BAB 3 - BUNDA

22K 904 14
                                    

"Apa! Bunda kecelakaan. Iya sus saya segera kesana sekarang"

Sambungan terputus aku langsung bergegas ke rumah sakit permata surya. Bunda ku sedang berjuang dengan kematian jangan Tuhan jangan ambil bunda dari ku.

♡♡♡♡♡

Aku berlari sekencang mungkin dan tidak sadar menabrak orang

"Maaf nak saya tidak sengaja" ucap orang itu sambil menolong ku bangun
" iya pak nggak papa saya juga buru buru permisi" pamit ku.

"Mata itu persis sekali dengan audi"

***

"Bunda kenapa bisa gini sih"

"Bunda jangan tinggalin irin dong"

"Bunda kan udah janji sama irin mau terus sama irin kog malah bunda mau tinggalin irin" celoteh ku sendiri di samping bunda

Hati ku lebih sakit sekarang melihat bunda lemah tak berdaya jangan kalian kira ditinggalkan pacar lebih sakit jujur kehilangan orang yang selalu ada sejak kecil lebih sakit.

***

Saat ini aku merasa tak berguna lagi disaat melihat benda benda jahat itu menempel di tubuh bundaku, kenapa harus bunda ku Tuhan?.

Aku memutuskan untuk menjaga bunda sampai dia bangun. Entah apa yang aku pikirkan bukan masalah pembayar rumah sakit aku masih bisa membiayainya dengan balapan liar, walaupun bunda sering melarang ku tapi apalagi yang bisa ku perbuat. Malam ini aku akan balapan liar untuk mendapatkan uang.

Udah hampir jam 12 aku harus buru buru nih nanti ngomel semua lagi para bocah. Kulirik bunda sambil memakai jaket kulit kesayanganku, aku mendekati bunda untuk meminta izin.

“Bunda irin pergi dulu ya doain irin supaya irin menang lawan cecunguk gila itu” bisik ku tepat di telinga bunda.

Setelah berpamitan aku langsung bergegas namun suara serak nan lembut menyahut, ya bunda ku sadar betapa bahagianya aku saat ini.

“ I-rin” ucap bunda terbata bata. Aku langsung mendekati bunda “ iya bunda irin disini” jawabku sambil tersenyum manis.

Bunda mulai membuka seluruh matanya “ kamu jaga diri ya nak, bunda minta maaf sama kamu kalau bunda punya salah sama irin” ucap bunda pelan

"Ihh bunda ngomong apa sih" ucapku sambil menangis "bunda gak boleh ngomong gitu. Bunda kan udah janji mau nemenin irin sampai sukses dan pergi keliling dunia" isak ku

"Bun--da minta maa--af ya bunda udah nggak kuat lagi sayang" setelah mengucap kata terakhir, alat alat yang ditubuh bunda berbunyi nyaring.

Seketika hidup ku gelap dunia ku hancur.

"Airin elu nggak papa" sahabat ku datang karena tadi aku sempat menelepon mereka tentang kondisi bunda yang kritis.

"Bunda man" ucapku sesegukan

"Udah rin kita tunggu dokter, kita berdoa sama Tuhan supaya bunda tertolong" Ucap Arip untuk menenangkan aku, dia selalu membuat keadaan sedikit lebih tenang walaupun aku masih khawatir dengan bunda

"Dengan keluarga Audi" dokter keluar dari ruangan bunda.

"Saya dok saya anaknya" aku langsung bangkit dari tempat duduk ku

"Maaf saudari audi tidak bisa tertolong"
Seperti tersambar petir tubuh ku tidak bisa menompang lagi. Seketika semuanya gelap aku tak lagi mendar orang orang yang sempat memanggil nama ku berulang kali.

***










TYPO TERBANG TERBANG

Sakit pasti rasanya ditinggal orang yang kita sayang. Jadi buat kalian hargai usaha orang yang sayang sama kalian ya

Maaf ya guys kadang aku bingung gimana cara menulis yang benar dan aku perlu belajar dari cerita yang menurut aku dapet suasananya dan aku rasa aku gak ada apa apanya tapi aku harap cerita ini berkembang

POSSESIVE 3 BROTHER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang