Malam itu, tepat ujian Nasional mereka berakhir. Aksa berkunjung kerumahnya Mia untuk menonton film bersama. Sebetulnya Mia kurang menyukainya, tapi dengan paksaan Aksa ia mau mau saja.
"Jadi, gimana kalo kita ngapain kek gitu? Jangan nonton film lah. Gue nggak suka."
"Mia, tadi kan disekolah lo udah janji sama gue."
"Aksa, tapi kan gue nggak suka nonton nonton film gitu!"
"Nanti juga lo suka kenapa sih tinggal nonton juga!"
"Pokoknya kalo gue nggak mau ya tetep nggak." Ujar Mia bersedekap lengan.
"Tapi lo udah janji!"
"Yaudah iya!" Pungkas Mia.
Mereka duduk di sofa setelah menyalakan dvd player nya.
"Eh mi-"
"Apa lagi?!"
"Kalo nonton film itu agak kurang kalo nggak ada cemilan dan minuman nya!" Ujar Aksa.
"Elah lo ribet banget deh cuman mau nonton satu film doang juga!" Ujar Mia.
Tapi Mia tetap berdiri mengambil apa yang Aksa sebutkan tadi.
Aksa membuntuti pergerakan Mia yang sedang mengambil beberapa cemilan yang berada didalam kulkas.
Lalu Mia mengambil beberapa buah buahan dan memotong dadu.
Mia menaruh garpu pada pinggir piring buah.
"Aduh sempurna banget cemilannya!" Ujar Aksa.
"Selagi ada sa."
"Ini buahan nya kayanya seger banget ya sayang?"
Mia melotot mendengar kata 'sayang' dari beo Aksa. Refleks Mia mengambil garpu.
Mia menusuk lengan Aksa lumayan dalam dan menariknya hingga kebawah. Menampilkan luka yang lumayan panjang dan dalam.
Aksa yang kebetulan memakai kaos putih pun berteriak kencang. Kaget dan rasa perih yang menyerang lengannya.
Darah itu bercucuran. Hingga menetes ke jari dan menetes ke lantai. Mia masih tak bergeming. Gadis itu syok. Terlalu berlebihan memang refleksinya itu.
Mia melempar garpu yang terdapat darah Aksa itu.
"Arrrggg!" Teriak Aksa sangat kencang dan menyadarkan Mia dari keterdiaman gadis itu.
"Lo kenapa si mi?!" Tanya Aksa.
Lukanya sangat panjang dan darah terus mengalir ke jari dan jatuh kelantai. Sangat mengerikan.
"Maaf." Ujar Mia lirih.
Mia berlari meninggalkan Aksa dan menaiki tangga satu persatu. Aksa ditinggalkan Mia.
Aksa terus meringis menahan perih dan nyeri di lengan kirinya. Bayangkan jika garpuh ditancapkan di lengan dan ditarik kebawah agar lukanya memanjang.
Aksa berjalan untuk membersihkan darah yang terus mengalir di lengannya. Saat membersihkan, Aksa tak berhenti berhentinya meringis dan menahan perih. Ini sangat perih. Setelah selesai Aksa kembali ke sofa dan kembali duduk. Sudah ada Mia disana.
Untuk saat ini, bolehkah ia merasa takut sebagai seorang pacar dari gadis psikopat dan gadisnya itu sedang menunjukkan sisi lain 'nya' itu?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath girl ✓
Teen Fiction"Ayo jadi pacar gue." Ajak cowok itu tanpa basa basi. "Lo gila ya?" "Udahlah Mi, emang lo nggak takut rahasia terbesar lo gue bongkar ke semua orang?!" "Rahasia terbesar gue?" "Iya, kalo sebenarnya lo adalah cewek psikopat." დ☢️დ Aksa arrayan...