Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman klean ikutan baca yes.Happy Reading~~
•••
Bukannya aku mau menghapus kenangan kita, aku hanya ingin menghapus kenangan saat kau membuatku kecewa. Aku hanya akan mengingat bahwa dulu aku pernah bahagia bersamamu.~Misela Angel~
•••"Misel, jujur aja sama aku. Kalo pun kamu belum suka sama aku, aku bakal coba lebih keras lagi." Ardit berucap lembut mencoba meyakinkan Misel.
Misel semakin dibuat deg-degan dengan penuturan Ardit.
"Jadi gini.. Gimana ya ngomongnya." Misel masih mengulur-ulur waktu yang membuat Ardit semakin gelisah.
"Bang, Neng? Gak turun?" Sebelum Ardit kembali berucap, mas-mas komedi putar mengintrupsi percakapan mereka.
Ardit langsung melepaskan tangan Misel yang sedari tadi ia genggam. Mempersilahkan Misel turun lebih dulu.
Ardit yang masih penasaran dengan jawaban Misel merasa frustrasi sendiri, ia kemudian menarik tangan Misel untuk mencari tempat duduk. Pokoknya ia harus mengetahui jawaban Misel, kekepoannya sudah sampai ke tulang-tulang.
Mereka telah duduk disalah satu stand penjual bakso.
"Mau makan dulu, gak?" tanya Ardit.
Misel menggeleng.
Ardit menghembuskan napas berulang kali begitupun dengan Misel. "Jadi gimana Misela Angel? Apakah kamu sudah suka sama aku?" tanya Ardit gemass karena sedari tadi ia hanya digantung dengan jawaban berbelit-belit Misel. Emang digantung itu enak apa? :(
Misel terkekeh pelan melihat raut wajah Ardit yang sudah ditekuk sedari tadi. Misel kemudian menatap manik mata Ardit dengan tatapan tulus.
"Sebenarnya aku malu ngomong ini sama kamu, tapi karena ngeliat muka kamu yang udah seperti kertas lecek, aku jadi berani ngomong," ucap Misel kemudian menghela napas panjang sebelum melanjutkan.
"Aku udah suka sama kamu, gak tau sejak kapan." Misel menghentikan ucapannya, menantikan ekspresi Ardit selanjutnya. Namun pemuda itu bergeming dengan pandangan lurus ke arahnya.
Misel melambaikan tangan di depan wajah Ardit, mungkin saja Ardit tengah kerasukan setan pasar malam.
"Ardit kamu dengar aku kan?" tanya Misel masih sambil melambaikan tangannya. Namun lambaian itu terhenti ketika tangan Ardit menggapainya.
Ardit yang jiwanya sudah kembali tanpa aba-aba langsung berjingkrak heboh. Ia tidak salah dengar kan? Misel suka padanya kan?
"Ardit kamu kenapa? Gak malu diliatin orang?" Misel berucap sambil memandangi orang-orang yang menatap mereka aneh.
"Sel, kamu beneran kan? Gak becanda kan? Aaaaaa akhirnya perasaanku terbalaskan Ya Allah. Thanks god." Ardit tak menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya ia hanya ingin berteriak sekencang mungkin sekarang.
"Dit, duduk dulu Aku belum selesai ngomong," pinta Misel yang otomatis menghentikan kehisterisan Ardit.
Ardit pun kembali duduk di samping Misel, tak lupa tangannya meraih tangan Misel untuk ia genggam kemudian menyimpannya di pipi sebelah kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Novela JuvenilCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...