extrapart 2

1K 96 18
                                    

*peringatan*

Plis ya, usahakan bacanya pas lagi pikiran kalian tenang, damai tentram, aman, sehat sentosa deh pokoknya. Banyak adegan yang bisa bikin gila soalnya. Hehe

Btw kangen Mia Aksa nggak sih?

Atau kangen aku gitu? Wkwk


Yuk baca yuk. Pi riding✨

***

Kilas balik Mia.

Aku tidak tahu jika jatuh cinta semenyenangkan ini. Seperti, semua nya terasa berwarna. Dan ini karena dia. Aksa arrayan, cowok yang berhasil buat aku merasakan keindahan itu.

Aku tidak tahu mengapa secepat ini terpikat olehnya. Aku juga bukan tipe orang yang mudah percaya pada siapapun, apalagi dia hanya laki laki asing yang memaksa masuk ke dalam kehidupan kelam ku.

Alasan aku memutuskan untuk menerima nya saat itu karena aku pikir Aksa hanya bergurau. Aku juga tidak terlalu serius menanggapi nya. Padahal bisa saja aku membunuh nya saat itu juga. Berani beraninya mengancam ku dan mengajukan diri untuk menjadikan pacarku. Tapi entah kenapa aku punya rasa tertarik saat itu. Merasa tertantang melakukan hal yang bukan harusnya aku lakukan. Tapi saat ini, menerima Aksa adalah penyesalan terindah.

Setelah mengenal Aksa aku sadar waktu ku terpakai hanya untuk bersama nya. Date lah, jalan lah, pergi sana sini dan melakukan hal menyenangkan lainnya. Bersamanya. Hingga tanpa sadar aku jarang melakukan kebiasaan membunuh orang yang kata Aksa itu perbuatan buruk.

Iya, bukan berhenti.

Aku pernah membunuh orang saat bersama Aksa saat itu. Tanpa sepengetahuan nya hingga detik ini.

Kalian ingin tau bagaimana cara aku membuatnya.. mati?

Kejadiannya saat aku berjalan pulang dari minimarket dekat rumah ku untuk membeli camilan yang habis dan untuk membeli payung karena sudah memasuki musim hujan.

"Mbak cantik, sendirian aja? Mau mas temenin nggak?"

Aku menoleh untuk melihat seseorang yang sedang mengajak berbicara dengan ku dengan nada menggoda. Ah, aku benci manusia seperti ini.

"Kok diam aja? Lagi sariawan ya?"

Aku mengeratkan kepalan tangan. Sudah menahan emosi. Mungkin umur pria ini kisaran 30 tahun. Dia terus terusan mensejajarkan langkah kaki ku, mengajak ku bicara dan terus berdekatan dengan ku.

Aku berbelok ke arah gang yang sepi dan gelap. "Cantik, rumah nya dimana?" Tanya nya

"Berisik."

"Nah.. gitu dong ngomong. Kan nambah cantik jadinya!"

Aku hanya melirik sekilas.

"Mas nya mau mati ya?!" Tanya ku kencang. Tenang, aku sudah memeriksa keadaan. Sekitar sini yang ku tahu selalu sepi. Jadi, aman.

Aku sengaja memberhentikan langkah dan dia pun berhenti. "Belum mau sih, emang kenapa? Kamu mau bunuh mas?" Tanya nya melihat wajahku.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang