Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.Happy Reading~~
•••
Kau bertanya seberapa besar cintaku padamu? Kau tidak perlu meragukannya, yang perlu kau tau aku mencintaimu seterusnya. Karena hanya kamu yang aku mau.~Arditya Purnama~
•••Ardit memarkirkan motornya di halaman rumah Misel, kemudian mereka berjalan beriringin memasuki rumah.
Seperti kesepakatan tadi, mereka akan belajar bersama di rumah Ardit sebagai persiapan menghadapi ujian semester 3 hari lagi.
"Udah pulang, Non?" Misel disambut oleh Mbak Rika. "Eh, ada Den Ardit juga," sapanya kepada Ardit.
"Iya Mbak, Misel mau belajar bareng di rumah Ardit. Misel cuma mau ganti baju aja," kata Misel yang membuat Mbak Rika menaikkan kedua jempol.
"Halo Mbak Rika, kita ketemu lagi," ucap Ardit menyapa Mbak Rika.
Mereka memasuki rumah, Ardit duduk di sofa ruang tamu.
"Aku ke atas dulu ya, Dit," pamit Misel meninggalkan Ardit, lelaki itu hanya mengangguk seraya matanya mengikuti langkah Misel menuju kamarnya.
"Den Ardit mau minum apa?" tawar Mbak Rika, wanita paruh baya itu masih berdiri di depan Ardit.
"Nggak usah repot-repot, Mbak," tolak Ardit. "Tapi kalau ada es lemon mau deh," lanjutnya sambil cengengesan.
"Aden mah kebiasaan." Ardit memang suka menolak jika ditawari sesuatu oleh Mbak Rika tetapi langsung minta sesuatu lagi ketika sudah menolak, sehingga Mbak Rika sudah hafal betul dengan sifat Ardit yang satu itu.
Ardit tertawa saat Mbak Rika ke dapur mengambilkan minuman.
Tidak lama Mbak Rika kembali dengan segelas es lemon pesanan Ardit.
"Wah makasih ya Mbak, baik banget sama Ardit," ucap Ardit menyambut es lemon segar dari Mbak Rika.
"Silahkan diminum ya, Den. Inshaa Allah halal kok. Mbak ke belakang dulu."
"Iya, Mbak."
Setelah meminum es lemonnya hingga setengah gelas, Ardit menyandarkan tubuh di sandaran sofa. Lelaki itu memejamkan matanya sejenak sembari ia menunggu Misel turun.
Biasanya Misel jika ingin pergi dandannya tidak akan lama, namun sepertinya gadis itu sedang mandi.
Belum terlalu lama Ardit memejamkan matanya, terdengar suara langkah mendekat ia yakin itu adalah Misel ia dapat mencium bau strawberry gadis itu.
Ardit sengaja tidak membuka matanya, ia hanya Penasaran apa yang akan dilakukan Misel jika ia tidur.
Misel duduk dengan hati-hati di samping Ardit takut jika ia mengganggu. Ia menatap Ardit yang masih terpejam, tangannya terulur menyingkirkan anak rambut Ardit yang sudah memanjang ke belakang. Kemudian beralih membelai pipi Ardit lembut.
"Kenapa sih aku bisa cinta banget sama kamu," gumamnya pelan tetapi Ardit masih bisa mendengar, dalam hati Ardit tersenyum bahagia jantungnya berdebar hebat, Misel tidak pernah menyentuh pipinya gadis itu biasanya hanya menepuk kepalanya.
"Jangan tinggalin aku ya, Dit. Aku sayang kamu," gumamnya lagi, ia menarik tangannya tetapi langsung dicekal oleh Ardit.
"Aku lebih sayang kamu," balas Ardit kemudian membuka matanya mengajak mata Misel untuk beradu tatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Teen FictionCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...