29. Terbunuh

2K 151 18
                                    

📣part penuh narasi.📣

"Bahkan hidupku sudah dipenuhi dengan dendam."
-Mia.

Dengan cepat pria itu mendudukan tubuh lemah Mia di kursi kayu. Diikat nya kaki serta tangan gadis mungil namun tidak memiliki perasaan ini sangat kencang.

"Gue tau ini salah mi. Tapi ini satu satu nya cara yang bisa bikin hidup gue tenang setelah melihat Lo mati di tangan gue." Ucap pria itu setelah mengikat dan menyumpal mulut gadis dihadapannya.

Mata Mia masih terpejam erat. Pria itu yakin jika nanti gadis ini bangun ia sudah siap untuk segala nya, untuk melawan dan membunuh gadis tak berperasaan ini. Pria itu menduduki satu kursi lagi dihadapan Mia.

Pria itu menatap wajah Mia yang terlihat lugu. Sangat cantik jika terlihat dari fisik, namun tidak hati, otak dan akal.

Lalu tak lama mata gadis itu terbuka dengan perlahan. Mia merasa kepalanya berdenyut nyeri.

Mia mengarahkan pandangan ke sekeliling. Terakhir diingatannya ia berada di acara prom night, ke toilet dan dibekap. Ia tidak tau dimana tempat ini. Banyak kursi, meja, dan peralatan laboratorium yang sudah tak terpakai sudah berdebu.

Lagi, Mia merasakan sakit dikepalanya semakin nyeri hingga telinga nya berdengung nyaring.

Nafas Mia tak beraturan. Ia mencoba menstabilkan semua rasa sakit yang ia rasakan. Setelah beberapa saat, sakit di kepalanya sudah lumayan lebih baik dari beberapa menit yang lalu.

Gadis itu tersadar, ada seseorang yang terus memandang ke arahnya. "Mana yang sakit?" Tanya pria itu.

Mia berteriak tapi suaranya seperti terendap akibat sumpalan kain di mulutnya. Pria itu berjalan mendekat kearahnya dan memainkan rambut Mia yang malam ini di gerai. Mia merasa risih, tapi ia tak bisa bergerak. "Gue tau, gue bakal kalah. Gue gak ada apa apanya kalo dibanding Lo, pembunuh yang handal." Ucapnya dan menatap tajam kearah Mia.

Mia tidak takut sama sekali dengan tatapan itu. "Pasti lo nanya dalem hati, kenapa gue lakuin ini ke lo." Ujar nya berbicara sendiri.

Pria itu berjalan mendekati meja dan mengambil pisau tajam. Mata Mia melotot. Ia mencoba melepaskan ikatan di tangannya dalam diam.

Mia tahu, mungkin ia akan kalah. Dipikirannya hanya satu. Semoga Aksa tak menemukannya. Mata nya berlinang memikirkan itu. Pacarnya itu pasti akan mencarinya.

Aksa kan bodoh. Umpatnya nya dalam hati.

"Tentu karena lo udah bunuh kakak gue." Ujar pria itu kembali mendekati Mia dan menaruh pisau tajam itu di lehernya. Mia menangis,

Pria itu menggoreskan sedikit sekali pisaunya ke leher Mia. Itu membuatnya mengeluarkan darah, meski goresannya sedikit. "Sakit ya?" Tanya nya

Pria itu terlihat menghela nafas. "Tapi gak seberapa dibanding cara lo bunuh kakak gue." Lalu membuka sumpalan yang menutup mulut Mia agar gadis itu bisa berbicara.

"Masih belum puas?" Tanya Mia setelah sumpalan nya terbuka.

Pria itu menampar pipi Mia dengan kencang. Lalu dengan kasar pria itu mencengkram dagu Mia. "Gak akan pernah puas setelah lo mati!" Ujarnya.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang