6. pamanku

3.3K 303 20
                                    

⚠️tw:blood/kekerasan/pembunuhan ⚠️

***

"Gue muak liat lo hidup."

"Maksud kamu apa Mia?" ucap Radit sedikit gemetar.

Mia mendengus geli mendengar nada takut Radit.

"Kayanya ga seru kalo lo langsung mati, Radit."

Radit melirik Mia dengan takut.

"Kita liat, seberapa menyakitkan nya pisau kesayangan gue ini." Ucap Mia sambil melirik tajam pisaunya.

Mia berjongkok.

Mia tidak akan membiarkan manusia tidak tau diuntung ini langsung mati begitu saja. Radit harus merasakan sakitnya pisau kesayangannya. Radit harus menyaksikan semuanya, perlahan.

Mia berdiri kembali, mendekati ke-tiga pria lainnya. Berjalan sambil menatap tajam kearah mereka.

"Kenapa kalian diam aja?" tanya Mia

"Saya kasian sama kamu. Kalo saya melawan, kamu bakal kalah sama saya. Kamu perempuan." ujar salah satu pria.

"Maksud lo apa?" teriaknya. Mia sudah mulai tersulut emosi.

Pria itu mendengus.

Mia berjalan mengambil pisau tajam di meja. Setelah mengambilnya Mia tersenyum sinis dan memainkan pisaunya.

"Kalian bakalan seneng sama pisau gue. Ini ga akan nyakitin kulit kalian. Apalagi lo, Radit." ujar Mia.

Mia kembali mengarahkan langkahnya menuju pria yang berada di sudut ruangan persegi. Pria itu hanya terdiam sambil memandang Mia yang mendekat ke arahnya. Pria itu sudah berfirasat buruk sedari awal.

Mia berdiri tidak jauh darinya, dan tersenyum. Tidak ada arti yang dapat ia baca dari senyumannya.

"Psikopat!" teriak pria itu.

Mia semakin gencar, ia memulai sayatannya di bagian perut. Perut pria itu masih tertutup kemeja putih, tetapi kemeja putihnya sudah ternodai darah kental.

Pria itu meringis. Tangan pria itu sudah meronta, tapi tali yang mengikat di tangannya sangat kencang hingga susah terbuka.

"Lo harus liat Radit! Jangan tutup mata kalian!" titah Mia.

Mia menusuk bagian dada pria itu.

Darah deras mengalir dari mulut pria itu. Matanya melotot menahan sakit.

Mia tepat menusuknya di bagian paha pria itu hingga menimbulkan suara yang lumayan keras ditelinga.

Mia kembali menusuk kan benda tajam itu ke perut si pria. Menusuknya cepat dan tak beraturan, hingga darah itu terus mengalir. Kemeja yang tadinya berwarna putih sudah berubah menjadi merah darah.

Darah kental mengalir dari tubuh pria itu. Matanya bahkan seperti ingin keluar menahan sakit yang menghujam tubuhnya.
Jari jari tangannya pun seolah tidak bisa bergerak karena lemas dan tidak ada tenaga pun.

Dilihatnya perlahan gadis yang mulai berdiri dihadapannya. Gadis itu tengah tersenyum hangat kepadanya.

Bahkan sekedar untuk membalas senyum kepada gadis itu pun rasanya tak mampu.
Selang beberapa detik gadis itu menusukan lagi benda tajam itu ke perutnya. Rasa sakit luar biasa terus menerus dirasakan. Hingga pada titik terakhir. Gadis itu kembali menusuk perutnya. Pertahanannya berakhir. Semua terasa gelap.

Mia berhenti ketika mata pria itu mulai tertutup perlahan. Masih dengan posisi jongkok diatas pria itu. Mia menengok ke arah pamannya dan menatapnya tajam. Radit sedang memandangnya dengan ketakutan, berusaha melepaskan tangannya yang terikat tapi tali itu semakin kuat.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang