Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.Happy Reading~~
•••
Maukah kamu saling mencintai?~Arditya Purnama~
•••Mata Misel berbinar menerima kantong plastik yang disodorkan Ardit, ia memang sangat menyukai martabak manis.
"Makasih, Ardit." Misel mengintip martabaknya kemudian langsung tersenyum lebar.
Ardit tersenyum simpul, memerhatikan antusias Misel. Kalau tahu Misel suka martabak manis pasti ia sering-sering ke rumah Misel dengan alasan membawakan gadis itu martabak.
"Kamu suka?" tanya Ardit.
Misel mendongakkan kepala menatap tepat dimanik hitam milik Ardit. "Suka banget," jawabnya diiringi cengiran lebar.
"Sama aku?" Ardit melanjutkan ucapannya.
"Hah? Maksudnya?" Misel bertanya karena tak mengerti maksud ucapan Ardit.
"Aku juga suka banget sama kamu." Ardit tak menjawab pertanyaan Misel. Ia berucap yang semakin membuat Misel bingung.
Misel cengo, tangannya terulur menyentuh dahi Ardit. Tidak panas, tapi mungkin otak Ardit sedikit geser dari tempatnya.
"Aku nggak sakit, Sel. Aku sakit kalo kamu kayak kemarin." Ardit menurunkan tangan Misel dari dahinya, lalu menautkan jari-jari mereka. Memang jari Misel ditakdirkan untuk bisa digenggam oleh Ardit.
Ardit menatap Misel lembut. "Jangan marah lagi ya? Aku takut," lanjutnya, ia semakin mengeratkan genggaman tangannya.
Misel merasa ada kupu-kupu yang beterbangan di perutnya, jantungnya seakan loncat-loncat kegirangan di dalam sana. Seulas senyum terukir di bibir tipisnya.
"Tergantung kamunya," balas Misel.
Ardit menatap Misel lekat, sampai yang ditatap merasa salah tingkah.
"Kok ngeliatinnya gitu banget sih?" tanya Misel memalingkan wajahnya malu.
"Sel, kamu gak ngaca ya pas turun tadi?" tanya Ardit serius.
Misel buru-buru merapikan tatanan rambutnya yang membuat Ardit terkekeh pelan. "Emang kenapa? Rambut aku berantakan ya?" tanya Misel panik.
"Kamu tuh meresahkan banget tahu gak?"
Misel menaikkan sebelah alisnya. "Maksudnya?" tanyanya tidak mengerti.
"Kamu diam aja manis banget apalagi senyum. Meresahkan hati aku banget," balas Ardit yang membuat pipi Misel kembali bersemu.
Cewek itu membalikkan badan membelakangi Ardit. Menyembunyikan pipinya.
"Sel, diem dulu." Ardit menggoyangkan genggaman tangannya.
"Abisnya kamu tuh," sahut Misel masih dengan posisinya membelakangi Ardit.
"Diam aja dihati aku, jangan kemana-mana," ucap Ardit menahan kekehan geli.
Misel yang mendengar ucapan Ardit menghentakkan kakinya. "Udahhh. Pipi aku kebakar nih lama-lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Teen FictionCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...