lembut hingga membuat Nicholaa tidak puas dengan ciuman yang manis. Pieter mengerti akan hal tersebut dan menggerakkan bibirnya dengan gerakan yang lebih menuntut dan agresif.
Tangan Nicholaa tidak lagi berada di pinggiran meja melainkan sudah diatas pundak Pieter. Ia mencengkeram kemeja Pieter dengan teramat kuat hingga membuat kemeja pria itu kusut. Pieter menarik pinggang Nicholaa mendekat hingga tidak tersisa jarak lagi diantara mereka. Dalam sekali gerakan, Pieter menaikkan Nicholaa keatas meja. Karena gerakan tersebut, rok Nicholaa naik hingga mencapai setengah pahanya.
Namun, wanita itu masih enggan membuka kakinya dan membiarkan Pieter berdiri diantaranya. Nicholaa merapatkan kedua kakinya sehingga menyulitkan Pieter untuk melanjutkan ciumannya.
Tangan Pieter yang berada di rambut Nicholaa kemudian turun hingga ke paha wanita itu. Nicholaa berjengit kaget dalam ciumannya ketika merasakan tangan kasar menyentuh kulit polosnya yang sangat sensitif apalagi di daerah kaki. Alhasil, ciuman keduanya berhenti dan mereka saling menatap satu sama lain. Deru nafas keduanya masih berat dan terkesan terburu buru seperti habis berolahraga.
Pieter menunduk lagi dengan segera ke arah rahang Nicholaa, tidak membiarkan wanita itu tersadar akan apa yang sedang mereka lakukan. Pieter mencium sepanjang garis rahang Nicholaa dengan lembut. Lagi lagi, Nicholaa tidak bisa berpikir dan ia begitu terlena akan sentuhan Pieter padanya, padahal seharusnya ia tidak boleh merasakan hal tersebut. Itu adalah perasaan paling terlarang yang pernah ia rasakan pada bosnya.
Tangan Pieter kembali bergerak di paha Nicholaa dan berusaha untuk membuka kakinya dengan lembut. Nicholaa masih enggan dan canggung untuk membuka kakinya yang mana hanya ditutupi rok.
"Jangan..." bisik Nicholaa takut.
"You'll be fine. I promise," balas Pieter seolah menyadari ketakutan Nicholaa.
Pieter menunduk dan mencium sepanjang leher Nicholaa sambil menghembuskan nafas untuk menggelitik bulu roma wanita itu. Ia kembali mencoba untuk membuka kaki Nicholaa dan kini berhasil walaupun wanita itu masih ragu ragu. Pieter membuka kaki Nicholaa cukup lebar hingga membuat wanita itu bergerak tidak nyaman sambil mencengkram pundaknya.
"Kamu ngapain?" Bisik Nicholaa lagi was was.
"Teach you how to please me in the right way." Balas Pieter sambil tersenyum miring.
Pieter langsung menempatkan dirinya diantara kedua kaki Nicholaa yang menggantung di meja kerjanya. Kali ini, ia bisa melihat wajah wanita itu lebih dekat dan merasakan kehangatan tubuh sekretarisnya secara langsung. Rok Nicholaa sudah mencapai puncak pahanya hingga membuatnya semakin tidak nyaman dalam posisi intim itu bersama bosnya. Catat dan garisbawahi. Bosnya. Pieter Alexander Natadikusuma.
Tanpa berbasa basi lebih panjang, Pieter langsung menunduk dan melanjutkan mencium bibir Nicholaa lagi. Ia menenggelamkan jemarinya dalam rambut Nicholaa untuk memperdalam ciuman mereka. Ciuman itu semakin panas dan menipiskan oksigen diantara mereka. Nicholaa menarik kerah kemeja Pieter agar ia bisa merasakan seluruh bibir pria itu di bibirnya. Tangan Nicholaa kemudian turun ke arah kancing kemeja bosnya. Dengan perlahan tapi pasti, Nicholaa melepaskan satu persatu kancing kemeja pria itu. Ketika sampai di kancing keempat, ia seolah tersadar dengan apa yang dilakukannya. Nicholaa menghela nafas kaget lalu langsung menggigit bibir bawah Pieter dengan cukup keras hingga membuat pria itu mengaduh.
"Kamu nggak perlu menggigit bibir aku kalau mau berhenti. Cukup katakan saja, aku mengerti, Anton." Gerutu Pieter sambil memegang bibirnya yang agak sedikit bengkak.
"Aku nggak yakin kamu mau berhenti kalau aku nggak gigit bibir kamu," jawab Nicholaa sambil menatap perbuatannya pada kemeja Pieter yang empat kancingnya telah ia buka.
Pieter mengikuti arah pandang Nicholaa ke kemejanya kemudian tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian menunduk lagi kemudian berbisik. "Oh, look who is the naughty girl, now. Interesting."
Seketika itu juga pipi Nicholaa merona karenanya. Ia meringis kecil karena menyesal telah melewati batas kesadarannya. Pieter hanya bisa tersenyum tipis kemudian menunduk lagi dan mencium leher Nicholaa dan meninggalkan jejak panas disana. Nicholaa merinding karenanya dan langsung berbisik di telinga Pieter. "Stop it!"
"Say please, Anton."
Nicholaa memutar bola matanya malas kemudian berucap lagi, "Please stop it."
Pieter tidak kuasa menahan senyum sumringahnya ketika menjawab, "Baiklah."
Pieter memberikan kecupan lama di pundak Nicholaa kemudian menjauhkan wajahnya dari tubuh sekretarisnya itu. Pieter melingkarkan tangannya di pinggang Nicholaa dan mengangkat wanita itu turun dari meja kerjanya. Ia menurunkan rok Nicholaa yang sudah mencapai puncak paha wanita itu. Nicholaa masih terdiam ketika Pieter merapikan bajunya dan beralih pada rambutnya.
"Rambutmu tersangkut di anting," ucap Pieter sambil berusaha menguraikan rambut Nicholaa yang terlilit di anting panjang wanita itu.
Nicholaa mendorong dada Pieter menjauh dan mengatakan bahwa ia akan mengurainya sendiri di rumah, namun pria itu masih bersikeras melakukannya. Nicholaa bisa merasakan nafas pria itu di lehernya. Berat dan menderu.
"Kenapa kamu menciumku?" Tanya Nicholaa blak blakan.
"Itu bagian dari kencan buta kita malam ini."
"Memangnya ada orang yang langsung berciuman saat pertama kali kencan buta?"
"Ada. Contohnya kita."
Nicholaa mengerutkan kening tidak setuju kemudian menjawab. "Itu sangat tidak logis. Itu bukan alasan, Pieter."
"Memangnya ada yang logis dari hubungan kita?" Tanya Pieter terang terangan sambil menguraikan anting tersebut dari rambut Nicholaa dengan lembut.
"Yang tidak logis disini itu kamu."
"Dan kamu penyebab kenapa aku menjadi tidak logis," balas Pieter santai. "Impas kan?"
TBC...
Terima kasih yang udah memberikan komentar dan dukungannyaa...
Lagi dong hehehehehe....
KAMU SEDANG MEMBACA
WIN-LOSE SOLUTION ✔
RomanceMay contain some mature scenes (Tamat) Hidup Nicholaa Antonetta Djatmika benar benar sudah berada di ujung tanduk. Masa depannya kini suram semenjak ia di drop out dari universitasnya. Ia menutup rapat rapat hal itu, sebab keluarganya tidak akan sen...