22. ditemukan

1.7K 155 2
                                    

"MATI LO DITANGAN GUE BAJINGAN!" teriak Aksa sangat kencang.

Siapa yang tidak emosi jika dalam keadaan seperti ini.

Ada 6 pria yang akan ia hadapi. Satu persatu pria berbadan kekar itu ia habisi. Tanpa pisau tentunya. Beruntung lah Aksa yang pada saat SMP pernah mengikuti ekstrakurikuler karate. Untuk saat ini biarkan Aksa memakai ilmu nya yang lalu.

Sisa 3 pria lagi, semangat Aksa. Lo pasti bisa! Teriak Aksa dalam hati.

Ia kewalahan. Tenaga para pria dihadapannya ini jauh lebih besar dari pada dirinya. Tapi sebisa mungkin ia tidak limbung ketika salah satu dari mereka menendang perutnya yang tadi tertancap pisau sangat kencang. Ia jatuh terduduk dan meringis menahan sakit.

"Mia bangun mi!" Teriak Aksa pada akhirnya dan kembali diserang oleh para pria itu.

Ia kembali melawan. Menangkis setiap perlawanan yang dibuat para pria besar dihadapannya. Ia sangat lelah terlebih sehabis ia luka tusukan diperutnya ditendang kencang dan lengannya yang sakit akibat luka yang dibuat Mia. 6 lawan 1 apakah Aksa bisa?

Sisa satu. Tapi kemudian ia ambruk. Ponsel nya bergetar. Ada telepon masuk dari ibunya. Ia tak sempat mengangkat nya dan terus melanjutkan perlawanan dari pria yang tersisa satu ini. Nafasnya memburu, dadanya kembang kempis dicampur emosi dan kewalahan menghadapi 6 pria sekaligus.

Pria itu berhasil ia buat ambruk. Ia memegang lengan pria itu. Dan membalikkannya membuat posisi tengkurap. Dan Aksa menginjak punggung pria itu.

"DASAR BANGSAT! PENGECUT!" maki Aksa.

"LO DIBAYAR BERAPA SAMA SI JALANG?! DEMI DUIT KALIAN BERANI NYAKITIN SESAMA MANUSIA?! DASAR BAJINGAN!"

Aksa kelewat kesal, emosinya sudah tak terkendalikan. Tidak lama suara sirine polisi berbunyi nyaring.

"GUE LIAT LO LAGI, GUE BAKAL BUAT LO BENERAN MATI!"

Ia menginjak punggung itu lebih kuat lagi. Setelah dirasa cukup ia membawa Mia yang tak sadarkan diri. Ia yakin itu pertolongan dari ibunya. Setelah mengambil ponselnya ia kembali berjalan dan membawa Mia keluar.

Darah yang keluar dari perutnya sudah berhenti. Tapi sesekali meringis karena perih.

Setelahnya keluar dari jalan setapak ia akan menemukan jalan raya besar. Ia langsung menemukan ibunya yang sedang menangis dipelukan ayahnya.

"Ayah!" Panggil Aksa.

"Pak, itu anak saya!" Teriak ayah Aksa, Revan.

"Mereka ada didalam." Ucap Aksa pada polisi.

"Ayo kerumah sakit!" Ajak ibu setelah melihat keadaan mereka berdua.

Aksa tersenyum.

"Yah, bisa tolong gantian gendong Mia?" Tanya Aksa.

Tanpa banyak bicara Revan memindahkan tubuh Mia pada dirinya dan langsung dibawa ke dalam mobil menuju rumah sakit.

"Ibu jangan nangis, Aksa sama Mia nggak apa apa." Ucap Aksa dan mengusap bahu ibunya.

"Tapi perut kamu berdarah. Baju kamu juga banyak darahnya."

"Aksa gapapa kok Bu. Ibu jangan nangis lagi yah."

Ibu hanya mengangguk.

Ayah mempercepat mengendarai mobil nya agar cepat cepat membawa mereka dan diobati dirumah sakit.

Setelah beberapa menit kemudian mereka sampai. Mia dan Aksa ditangani. Luka tusuk Aksa cukup besar hingga harus terkena beberapa jahitan. Luka di lengannya pun diobati. Dan beberapa sudut yang terkena pukulan tadi diobati dengan perlahan.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang