Bab 36

4K 722 81
                                    

Ruang rawat VIP.

Setelah Dirk mengurus biaya Administrasinya, Vira dan si kembar sudah tidur tenang di ruang rawat inap super nyaman ini. Suasana begitu hening karena Vira sedang tertidur kelelahan setelah, melewati waktu yang menegangkan satu jam yang lalu.

Bayi mereka juga sedang tertidur, tapi Isaac bangun, mengerjap-ngerjapkan matanya lucu. Mereka sudah diberikan Asi pertama tadi, mangkanya Hans tertidur pulas karena kekenyangan. Dirk menyuruh orang suruhannya, untuk mengambil baju-baju Vira dan bayi mereka di rumah. Dirk duduk di sebelah ranjang bayi, dan mengelus-elus pipi Hans dengan ibu jarinya.

Menyadari Isaac bangun, Dirk tersenyum dan mencoba mengajak bicara untuk pertama kalinya pada buah hatinya itu. "Halo Isaac, bagaimana? Apa sudah lega karena tidak berbagi tempat lagi di perut Mama? Heum?" Isaac hanya menatap Dirk, dan menggeliat sebentar.

"Apa kamu tidak ingin menangis, seperti bayi kebanyakan?" Dirk melanjutkan omongannya. Isaac menguap, dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu menatap Dirk lagi.

"Menangislah, agar kamu terlihat seperti bayi lain, nak." Sedetik kemudian setelah Dirk mengucapkan itu, Isaac menangis kencang sampai mukanya memerah. Dan Dirk hanya tersenyum lalu mengangkat anaknya.

Menimang-nimangnya sayang. "Berhentilah nak, itu sudah cukup untuk Ayah." Dan tangisan Isaac pun berhenti, lalu ia menatap Dirk lagi.

Vira terbangun mendengar tangisan anaknya, "Dirk? Isaac nangis ya? Mau minum susu kali, sini-sini aku susu-in."

"Engga usah sayang, dia sudah tenang kembali. Kamu tidur lagi aja"

Mendengar itu Vira mengangguk, melirik sebentar Hans, dirasa anaknya yang satu itu sedang tertidur juga, Vira pun tidur kembali. Saat baru saja Vira tertidur, Hans bangun, dan hanya diam menatap ke langit-langit kamar rawat inapnya.

Begitupun Isaac, ia melirik ke arah saudaranya yang sedang menatap ke atas. Mereka seperti sedang mengobrolkan sesuatu lewat batin mereka berdua.

"Kamu bahagia?"

"Maksudmu?"

"Bertemu Mama dan Ayah adalah suatu hal terindah kan?" Hans menggeliat, lalu menengok ke Isaac yang tengah di timang Ayah mereka.

"Tentu saja. Setidaknya aku sudah tidak berbagi tempat sempit denganmu lagi."

"Hey! Hormatlah padaku sedikit, aku ini kakakmu Isaac!" Hans menatap adiknya itu, dan menaruh lengan kanannya di dada.

Isaac tersenyum di gendongan Dirk, "iya-iya. Apa kita akan tumbuh dengan cepat?"

"Tentu saja, memangnya kita normal?" Tanya batin Hans.

"Tidak!" Jawab mantap batin Isaac.

Isaac dan Hans pun tertawa khas bayi, membuat Dirk tersadar dari lamunannya yang sedang menimang Isaac. "Tuan-tuan, apa obrolan kalian seseru itu, sampai membuat kalian tertawa, heum?" Dirk mencium pipi Isaac lalu berjalan ke ranjang Bayinya, dan mencium pipi Hans kemudian.

"Memangnya Ayah tahu apa yang sedang kita obrolkan?" Tanya Hans, Isaac pura-pura menggeliat lalu tangannya menggapai-gapai wajah Dirk.

"Entah, yang jelas kita ini berbeda dari bayi kebanyakan."

"Itu sudah jelas, sebagai adik, jangan menghabiskan susu Mama." Ujar batin Hans, Isaac tersenyum.

"Payudara Mama kan ada dua, kamu kanan, aku kiri. Selesai!"

"Hem, boleh juga."

Dirk menaruh Isaac disebelah Hans, mencium kening anaknya bergantian lalu mencium kening istrinya lama.

MR. DIRK (up again GITM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang