"You will find me in the dark."
-mia.*****
Aksa dapat balasan dari ibunya yang berisikan.
Emang kamu kenapa? Kamu dimana? Jangan buat ibu khawatir. Ibu sudah kirim bantuan dan polisi ketempat itu. Ibu dan ayah bakalan ikut datang juga. Kamu bertahan ya.
"Ada orang!"
Aksa melotot. Ia bersembunyi dibalik ban. Tapi sayangnya nasib baik tidak jatuh pada dirinya saat ini. Orang orang berbadan besar itu menangkapnya dan menyeretnya.
Aksa memberontak. Sialnya semua tangan dan kakinya di pegang. Dan tubuhnya diangkat.
Mulut Aksa dibekap dan dimasukan sapu tangan didalamnya. Ia berteriak tapi suaranya hanya terdengar seperti gumaman.
Ia kembali memberontak meminta melepaskan. Satu orang berbadan besar itu membawa pisau dan menusuk perut Aksa sangat dalam. Pisau itu tak diambil. Dan dibiarkan menancap diperutnya.
Rasa sakit dan ngilu menjalar ditubuhnya. Ia tak bisa menahan rasa sakit ini. Hingga akhirnya matanya tertutup. Terpejam entah sampai kapan mata itu kembali terbuka.
*****
"Kenapa lo nangis?! Dasar bo-" ucapannya terpotong saat laki laki bertubuh jangkung tengah diseret tidak layak dan darah berceceran.
"Aksaaa!!!" Teriak Mia.
Mia memberontak dari kursinya. Tapi bodohnya itu hanya menyakiti dirinya sendiri karena semakin ia bergerak ikatan dikaki dan tangannya ini akan mengencang dengan sendirinya.
Tangisannya semakin kencang. Ruangan hening ini seketika berisik akibat teriakan Mia yang melengking memanggil nama Aksa.
Ia menangis tersedu sedu. Ia tidak bisa berbuat apa apa ketika melihat sekujur tubuh Aksa dipenuhi darah. Mata lelaki yang ia cintai itu terpejam erat. Lalu pisau diperut Aksa tidak tercabut, dibiarkan menancap begitu saja dan hal itu membuat darahnya kian bercucuran. Mulutnya dibungkam dengan kain.
Ia berharap Aksa datang untuk menyelamatkan nya, bukan untuk malah menambah luka nya.
"Aksa bangun!"
Mia menatap tajam kesegerombolan pria berbadan besar itu. Lalu berujar,
"Lo semua akan mati."
Ia benar dengan ucapannya itu. Ia yakin Aksa akan bangun. Laki laki itu akan menolongnya dan membawanya keluar. Dan ia akan segera membawa Aksa pergi kerumah sakit untuk membersihkan lukanya dan diobati.
"Lo yang akan mati." Ucap gadis itu diakhiri dengusan.
Nafas Mia memburu. Ia sangat emosi.
Dalam hati ia terus berdoa untuk Aksa bangun dan memberikannya pisau.
Doanya terkabul. Aksa terbangun dengan terbatuk mengeluarkan darah dari hidung. Tapi hanya ia yang melihat Aksa terbangun. Karena 2 orang lainnya sedang menganiaya dirinya.
"Lo bunuh kaka gue. Lo bunuh dia dengan Lo cabik cabik mukanya!" Ucap pria yang ada dihadapannya.
Pipi Mia ditampar keras keras oleh pria ini.
"Lo udah nyia nyiain orang seperti gue Mia jalang!" Ucap gadis itu. Lalu menendang kaki Mia.
Mia hanya diam
"Kenapa lo diam aja setan?!" Ucap gadis itu lalu menampar kembali pipi Mia. Pipinya sudah sangat merah.
Ia menarik rambut Mia sangat kencang. Lalu pria itu menampar Mia dengan membabi buta. Mata berkunang. Merasakan perih yang luar biasa di pipinya. Air matanya kembali jatuh.
Rambutnya terasa habis. Gadis itu menarik rambutnya sangat kuat hingga dirasa rambut Mia semuanya hilang tercabut olehnya.
Pria berbadan besar itu sudah tidak ada setelah disuruh pergi oleh gadis itu. Aksa terbangun. Ia mengambil pisau yang masih menancap diperutnya. Ia menatap Mia yang sedang menangis. Gadisnya sangat kacau. Telinganya berdengung hebat. Suara teriakan itu saut menyaut ditelinga Aksa.
Ia tersenyum untuk Mia.
Gadisnya tersedu sedu. Banyak lebam dan darah di wajah manis gadisnya. Ia tidak terima.
Sedangkan gadis itu melihat Aksa berdiri. Ia berlari dan memeluk tubuh Aksa.
"Syukur lo bangun Aksa." Ucap gadis itu. Reva.
Reva yang sudah membekap Mia disini.
Jadi lo yang bangsat! Bisik Aksa dalam hati.
Jangan lupakan Aksa masih menggenggam erat pisau yang tadi menancap diperutnya.
Reva masih terus memeluknya dengan erat. Ia tidak membalasnya.
Tapi tiba tiba Aksa tersenyum sangat manis pada Mia. Ia membalas pelukan Reva sangat erat. Reva tersenyum senang. Merasa perasaannya terbalaskan oleh Aksa.
Ia melepas pelukannya. Lalu Reva berjalan kearah Mia. Ia meraih dagu Mia kasar dan berujar, "Aksa balas perasaan gue. Terimakasih." Reva tersenyum cantik setelah mengucapkan terimakasih nya.
Mia membalas senyuman itu sangat manis.
Tak lama Reva menjerit sangat kencang. Reva memegang bahunya. Darah nya bercucuran.
Aksa kembali menancapkannya di punggung gadis itu. Di ruang gelap ini, ia berubah. Ini bukan Aksa.
Reva menjerit kesakitan. Aksa kembali menusuknya di bagian perut kanan gadis itu. Darahnya sudah menetes. Merembes melalui baju Reva.
"Arrrggg!"
Gadis itu terduduk memegangi bahu. Ia tak berhenti berteriak. Sekali lagi saat Reva sudah tergeletak lemas ia menusuk kembali dibagian perut gadis itu. Tak lama Reva memejamkan mata.
Nafas Aksa terengah. Ia rada geli melihat begitu banyak darah padahal ruangan ini gelap.
Ia langsung menghampiri Mia yang diikat dibangku. Ia memeluk Mia.
"Maafin aku. Maafin aku baru datang." Ia memeluk Mia sambil memotong ikatan yang membelenggu tubuh gadisnya.
"Aksa awas!"
Mia mendorong Aksa kesamping dan balok kayu itu mengenai wajah gadisnya. Gadisnya ambruk bersamaan matanya yang terpejam.
"Mia!!"
Ia berdiri.
"BANGSAT LO SEMUA!"
"MATI LO DITANGAN GUE!"
Aksa murka, melihat Mia yang lagi lagi memejamkan mata yang diakhiri senyuman manis gadisnya. Dan setetes air bening keluar dari manik mata gadisnya.
*****Author note.
Sangat ngebut nulis part ini. Haha
Jangan lupa vote!💖17 Desember 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath girl ✓
Fiksi Remaja"Ayo jadi pacar gue." Ajak cowok itu tanpa basa basi. "Lo gila ya?" "Udahlah Mi, emang lo nggak takut rahasia terbesar lo gue bongkar ke semua orang?!" "Rahasia terbesar gue?" "Iya, kalo sebenarnya lo adalah cewek psikopat." დ☢️დ Aksa arrayan...