MISEL 16| Baikan

3.8K 160 10
                                    

Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman klean ikutan baca yes.

Happy Reading~~

•••
Akhirnya senyumku tak lagi tentangmu. Tawaku tak lagi mengingat tentangmu. Pusat bahagiaku pun memilih tempat lain. Dan pada akhirnya, lukaku bukan lagi karenamu.

~Misela Angel~
•••

Bel istrahat berbunyi, pak Budi telah keluar kelas, para siswa-siswi berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi kekosongan perut yang cacingnya sudah meronta-ronta minta diberikan asupan makanan.

Ardit hanya diam di bangkunya, memerhatikan punggung Misel yang berada tepat di depannya. Misel terlihat sedang fokus membaca novel.

Ardit bangkit dari posisi duduknya, setelah memastikan kelas sepi ia berjalan ke depan duduk tepat di samping Misel yang tak merasa terganggu sedikitpun oleh deritan kursi yang bergeser. Misel seakan menulikan telinga dan berusaha tetap fokus membaca novelnya.

Setelah mendapat posisi ternyaman, Ardit sedikit melirikkan mata ke arah Misel. Benar-benar Misel tak menganggapnya ada. Merasa menjadi kacang Ardit segera bersuara.

"Misel," panggilnya dengan suara lembut.

Misel masih diam. Ia sibuk membalik kertas novelnya.

"Misel, boleh lihat aku sebentar?" pinta Ardit.

Misel menghela napas kemudian dengan malas menolehkan kepala. Ia menatap Ardit tanpa mengucapkan sepatah kata. Ia hanya menaikkan sebelah alis tanda bertanya.

Ardit memutar duduk menjadi sepenuhnya menghadap Misel. "Aku minta maaf ya?" Ardit menatap mata teduh Misel, ia dapat melihat kilatan kekecewan lewat tatapan gadis itu.

"Aku mengakui kesalahan aku kemarin. Aku gak pernah bermaksud ninggalin kamu apalagi berniat kecewain kamu."

Misel masih tak bersuara, ia berusaha sekuat tenaga menahan gejolak di dadanya.

Ardit mengatur napasnya. Dadanya kembali nyeri saat Misel hanya menatapnya.

"Misel plis, maafin aku," ucapnya dengan suara pelan. "Aku gak bisa kalo kamu cuekin, Sel. Dada aku nyeri banget," lanjutnya menundukkan kepala, ia menekan dadanya menggunakan ibu jari.

Misel berusaha tersenyum. "Lo gak salah kok, gue juga gak marah. Lagian gue bukan siapa-siapa lo juga Dit, jadi lo bebas deket sama siapa aja kan?" Misel berucap diiringi tawa yang dipaksakan.

"Sel, jangan ngomong gitu. Kamu lupa? Aku calon pacar kamu. Apa mau aku beliin obat pengingat Ardit?" tanya Ardit dengan mimik yang serius namun ucapannya seakan mengajak Misel bercanda.

Misel merasa geli sendiri mendengar penuturan Ardit, ia tak bisa menahan berlama-lama untuk mengabaikan cowok itu. Ia juga merindukan sikap lain dari Ardit. Tapi bagaimana pun ia masih sedikit kecewa dengan lelaki itu.

"Apaan sih Dit, receh banget," ucap Misel setengah menahan senyum, ia masih malu. Bisa-bisanya hatinya luluh secepat itu.

Ardit tidak membiarkan Misel berkata banyak. Cowok itu langsung merengkuh tubuh gadis itu. Sudut matanya kembali berair saat Misel membalas pelukannya. Ia menyembunyikan wajahnya di bahu Misel.

MISEL [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang