Part ini banyak percakapan. Fix, selamat membaca!🤓📖
*****
"Terkadang ada rasa dimana perasaan itu seakan terus membayangi. Masalalu dan kegagalan."
*****
"Kamu yakin mau denger cerita ini?" Tanya Mia.
Aksa mengangguk mantap.
"Oke, aku ceritain ya,-"
"Dulu aku punya kakak. Laki laki, namanya Mahesa chalandra. Selisih usia kita hanya 2 tahun, dia anak pendiam tapi sangat perhatian sama aku adik nya. Waktu dulu, ibu lebih sering merhatiin kakak aku, Mahesa. Sedangkan ayah, dia lebih perhatian ke aku dibanding ke Mahesa. Mia kecil selalu merasa cemburu sama Mahesa. Dia lebih disayang ibu. Setiap aku berantem kecil sama Mahesa, aku yang selalu disalahkan. Sampai hari itu ibu marah besar karena aku gores tangan Mahesa menggunakan pisau. Aku nangis ketika ibu bentak aku, gak ada ayah yang biasanya selalu nolongin aku, ayah sedang kerja saat itu. Mahesa digeletakkan di sofa. Sedangkan ibu mengambil obat untuk mengobati luka Mahesa. Aku nangis waktu itu, terus Mahesa nyamperin aku dan dia bilang 'kakak gapapa, kamu jangan nangis yah,' lalu meluk aku sangat erat. Disitu aku melihat gunting di bawah meja sofa. Mia kecil dengan beraninya menusuk punggung kakak nya dengan gunting itu. Mahesa yang ada di pelukan aku langsung ambruk dan berteriak sangat kencang. Aku kaget liat banyak darah di tangan kecil aku. Gunting yang tadi aku tusuk dipunggung Mahesa aku cabut dengan kasar. aku takut ibu marah. Akhirnya aku ngumpet dibawah meja makan. Badan aku gemetar tahan takut saat itu. Lalu gak lama aku denger teriakan ibu yang manggil nama aku dengan sangat keras. Setelahnya ibu nemuin aku dibawah meja makan, ibu tarik tubuh kecil aku. Ditarik paksa sampai gaun putih kesayangan aku saat kecil robek dibagian bahu. Disitu aku masih memegang gunting, Aku kesal sama ibu yang terus seret aku dengan kasar. Aku tusuk betis ibu dengan kencang. Sayangnya Mia kecil saat itu tidak terlalu mempunyai tenaga yang besar ibu hanya sedikit tergores. Sampai di sofa aku liat Mahesa sudah dibaringkan di sofa dengan mata tertutup. Sofa putih dirumah ku waktu itu sampai merah akibat darah Mahesa. Aku diseret sama ibu, ibu selalu teriak ke aku kalo aku anak aneh, kalo aku adalah monster. Aku terus nangis, sampai saat ibu bilang aku anak sialan aku lari ambil pisau buah yang ada di meja dan nusuk perut Mahesa."
"Kamu seberani itu?" Mia mengernyit heran.
"Kenapa kamu nanya gitu? Kamu gak takut sama aku?" Tanya Mia.
"Nggak, ceritanya masih ada?"
Mia menggangguk.
"Ibu kaget sekaligus takut liat aku yang kaya gitu. Padahal aku masih anak anak. Aku langsung ditarik ibu. Ibu ambil pisau yang ada ditangan aku dan menggoreskan nya di bahu aku. Aku nangis dan berteriak. Aku kembali diseret sama ibu, dan ibu telepon ayah dan ngadu bahwa aku udah bunuh kakak aku, Mahesa. Disitu aku teriak minta tolong sama ayah. Setelah telpon ditutup ibu kembali seret tubuh aku, aku dibawa ke kamar mandi, aku dipukul, luka dibahu aku sangat sangat perih ketika ibu siram tubuh aku. Aku dikunci dari luar kamar mandi. Lalu gak lama ibu datang dan bawa pisau. Aku udah gak kuat saat itu, sakit, dingin dan perih aku rasain secara bersamaan. Aku sangat lemah tapi ibu narik aku dan ibu masukin aku ke dalam bak mandi. Gaun putih aku dipenuhi darah. Dibagian bahu nya robek. Ibu goresin pisau nya di bahu aku yang tadi. Aku nangis kencang saat ibu menusuknya sangat dalam tapi gak lama suara ayah yang buka pintu langsung buat ibu berenti. Tusukan itu sangat sakit. Ayah bersama polisi. Polisi nangkap ibu dan aku dibawa kerumah sakit. Mahesa meninggal. Aku dirawat dan ibu masuk rumah sakit jiwa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath girl ✓
Teen Fiction"Ayo jadi pacar gue." Ajak cowok itu tanpa basa basi. "Lo gila ya?" "Udahlah Mi, emang lo nggak takut rahasia terbesar lo gue bongkar ke semua orang?!" "Rahasia terbesar gue?" "Iya, kalo sebenarnya lo adalah cewek psikopat." დ☢️დ Aksa arrayan...