Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.Happy Reading~~
•••
Aku tidak bahagia, aku terluka, melihat kamu bahagia bukan karenaku lagi. Maafkan aku pernah membuat senyum manismu hilang. Ternyata menyia-nyiakanmu sesakit ini.~Leonald Aderal~
•••Ardit sekarang sedang berada di belakang kelas bersama teman-teman cowoknya. Lelaki itu sedang asik bermain game online di ponselnya. Dia mengabaikan Misel yang sedang mengerjakan sesuatu di mejanya.
Misel tidak marah diabaikan, tidak seperti kebanyakan perempuan jika ditinggal bermain game oleh pacarnya mereka akan ngambek. Sepertinya Misel kelebihan belaian makanya tidak pernah marah kalau Ardit lebih memilih bermain game.
Menurutnya yang penting Ardit senang, dia mengerti lelaki itu juga butuh hiburan. Dari tempatnya duduk, Misel dapat mendengar umpatan yang dilontarkan teman cowoknya di belakang kelas.
You know lah kalo cowo main game itu gimana?
Misel menghentikan kegiatannya sejenak, ia melirik ke belakang kelas untuk melihat Ardit yang tengah serius sesekali lelaki itu juga menarik sudut bibirnya atau kegirangan ketika ia berhasil membunuh lawan.
Memang sekarang jam kosong, sementara anak cowok bermain game anak cewek malah sibuk ngerumpi, dandan, bahkan ada yang tidur. Sedangkan Misel menggunakan jam kosong untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang semakin banyak mendekati waktu ujian semester. Dia juga menyiapkannya lebih dulu karena Ardit sering bertanya kepadanya soal-soal yang tidak dimengerti laki-laki itu.
Terkadang juga mereka kerja tugas bersama lewat online. Meski diselingi recehan atau gombalan Ardit. Tetapi itu justru menambah semangat bukan?
Misel dengan cepat mencatat kembali jawaban yang telah ia temukan, perutnya sudah keroncongan meminta untuk segera diberi asupan.
Misel bangkit dari duduknya membiarkan Icha menunggunya di pintu kelas sedangkan ia menghampiri Ardit.
"Dit?" panggil Misel.
"Kenapa, Sel?" Ardit menjawab tetapi tatapannya masih fokus ke layar ponsel. Ia sedang serius menghabisi lawan.
"Kamu gak ke kantin? Makan dulu, mainnya bisa ntar lagi kan?" kata Misel, ia bisa melihat jari Ardit bergerak lincah di atas ponselnya.
"Bentar dulu Sel, nanggung banget," sahut Ardit yang membuat Misel geregetan karena ia ingat Ardit tadi bilang tidak sarapan karena bangun kesiangan.
"Udahlah, Sel. Duluan aja Ardit kenyang kok. Jadi cewek jangan terlalu ngekang." Kevin ikut bersuara, lelaki yang duduk di samping Ardit itu sepertinya kalah dan sedang menunggu pertandingan selanjutnya.
Misel sedikit tersinggung dengan ucapan Kevin tapi ia tidak terlalu masukkan ke dalam hati.
"Tinggal aja, Sel," ujar Revan yang sama seriusnya seperti Ardit.
"Ih Ardit!" Misel merasa gemas sendiri dengan Ardit. "Tadi katanya gak sarapan."
"Belum laper kok Misel," balas Ardit.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Teen FictionCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...