3. lampau

4.3K 370 36
                                    

Kehidupanku terlalu suram. Darahlah sebagai penenangku.
-Mia.

***

Dirumah Mia hanya tinggal sendiri.
Ibunya tidak membiarkan ada orang dirumahnya. Mia diberikan rumah oleh ibunya sewaktu ia masih menduduki kelas 1 menengah pertama.

Ibunya mengetahui apa yang Mia alami. Ibunya, bernama Rinda chalandra.
Rinda mengetahui apa yang anaknya alami sejak kecil.

Rinda selalu mengawasi gerak gerak Mia kecil setiap ia terjatuh.
Setiap Mia menangis.

Ia pernah menemukan Mia dikolong meja dengan tangan dan kakinya dilumuri darah. Darah kental berceceran di lantai. Tapi Mia hanya diam, tidak terlihat takut atau jijik melihat darahnya mengalir perlahan.

Ayahnya sudah meninggal 2 tahun silam, karena penyakit kanker otak yang terus menggerogoti tubuhnya.

Sejujurnya Mia selalu kesepian, ditengah rumah berlantai 2 seorang diri tanpa ibunya atau seorang pembantu rumah tangga sekalipun.

Biasanya gadis seusianya sedang sibuk mencari jati diri, tapi berbanding balik dengan Mia.

Dia tidak mempunyai teman. Sejauh ini orang yang pernah ia ajak bicara hanya Aksa dan Reva.

***
"Pagi Miaa!" sapaan itu seperti sudah tidak asing lagi terdengar oleh telinganya.

"Hmm.."

"Yaa, ada peningkatan lah yaa. Seengganya lo udah jawab walau cuma hmm." ucapnya sambil menaruh tas di belakang kursinya dan duduk di sebelah Mia.

Mia hanya membalas dengan delikan.

"Mia, selama kita temenan, gue gapernah liat lo main hp. Lo ga punya handphone?" tanyanya.

"..."

"Mia, dengerin gue nih yaa! Kalo ditanya tuh jawab kek apa kek, lo jangan cuma lirik lirik ga jelas doang elah. Mana ngerti gue sama kode lo!" geramnya pada teman sebangkunya itu.

"Kita gapernah temenan Aksa."

"Gue anggep lo temen, masa ga boleh?"

"Enggak, Aksa." Mia pun beranjak dari duduknya.


***

Mia berjalan di koridor sekolah sambil menenteng tas hitam dengan perpaduan mocca di punggungnya.
Jam menunjukkan pukul 16.23 sekolah sudah sepi, hanya menyisakan siswa yang mungkin mengikuti ekstrakulikuler.

"Mia!" panggil seseorang dibelakangnya.

Mia tidak memberhentikan jalannya. Ia Tetap terus berjalan tanpa memedulikan suara teriakan melengking di belakangnya.

Sampai suara ketukan sepatu yang bertubrukan dengan lantai dan bersamaan tepukan pada pundaknya menghentikan jalannya.

"Kenapa nggak berenti sih? Gue cape teriak teriak dari ujung tapi lo malah nggak nyaut."

Mia membalikkan tubuhnya. Memberikan tatapan tajamnya kepada gadis berkuncir satu dan memakai kacamata itu.
Itu Reva.

Ditatap seperti itu membuat Reva bergidik ngeri. Ia sedikit meringis.

"Mia, ta-tadi gue mau ajak lo pulang bareng biar lo ada temen ngobrol gitu, lo mau kan?"

"..."

"O-oh lo gamau yaa? Hehe, yaudah deh kalo gitu gue balik duluan."

Setelahnya Reva langsung mengambil langkah lebar, meninggalkan Mia di depan koridor kelas 10.

'dia nggak ngerti sama apa yang gue bilang.'


***

Mia sedang didalam kamarnya. Ia sedang duduk di meja belajarnya. Laptop itu di biarkan menyala dengan alunan musik terus mengalun.

Ia menatap kosong kearah secangkir teh yang ada dipegangannya.

Ketukan pada pintu kamarnya membuyarkan lamunannya.

"Miaaa? Mia?"

Mia menghentikan musik yang mengalun.

Ia menghembuskan nafas pelan. Ia tahu itu suara siapa. Sebenarnya ia rindu dengan suara itu. Itu ibunya, Rinda.

"Mi? Miaa?" pintu itu kembali diketuk.

Mia berjalan ke arah pintu memutar kuncinya dan membukanya perlahan.

"Ibu?" suara Mia sedikit serak ketika mengatakannya.

"Apa kabar Mi? Kamu baik baik aja kan? Ibu khawatir sama kamu. Ibu mau kamu tinggal lagi sama ibu." ibunya menangis ketika mengatakan itu padanya.

"Mia gabisa bu." tanpa disadari air matanya mengalir.

"Kenapa sayang? Ibu kangen Mia." Rinda langsung memeluk anaknya.

Mia menangis dipelukan ibunya.

"Mia takut. Mia takut nyakitin ibu. Mia gabisa tahan emosi Mia bu. Mia gabisa. Mia takut ibu kenapa napa. Mia gamau liat ibu terluka. Mia gamau kejadian dulu kembali terulang. Udah cukup bu. Maafin Mia bu." ucapnya dipelukan Rinda dengan tersedu.

***

Author Note.

Kurang panjang?
Gajelas banget part ini.

Jangan lupa vote dan comment❤️

Thankyou.

8 mei 2019.

Psychopath girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang