MISEL 32| Hujan dan Halte

3K 113 0
                                    

Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.

Happy Reading~~

•••

Jika kita saling percaya, maka masalalu bukanlah masalah. Cemburu hanya membuat kita jauh.

~Arditya Purnama~
•••

Ardit duduk melantai di samping Misel sambil meletakkan wajahnya di meja, mereka sedang berada di perpustakaan. Ardit sedang memerhatikan Misel yang sedang serius membaca buku karena besok gadis itu akan mengikuti lomba cerdas cermat bersama Arya dan Tari.

Ardit diam-diam tersenyum melihat raut wajah Misel yang sedang serius, mengabaikan dirinya yang sejak tadi memandangi kekasihnya itu.

Ardit mengelus pelan punggung tangan Misel yang berada di atas meja, sontak gadis itu mengalihkan perhatiannya dari buku yang sedang ia baca.

"Jangan gangguin dulu, Dit," peringat Misel karena ia benar-benar ingin fokus mempelajari materi-materi umum, ia tidak mau mengecewakan kedua partnernya.

"Gak ganggu kok lanjutin aja," ucap Ardit, dari posisinya sekarang ia bisa melihat Misel mengerucutkan bibir. "Tapi biarin begini ya, biar aku gak berasa diselingkuhin sama buku," sambungnya sambil terkekeh, cowok itu memerhatikan tangannya yang sedang mengelus punggung tangan Misel, ia berharap akan selalu bisa menggenggam tangan itu.

Misel hanya menghela napas lalu kembali fokus pada bukunya, percuma saja menolak, Ardit tidak akan mau mengalah.

Ardit merasa sangat mengantuk sekarang, Misel telah menghabiskan waktu 2 jam di tempat ini membuat Ardit bosan karena tidak melakukan apa-apa. Akhirnya ia memilih memejamkan matanya sembari menunggu Misel menyudahi acara belajarnya, jangan lupakan tangannya yang masih menggenggam tangan Misel.

Misel mengernyit merasakan gerakan di punggung tangannya berhenti, ia menoleh melihat Ardit yang sudah berada di alam mimpi. Gadis itu tersenyum kecil melihat cowok itu.

Misel sudah dari tadi menyuruh Ardit untuk pergi menonton lomba menari, tetapi lelaki itu menolak keras katanya lebih baik ia kebosanan disini tetapi bersama Misel daripada berada dikeramaian tapi jiwanya ingin bersama Misel.

Misel menarik pelan tangannya dari genggaman Ardit dengan pelan, takut menganggu tidur cowok itu. Kemudian tangannya terulur mengelus rambut Ardit, memberikan kenyamanan. Lalu ia melanjutkan membaca bukunya kembali.

Misel meregangkan otot-ototnya, rasanya lehernya seakan mau patah karena sedari tadi ia fokus pada materi-materi yang sedang ia pelajari. Ketika melihat Ardit yang masih tidur ia tidak tega membangunkan, akhirnya ia memilih merebahkan kepalanya dengan posisi wajahnya menghadap Ardit. Tak bisa dipungkiri ia pun sangat lelah sekarang. Dan, tidak lama ikut memejamkan mata.

•••

Ardit tidak tahu sudah berapa jam ia tertidur, tidurnya sangat nyenyak karena di perpustakaan memiliki AC. Saat terbangun ia dihadapkan dengan wajah manis Misel yang juga sedang terlelap, sepertinya gadisnya lelah sedari tadi berkutat dengan buku.

Ardit menopang wajahnya menggunakan tangan kanan, kemudian tangan kirinya menyingkirkan anak rambut Misel yang menghalanginya memandangi wajah cantik kekasihnya.

MISEL [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang