Maaf lagiii baru sempat up😭 anak semester tua ini sibuk banget di rl huhuhu. Makasih tetap ditunggu.
Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.Happy Reading~~
°•°
Jangan cemas. Semua pasti akan baik-baik saja.~Arditya Purnama~
•°•"Ada apa, Ayah?" tanya Ardit ketika berada di dalam mobil.
Rangga tidak menjawab pertanyaan Ardit, ia langsung menjalankan mobilnya membelah jalanan Ibu Kota yang padat di malam hari.
"Bun." Ardit masih mencoba mencari tahu, ada apa sebenarnya antara kedua orang tua Misel dan kedua orang tuanya.
Shinta berbalik memberikan senyuman kepada putra sulungnya, memberikan kode kepada Ardit agar jangan dulu bertanya. Melihat wajah suaminya sekarang sangat menyeramkan.
Dita yang berada di samping Ardit hanya mengelus lengan Abangnya memberikan kekuatan. Ardit mengacak rambutnya kasar, sia-sia ia membuat rambutnya serapih mungkin malam ini.
Keheningan tercipta di dalam mobil itu, Ardit sudah tidak bertanya lagi. Ia berusaha meredam semua pertanyaan untuk Ayah dan Bundanya. Ardit memutuskan memejamkan mata, berharap semuanya akan baik-baik saja.
Kenapa jadi rumit gini sih?
•••
Mereka sudah sampai di rumah, Rangga duduk di sofa diikuti Shinta di sampingnya. Shinta mengelus lengan suaminya agar Rangga bisa menahan emosi. Lagian semua hanya masalalu.
Ardit ikut duduk dengan lunglai di depan Rangga dan Shinta. Dita duduk di samping Ardit sambil memeluk Abangnya dari samping.
"Jelasin ke Ardit, Yah. Ada apa sebenarnya?" Suara Ardit melemah, seakan tenaganya sudah habis terkuras.
Ardit dengan sabar menunggu Ayahnya mengeluarkan suara.
"Misel anaknya Dewa?" Bukannya menjawab pertanyaan Ardit, Rangga malah balik bertanya.
"Iya, Ayah."
"Mulai sekarang, Ayah gak mau kamu berhubungan dengan keluarga mereka Dit," ujar Rangga tegas yang membuat jantung Ardit serasa dihantam batu besar.
"Aku gak bisa, Yah. Aku sayang Misel." Baru kali ini Ardit berani membantah ucapan Rangga, seumur hidupnya apapun yang dikatakan Ayahnya akan dia turuti. Tapi tidak dengan yang satu ini.
"Kamu sudah berani bantah Ayah, Dit?" tanya Rangga menaikkan suaranya.
"Bukan gitu, Yah." Ardit menjambak rambutnya frustrasi. "Aku gak bisa tanpa Misel," ucapnya lirih.
"Mas, jangan sangkut-pautkan masalah kita sama anak-anak. Semuanya sudah berlalu, Mas," kata Shinta yang menatap tidak tega kepada Ardit yang terlihat sangat kacau.
"Gak bisa, Bun. Apapun yang berhubungan dengan Dewa, Ayah gak setuju," ujar Rangga seraya bangkit. Sebelum pergi, ia menatap Ardit yang balas menatapnya dengan sorot memohon. "Kalo kamu sayang sama Bunda, jauhin anak Dewa."
Ardit lemas mendengar ucapan Ayahnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang, ia tidak bisa begitu saja meninggalkan Misel. Tidak akan pernah bisa.
"Kamu tenang ya, Dit. Besok Bunda akan jelaskan masalahnya. Bunda mau bujuk Ayah dulu," kata Shinta mengikuti Rangga yang sudah masuk ke kamar.
"Abang harus kuat ya?" Dita semakin mengeratkan pelukannya kepada Ardit.
"Kenapa jadi berantakan gini, Dek," ucap Ardit lirih dengan mata yang sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Teen FictionCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...