11. Rahasia

2.3K 219 2
                                    

'Jangan menghilang jika hanya ingin dicari.'

****

Mia pergi ke belakang perpustakaan sesuai instruksi Aksa di surat. Belakang perpustakaan adalah tempat yang jarang dikunjungi oleh para kebanyakan siswa karena tempat nya yang sepi juga terdapat di bagian ujung bangunan. Tetapi disana terdapat beberapa bangku dan ada pepohonan besar yang tertanam rapi.

Ia berbelok ke arah kanan untuk menuju bagian belakang. Ia menoleh ke kanan dan kiri tapi ia tidak menemukan Aksa disana. Mungkin Aksa belum datang. Pada akhirnya Mia duduk di bangku yang sudah disediakan.

15 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Ia sudah menunggu Aksa dari 10 menit yang lalu, tapi lelaki jangkung itu belum juga menunjukkan radarnya.

Baik, Mia akan menunggu 2 menit lagi tapi jika ia belum datang juga terpaksa ia harus pergi. Belakang perpustakaan hari ini sangat sepi, tidak ada seorang pun kecuali dirinya yang duduk disini.

Mia berdiri, penantian 2 menit nya sudah berakhir. Menunggu tidak seenak itu ternyata. Ia mengayunkan tungkainya untuk pergi meninggalkan belakang perpustakaan dan kembali ke kelas. Baru beberapa langkah ia berjalan seorang lelaki jangkung itu datang membawa dua botol air putih dingin dengan dua roti berbeda rasa dalam genggamannya.

Lelaki itu menghentikan langkahnya.

"Duduk lagi ya," Pinta Aksa

Tak ada suara jenaka dari bibir tipis Aksa. Tidak ada tatapan sahabat dari matanya. Tidak ada kelakuan absurd dari lelaki jangkung itu. Yang ada hanya tatapan hampa dan suara dingin pada dirinya. Ia tidak tahu mengapa Aksa berubah secepat ini. Ia pun tidak tahu kenapa bisa seperti ini.

Mia hanya menurut. Mereka kembali berjalan ketempat Mia duduk.

Aksa memberikan satu botol air mineral dingin itu kearahnya juga memberikan satu roti coklat.

"Gue tahu lo ngga sarapan."

Suara itu terdengar datar.

"Lo sakit?" Pertanyaan itu terlontar otomatis dari mulut Mia.

Aksa hanya menggeleng. Dilihatnya Aksa menarik nafas lalu menunduk dalam.

"Lo kenapa Aksa?" Tanya ku khawatir

"Ngga apa apa mi."

"Yakin ngga kenapa-napa?" Tanya nya lagi sedikit meyakinkan aksa

Ia menegak kan kembali punggungnya.
Mia membuka botol minum itu lalu menenggak nya.

"Ada yang perlu gua omongin." Ucapnya, ia tidak mengindahkan pertanyaan Mia.

Aksa terlihat memperhatikan sekitar, ia menoleh ke arah manapun. Seperti memeriksa keadaan agar tak ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Lo kenapa sih sa?" Tanya ku, ia terlihat sangat sangat aneh hari ini.

"Gue bilang gue ngga apa-apa," Ujarnya penuh penekanan.

"Boleh tanya sesuatu?" Lanjut Aksa. Kali ini bicaranya berubah sedikit melembut.

Mia melihat jam di pergelangan tangan nya. Masih ada waktu 8 menit lagi untuk sedikit memberikan jawaban pada pertanyaan yang akan diberikan Aksa.

"Lo lagi ada masalah Mi? Sama keluarga mungkin?" Nada pada suaranya terdengar lembut namun seperti menyiratkan sesuatu.

Mia mengernyit heran, ia tidak paham.

"Aksa lo kenapa sih? Apa yang ada di pikiran lo?"

"Tinggal jawab pertanyaan gue mi."

"Apaan sih lo." Ujar Mia.

Apa apaan si Aksa ini, ia bertanya tapi seperti ingin mengetahui urusan pribadi Mia. Ia juga mempunyai privasi.

"
M

i?" Kali ini, Aksa menggenggam tangan kanan Mia.

Mia melirik tangannya yang digenggam oleh Aksa. Terasa hangat.

"Ya? Bisa dilepas? Gue ga nyaman." Ucap nya. Bohong, Mia bohong perihal tidak nyaman pada genggaman ini.

"Lo bohong. Lo bilang gak nyaman padahal ga pengen dilepas." Terlihat mengejek, tapi wajah Aksa tetap datar. Ini seperti bukan Aksa yang Mia kenal.

"Terserah lo." Ujarnya tidak melepaskan genggaman nya. Sampai sekarang Mia tidak mengerti pada semua perubahan Aksa.

"Gue suka lo mi." Pengakuan yang terlalu menyakitkan bagi Mia.

Mia terdiam. Ia melepas genggamannya. Ia merasa nyeri dihatinya. Bukan senang yang ia dapat dari pernyataan Aksa. Ia mendapat luka baru. Mia takut. Takut Aksa mengetahui sisi buruk Mia lalu menghilang darinya. Semua ketakutan menghampiri Mia pada saat ini.

"Gue, salah satu pengagum rahasia lo yang beruntung bisa sedekat ini sama lo."

Mia kembali terdiam. Merasakan degup jantung yang tidak terkendali. Merasakan desiran aneh pada hatinya, tapi ia juga merasa nyeri.

"Aksa?" Mia bersuara. Suaranya terdengar sedikit bergetar.

"Ya?"

"Dari kapan?"

"Perasaan gue? Sudah lama. Sejak awal bertemu lo semasa MOS." Aksa menjawab terlalu santai.

"Hilangin rasa lo." Titah Mia

"Maksudnya? Lo suruh gue lupain lo?" Tanyanya

Mia menggangguk.

"Melupakan, tidak semudah membalikkan telapak tangan Mi. Perasaan gue udah terlalu dalam. Perasaan gue udah terlalu lama. Kali ini, biarkan rasa diam diam gue mengungkapkan."

"Lo cari perkara kalau tetap mau masuk ke kehidupan gue." Kata Mia

"Mi, gue udah masuk kedalam kehidupan lo. Gue suka cari perkara." Ia terkekeh, namun sebentar.

"Karena Lo selalu ada selama beberapa Minggu ini, Lo bilang udah masuk ke kehidupan gue? Lo salah. Jangan terlalu berharap lebih sama gue atau Lo bakal nyesel Aksa." Ujar Mia

Aksa terdiam.

"Jangan membohongi diri lo sendiri terlalu lama. Gue gasuka." Ucap aksa

"Gue ga perduli,"

"Jauhin gue Aksa. Kalo pun lo ngga mau, gue yang bakalan pergi."ujarnya lalu pergi menuju kelas.

****

Author Note.

Part part berikutnya bakalan masuk ke konflik.
Semua misterinya bakalan keungkap satu persatu.
Tapi tetep bakalan ada bagian manis Mia-Aksa ya guys!!
Semoga feel-nya selalu dapet!!
See u!

Jangan lupa vote!💕

Thankyou.

16 Oktober 2019.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang