MISEL 18| Izin

3.5K 138 0
                                    

Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman klean ikutan baca yes.

Happy Reading~~

•••
Aku selalu berharap suatu saat nanti akan ada seseorang yang akan mencintaiku dengan tulus. Pada akhirnya, kamu pun hadir mewujudkan harapanku.

~Misela Angel~
•••

Ardit memarkirkan motornya di parkiran sekolah, Misel turun dari motor cowok itu. Hari ini mereka berangkat bersama sebagai sepasang kekasih.

Tadi subuh Misel cepat bangun karena bunyi ponselnya yang terus berdering, siapa lagi pelakunya kalau bukan si bucin Arditya Purnama.

Ardit terus menelponnya padahal jam masih menunjukkan pukul 04.00 subuh, mengingatkannya jika mereka harus berangkat bersama. Awalnya Misel menolak tetapi karena mendengar suara Ardit yang sudah kelewat aneh--merengek, jadilah ia mengiyakan saja agar pemuda itu senang.

Ardit ikut turun dari motornya, merapikan sebentar rambutnya yang berantakan. Tidak lupa juga merapikan rambut Misel yang berantakan karena memakai helm.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas, karena masih pagi sekolah masih sepi hanya ada beberapa siswa siswi yang tergolong rajin yang sudah berada di sekolah.

"Dit, kita kepagian gak sih?" tanya Misel sedikit menoleh kepada Ardit.

"Hm gak pa-pa, biar bisa lama-lama sama pacar. Bisa mojok dulu," jawab Ardit terkekeh geli. Ia meraih jari Misel untuk menyatukan jari mereka.

"Palamu, mojok," cibir Misel ikut tertawa geli.

"Kamu udah sarapan?"

Misel mendengus. "Belum, gimana mau sarapan kalo kamu datang aja aku belum mandi!" jawab Misel mengerucutkan bibirnya.

Ardit terkekeh, ia memang semangat sekali menjemput Misel sampai-sampai ia tidak sadar kalau ia datang terlalu cepat. Mau gimana lagi, ia sudah sangat rindu pada sang kekasih.

"Maaf deh, sebagai gantinya kita ke kantin aja?" tawar Ardit.

Mata Misel berbinar kemudian menganggukan kepala, sekarang ia benar-benar membutuhkan asupan makanan.

Setelah menyimpan tas mereka di kelas, keduanya berjalan beriringan menuju kantin. Suasana kantin pun masih sepi, para penjual masih mengatur jualan mereka.

"Mau makan apa?" tanya Ardit.

"Bakso," jawab Misel memperlihatkan puppy eyes-nya ke arah Ardit.

Ardit menggelengkan kepala tanda tidak setuju. " Masih pagi Misel, jangan makan yang berlemak."

Misel mencebikkan bibir. "Nasi goreng aja ya?" bujuk Ardit lembut.

Misel hanya menganggukkan kepala lemah, merasa tak tega Ardit mengulurkan tangannya mengacak rambut Misel gemas.

"Jangan cemberut gitu dong, senyuuummm." Ardit menarik pelan pipi Misel agar gadis itu tersenyum.

Misel hanya tersenyum paksa.

"Pulang sekolah nanti aku beliin bakso, ya. Sekarang gak boleh ya, cantik. Oke?" Ardit masih berusaha membujuk.

MISEL [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang