Bab 31

3.7K 633 96
                                    

--Akan ada angin besar, saat pohon itu bertambah tinggi. Akan ada masalah besar, saat hubungan itu bertambah serius, dan mendekati ikrar janji suci--

Mr. Dirk

🍃🍁🍃🌸

Sesampainnya Dirk di rumah saudara Keenan, ia dikejutkan dengan adanya perempuan yang tengah duduk di sofa ruang tamu, duduk bersebelahan dengan Kakak ipar Keenan. Atri.

Keenan tiga bersaudara, lelaki semua. Dan Keenan anak kedua. Sedangkan kakaknya sudah menikah 3 tahun yang lalu dengan perempuan yang memilki profesi yang sama dengannya yaitu, dokter.

Atri Pramesti Hadiguna, nama istri Fajar Alfian Mahendra. Kakak Keenan. Yang sekarang adalah Dirk. Perempuan itu tersenyum ramah padanya, yang hanya diamgguki dan dibalas senyum seperlunya oleh Dirk. Lelaki itu lelah, lalu cepat-cepat pamit masuk ke kamar.

"Maaf ya, Keenan emang gitu. Tapi percaya deh sama Mbak, sebenernya dia sosok yang hangat dan perhatian." Ujar Atri, mengelus lengan Airin. Yang hanya dibalas senyum maklum olehnya.

"Gak apa Mbak, mungkin Mas Keenan lupa, kita pernah pacaran sewaktu SMA. Meskipun cuman satu tahun"

"Oh ya? Berarti kamu udah tau dong gimana sifat Keenan?"

Airin mengangguk malu-malu, sembari menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga. "Iya. Mas Keenan orangnya perhatian banget, romantis dan gak terduga. Semoga kita bisa balikan lagi ya Mbak"

"Semoga ya, Mbak pasti doa'in yang terbaik buat kalian. Oh iya, kan akhir-akhir ini Keenan kalo makan malem gak pernah keluar kamar, kamu yang anterin makanannya ya." Airin yang mendengar itu langsung mengangguk semangat.

"Mau Mbak!"

"Okedeh, eh ke dapur dulu yuk. Mas Fajar juga bentar lagi pulang nih"

"Ayuk Mbak."

--

"DIOSS! JAM BERAPA INI? BARU PULANG!" Teriak Vira kencang, membuat si empunya nama menutup kupingnya erat.

Dios bersidekap dada, memandang Vira lelah. Karena seharian ia mengajar lalu pulangnya menemui Arini di taman. "Tadi ketemu seseorang dulu, sudah ya. Aku lelah mau bersih-bersih langsung istirahat. Aku juga udah makan kok" setelah berujar demikian, Dios melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Sebenarnya Vira ingin berbicara lagi, tapi yadudahlah, besok saja.

Defras menatap Vira dari arah tangga, ia turun dan duduk di tangga paling bawah. "Vira, kapan ya aku bisa pulang ke Netherland? Aku rindu rumahku." Ujarnya tiba-tiba. Membuat Vira mengangkat sebelah alisnya heran.

"Lagipula kamu kan sudah jadi arwah, memangnya gak bisa pergi kesana?"

"Nee, aku tetap terjebak di Bandoeng sampai waktunya tiba. Jika ada yang mengajak sih, aku bisa ke Netherland sebentar, lalu balik lagi ke Bandoeng."

"Aku ngumpulin uang dulu ya, Defras. Nanti kita ke Belanda bareng. Soalnya aku juga ada beberapa urusan, mau mencari tahu sesuatu di Belanda."

Mata kosong Defras berbinar senang, ia bangun dari duduknya, dan menunduk sedikit sembari berterimakasih. Vira tersenyum, "aku ke kamar dulu ya, jangan lupa lihat semua pintu rumah. Terkunci atau tidak, jendelanya juga ya. Aku takut ada Maling"

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang