Hal aneh apa ini?
-Mia***
"Mia, gue mau main kerumah lo boleh kan?"
"Nggak punya rumah."
"Lah terus lo tinggal dimana?"
"Jembatan,"
"Miris banget hidup lo Mi, turut berduka yaa."
Mia langsung melirik tajam kearah cowok berperawakan tinggi dengan rambut hitam pekat yang dikesampingkan.
"Kenapa lo natap gue kaya gitu?"
"Lo stres ya?"
"Gue? Btw rumah lo beneran di jembatan Mi?"
"Ck, yaa kali."
"Lah, tadi lo bercanda?"
Aksa terkekeh, "Gue baru denger lo kaya gitu dah Mi. Biasanya kan muka lo selalu serius, mata lo selalu natap orang dengan tajam. Gue ga nyangka seorang Mia yang misterius bisa bercanda juga, yaa walaupun tetep dengan muka serius." ucap Aksa diakhiri kekehan
Mia terdiam dan mendengarkan suara Aksa dengan pandangan ke depan.
Mereka berdua sedang berada di bangku koridor depan kelasnya. Jam istirahat telah berdering sejak 15 menit yang lalu. Tadi, Mia sedang duduk sendiri. Aksa yang melihat itu pun menghampirinya dan bertanya untuk mengajak Mia mengobrol.
"Mia?" ucap Aksa pelan.
"Hm," jawab Mia dan mengalihkan pandangannya ke Aksa, ternyata Aksa sedang melihat kearahnya juga.
"Sikap lo yang kaya gini yang bikin gue tertarik sama lo."
Mia terdiam mendengarnya. Ia tetap memandang Aksa.
"Kenapa?"
"Lo misterius. Lo selalu acuh sama cowok. Lo terlalu dingin untuk di lelehin."
"Gue ga tertarik,"
"Kenapa?"
"Ribet."
"kenapa lo ga punya temen?"
"Takut."
Setelah mengatakannya Mia berbalik kembali ke dalam kelas.
***
Malam ini Mia telah selesai mengerjakan tugas sekolahnya tepat jam 22.00 tugas yang diberikan oleh guru matematikanya memang banyak menguras pikiran, padahal hanya 10 soal tapi jawaban memerlukan berlembar lembar kertas.
Gadis cantik yang memakai baju tidur dengan warna mocca itu pun berjalan kearah dapur membuat susu hangat penghantar tidur untuknya.
Mia duduk di meja makan. Ia terdiam melihat sekotak pisau berjejer rapi di samping kompor. Rasanya sudah lama ia tidak menyentuh pisau tumpul kesayangannya yang selalu ia gunakan untuk melukai seseorang.
Mia menghabiskan susu hangatnya. Mia berjalan kearah sekotak pisau yang berjejer rapi itu. Mengambil salah satunya.
Ia menggenggam pisau itu.
Mia terduduk di bawah meja makannya. Sedikit menunduk, mengapit kedua kakinya dengan tangan.
Tangan kanan yang menggenggam erat gagang pisau itu ia arahkan pada betis nya sendiri.
Ia mulai menggoreskan sayatan pada betisnya. Memberikan huruf 'M' pada betis mulusnya itu.
Darah turun perlahan dari betisnya. Mia tidak meringis.
Pisau tajam itu kembali menyayat betisnya kembali. Sekarang dengan huruf 'I'
Darah kembali bercucuran. Mia sedikit meringis karna ia terlalu memperdalam tusukannya.
Kini tersisa satu huruf, tapi tangannya mulai gemetar.
Itu tidak menghentikan Mia. Mia kembali membuat sayatan.
Sayatan itu kembali ada. Kini huruf 'A' sudah tertulis dibetisnya.Darahnya mengalir perlahan turun lebih banyak karna Mia terlalu dalam memberikan sayatan pada betisnya itu.
***
Pagi di akhir pekan Mia sengaja bangun lebih awal karena ia ingin berolahraga.
Meskipun luka di betisnya belum mengering, itu tidak menjadi masalah baginya ia sudah terbiasa.
Mia memakai celana training panjang berwarna hitam dan sweeter tipis berwarna merah. Rambut yang biasanya terurai, kini ia kuncir satu.
Jam masih menunjukkan pukul 06.15 tapi Mia sudah berhenti ditengah jalan karena merasa tenggorokannya mengering.
Setelah Mia mendapatkan apa yang ia butuhkan pun ia terduduk di kursi taman yang ada disekitar.
Dengan nafas yang masih naik turun ia menengguk habis air mineral itu.
"Haus amat bu, sampe nggak sadar ada orang disini," kekeh orang itu.
"Ngapain lo?!" sewot Mia.
"Santai kek elah!" jawabannya tak kalah sewot dari Mia.
"Pasti lo belum sarapan, gue juga. Sarapan yuk!" ajak orang itu.
"Ogah gue makan sama lo."
"Gue tau lo laper!"
"Gue mau lanjut lagi. Terserah,"
"Yaudah gue ikut lo!"
"Gue nggak ajak lo." ucap Mia.
"Nyebelin banget lo jadi cewek."
"Gue bukan cewek." diiringi kekehan kecil, sangat kecil mungkin Aksa pun tak mendengarnya.
Mia meninggalkan Aksa. Ya, itu Aksa. Entah alien itu kenapa bisa bertemu dengannya.
Aksa menyusul Mia yang sudah duluan berlari. Mensejajarkan langkahnya dengan langkah Mia. Mereka berlari bersama dengan Aksa yang terus membicarakan hal yang tidak penting.
07.26 mereka berhenti berlari dan menuju penjual ketoprak yang ada di sebrang jalan.
Mereka harus menyebrang dahulu untuk menuju penjual ketoprak itu.
Tiba tiba Aksa meraih tangan kiri Mia dan menggenggam nya.
"Biar ga jatuh," ucapnya.
Entah Mia merasakan hal aneh ketika jarinya bersemat di celah jari Aksa.
***
Author Note.
Gimana part 4 ini?
i hope you like my story.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!
Semangat puasanya! ❤️🎊Dan selamat membaca!
Jangan lupa vote dan comment! ❤️🍭Thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath girl ✓
Teen Fiction"Ayo jadi pacar gue." Ajak cowok itu tanpa basa basi. "Lo gila ya?" "Udahlah Mi, emang lo nggak takut rahasia terbesar lo gue bongkar ke semua orang?!" "Rahasia terbesar gue?" "Iya, kalo sebenarnya lo adalah cewek psikopat." დ☢️დ Aksa arrayan...