Bab 12 ( Better Version )

5.7K 800 71
                                    

Dios terus menggedor pintu ruang bawah tanah dengan sisa-sisa tenaganya, namun tidak ada yang membalas dari sisi lain. Semakin lama, tubuhnya semakin lemah dan dingin. Ia akhirnya merosot ke lantai, bersandar di pintu yang masih tertutup rapat. Nafasnya berat, menggigil, kedua tangannya saling menyilang, mengelus tubuhnya yang beku untuk mencari sedikit kehangatan.

Matanya perlahan memandang sekeliling ruangan dengan tatapan kosong. Ia sudah terperangkap di sini begitu lama, bahkan ia sendiri tidak tahu berapa puluh tahun yang telah berlalu. Waktu seolah bergerak cepat, namun tubuhnya tetap tak berubah. Tidak ada keriput di wajahnya, tidak ada tanda-tanda penuaan. Ia masih terlihat muda, seperti pertama kali ia masuk ke ruangan ini.

"Sssshhh... dingin sekali," gumam Dios sambil terus berusaha menghangatkan dirinya, meskipun sepi dan dingin adalah satu-satunya teman setianya selama ini.

***

Di tempat lain, sinar matahari pagi mulai menerobos masuk melalui jendela kamar, tetapi Vira dan Dirk enggan beranjak. Bagi mata orang lain, Vira mungkin terlihat tidur sendirian, meringkuk dengan posisi menyamping. Namun, kenyataannya, ada sosok lain di sana. Dirk memeluk erat tubuhnya, seolah ingin melindungi dan menjaga setiap momen mereka bersama.

"Emmhh..." Vira menggeliat pelan, lalu berbalik, memindahkan lengan Dirk dari tubuhnya. Sebuah senyum lembut tersungging di bibirnya saat ia mengusap wajah Dirk, wajah yang kini ia cintai dengan tulus. Wajah Dirk tetap pucat pasi, tanpa sedikit pun tanda kehidupan, namun baginya, sosok ini terasa lebih hidup dari apapun yang pernah ia alami sebelumnya. Dirk masih memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Vira yang terasa nyata di kulitnya.

Kemudian, tangan Dirk menangkap telapak tangan Vira, perlahan menariknya menjauh dari wajahnya. "Berikan aku ciuman," pintanya dengan suara rendah, hampir berbisik. Vira tersenyum samar, mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman singkat pada bibirnya.

"Aku cinta kamu," bisik Vira.

Dirk membalas dengan lembut, "Aku lebih mencintaimu, lebih dari apapun. Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku berjanji, aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

Kata-kata itu membuat hati Vira bergetar. Ucapan Dirk menembus ke dalam hatinya, menyentuh sisi terdalam yang jarang ia tunjukkan pada siapa pun. Tanpa ragu, ia menjawab, "Aku janji."

Setelah itu, Dirk menarik Vira dalam sebuah ciuman yang lebih dalam, penuh cinta dan kehangatan. Vira membelai lembut rambut belakang Dirk, memberikan perasaan nyaman yang hanya bisa dirasakan olehnya. Ciuman mereka berlangsung beberapa menit, hingga akhirnya mereka saling melepaskan, dengan napas Vira yang terengah-engah. Dirk tersenyum, menikmati perasaan mabuk cinta yang mengalir di dalam dirinya. Vira baginya adalah candu, sesuatu yang tak bisa ia lepaskan, yang selalu ia inginkan lagi dan lagi.

"Kamu tidak lapar? Makanlah. Tapi sebelum itu, mandi dulu. Badanmu lengket, kan?" ucap Dirk dengan nada menggoda.

Wajah Vira merona saat mengingat kejadian malam sebelumnya. Ia hanya mengangguk malu-malu, tak bisa menahan senyum kecil yang muncul di wajahnya. Dirk, yang tak bisa menahan godaan, mengusap rambut Vira dengan lembut, membuatnya semakin gemas melihat sikap polos gadis itu.

"Aku akan keluar sebentar. Jangan terlalu lama di kamar mandi, nanti kamu sakit," tambah Dirk sebelum ia keluar dengan cara yang membuat Vira sedikit merinding — menembus pintu kamar dengan mulus.

Vira menghela napas panjang, masih terpengaruh oleh kehadiran Dirk. Akhirnya, ia bangkit dari ranjang, melangkah menuju kamar mandi dengan selimut yang melilit tubuhnya, mencoba menenangkan pikiran dan tubuhnya yang lelah namun penuh cinta.

***

"Kalian pernah denger soal rumah hantu?" ucap Gavin, seorang remaja tanggung yang sedang berlagak ala reporter. Ia berjalan penuh semangat di depan kamera, terus mengoceh ngalor-ngidul soal rumah angker yang katanya terkenal di kalangan warga sekitar. Wajahnya tampak percaya diri, sementara teman-temannya mengikuti dari belakang.

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang