Semoga suka^^
Klik bintang dulu baru lanjut bacaa.
Jangan lupa ajakin teman kelen ikutan baca yes.Happy Reading~~
•••
Tolong berhenti buat aku tambah merasa bersalah.~Arditya Purnama~
•••Kemarin Misel diantar pulang oleh Revan dan Icha saat ia sudah siuman. Sedangkan Ardit belum mempunyai keberanian lebih untuk menunjukkan wajahnya di depan Misel setelah ia berlaku sangat kasar pada gadis itu.
Misel sudah mengetahui kebenarannya dari cerita Amel karena kemarin cewek itu bersikeras menunggu Misel di UKS ditemani oleh Arjuna. Amel merasa sangat bersalah, karena dirinya yang mengajak Ardit untuk bekerjasama sampai hubungan keduanya semakin merenggang.
Setelah mendengar semua penjelasan Amel, Misel tidak mampu mengeluarkan suara hanya air mata yang terus mengalir di pipi mulusnya.
Sampai pagi ini gadis itu tidak masuk sekolah, karena saat bangun pagi tadi tubuhnya tiba-tiba lemas, kepalanya pening, dan susah bergerak.
Mungkin efek dari kebanyakan memikirkan hubungannya dengan Ardit atau mungkin karena kelelahan terus menangis. Apalagi semalam ia menantikan telepon atau pesan dari Ardit yang tak kunjung datang.
"Ya ampun, Misel. Badan kamu panas banget sayang," ujar Naya heboh, tadi ia berniat membangunkan Misel tetapi ketika menepuk pipi Misel ia dapat merasakan suhu tubuh putrinya sangat panas.
"Dit ...." Misel meracau, keringat di pelipisnya mulai bercucuran, tidurnya kurang nyaman.
"Misel, ini Mama," ucap Naya sambil menepuk-nepuk pipi Misel, tetapi Misel masih meracau.
"Papa, Abang!" teriak Naya dari kamar Misel yang masih bisa di dengar oleh ketiga lelaki yang sedang menyantap sarapannya.
Beruntung suaminya belum berangkat kerja, dan kedua anak kembarnya juga belum ke kafe milik mereka. Ya, setelah lulus sekolah Daril dan Deril memutuskan untuk membuat usaha sendiri, alhasil mereka sepakat untuk membuka kafe.
Dewa, Daril dan Deril segera berlari menuju ke kamar Misel. Meninggalkan sarapan mereka yang masih separuhnya mereka nikmati.
"Ada apa, Ma?" tanya Dewa, terdengar nada khawatir dari suaranya.
"Misel Pa, badannya panas banget," jawab Naya panik.
Daril mendekati Misel menempelkan punggung tangannya ke kening Misel.
"Sebaiknya kita bawa Misel ke rumah sakit, Pa. Panasnya semakin naik," ucap Daril yang diangguki oleh Deril.
"Dit ...." Misel kembali bergumam, yang membuat semua orang mengalihkan perhatian menatapnya.
"Misel, kita ke rumah sakit ya sayang," ucap Dewa sambil menghapus keringat di pelipis Misel. Dia sudah mendudukan dirinya di sisi tempat tidur.
"Ardit ...." Tanpa diduga air menetes dari ujung mata Misel yang masih terpejam.
"Deril, cepat siapkan mobil," perintah Dewa cepat.
"Oke, Pa." Deril segera berlari menuruni tangga untuk ke bagasi mengeluarkan mobilnya.
Naya hanya menangis yang ditenangkan oleh Daril.
Misel masih meracaukan nama Ardit, tak lama Deril kembali dan mengatakan mobil sudah siap.
Dewa segera membopong tubuh Misel menuruni tangga, Daril mengunci pintu rumahnya sebelum menyusul. Dia mengeluarkan mobil papanya yang masih berada di garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISEL [END✔]
Fiksi RemajaCerita ini bisa dibaca sambil bernafas, gak percaya? Coba aja:v ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau bidadari beneran ada yang hidup di Bumi. ••• Sebelum bertemu kamu, aku gak tahu kalau ada yang rela mencintaiku dengan tulus. ••• "Bagaimana...