"Kalau aku siapa?" Gadis dewasa kini bertanya kepada orang orang didepannya.
"Kamu airin anak ayah sayang" laki laki itu tampak menahan kesedihan khusus untuk gadisnya.
"Aku udah koma berapa lama?" Semua diruangan itu tampak diam dan hening, airin mengedarkan pandangannya sampai bertemu dengan cermin didepannya.
Airin menyentuh wajahnya, apakah cukup lama hingga wajahnya menimbulkan kerutan.
"Airin" panggil adam ayah airin
"Iya?" Airin menengok ke arah pria yang mungkin umurnya cukup terlampau jauh darinya.
"Kamu istirahat ya nak, kamu kan baru sadar, ayah takut kamu sakit lagi" ucap pria itu tulus.
"Baiklah" airin mulai membaringkan diri dibantu oleh angga dan agam
Diruangan airin sekarang hening banyak pikiran berkecamuk, mereka sebenarnya bahagia melihat sosok wanita yang disayanginya bangun tapi saat pertama kali melihat wajah kebingungan airin ketika mereka semua masuk ke ruangan membuat hati seperti terasa sesak.
'Aku harap semuanya baik baik saja sampai akhir nanti' gumam seseorang
Flashback
"Do----k" suara lemah terdengar dari gadis yang mulai terbangun.
"Iya airin, apa kamu bisa dengar saya?" Si pasien menganggukan kepala.
"Saa--ya ingin min---ta tool--ong"
"Iya kenapa? Ada yang bisa saya bantu"
Si gadis mengucapkan kalimat yang diinginkannya membuat situasi didalam ruangan itu menegang, sang dokter tidak yakin harus menuruti pasien khusus didepannya ini namun mendengar alasan yang menyayat hati cukup membuat siapapun terhanyut.
"Akan saya coba" dokter pun keluar dari ruangan itu menyisakan gadis itu seorang diri.
'Aku harap semua cepat selesai'
Cklek...
Sosok wanita itu kini menoleh ke pintu yang menampilkan beberapa pria yang berbeda umur.
"Ai kamu tidak apa apa?" Tanya angga
"Maa--af anda sia--pa?" Suara airin cukup lemah mengatakan ini namun memang keadaan harus seperti ini.
"Yah, airin beneran---" sang ayah terlihat terpukul melihat keadaan putri satu satunya sangat lemah dan pucat.
Angga, agam serta awan tercekat melihat sang adik yang ia sayangi melupakannya, apa Tuhan tidak cukup mengujinya selama ini.
Flashback off
Angga mengelus puncak kepala sang adik dengan lembut baru 5 menit yang lalu adiknya tertidur kembali karena pengaruh obat saat ini adiknya perlu banyak pengobatan.
"Kamu tau hal yang membuat kakak bahagia dulu, kakak bahagia karena kamu dan sekarang kakak ingin bahagia tapi tidak ada alasan untuk kakak bahagia lagi"
Angga terlihat kacau kali ini, pekerjaan perusahaan iya serahkan semua kepada sekretarisnya, angga yang dulu terkenal dengan sifat dinginnya sekarang bertambah 2X lipat.
"Kakak kira kamu akan mengenal kita semua dan tidak separah ini ai, kenapa tuhan tega dengan kita semua"
Agam dia sekarang harus melewatkan event pentingnya di inggris demi sang adik padahal itu adalah hal yang agam inginkan sejak dulu, menjadi bagian dari event internasional.
Tapi, adik yang sangat ia cintai kini seperti mayat hidup diam, pucat pasi, dan melupakan segala kenangan yang dulu.
"Tuhan pasti memberikan kejutan luar biasa nantinya aku yakin"
Awan, awan kini ingin menjadi orang yang selalu ada untuk adiknya entah apapun yang terjadi dia ingin wanita kecilnya mengingatnya lagi.
Ada rasa mengganjal pada diri mereka semua, entah apapun yang terjadi kini bukan hal yang dibayangkannya dulu.
"Euhh" eluhan dari gadis yang baru terbangun dari tidurnya.
"Ai kamu ingin apa?" Tanya angga
"Aku haus" dengan segera angga menuangkan air untuk adiknya. Kemudian membantunya untuk duduk.
"Pelan pelan minumnya" angga membimbing airin untuk minum dengan cara memeganggi gelas.
"Sudah, terimakasih"
"Iya ai" angga tersenyum tulus kepada sang adik kemudian meletakkan gelas di atas meja dekat nya.
Adam sang ayah memutuskan untuk pulang mengurus sesuatu yang mendadak 10 menit yang lalu.
"Kalian tidak pulang?"
"Tidak kami disini ingin menjagamu" jawab awan dengan tersenyum melihat sang adik
"Bolehkah aku meminta sesuatu?" semua mata menatap pusat ke airin.
"Aku ingin kalian bahagia, jangan hiraukan saya, saya cukup berterimakasih karena sosok airin sangat dicintai banyak orang termasuk kalian---saya tidak ingin kalian berhenti hanya untuk airin saja, kalian layak untuk bahagia" airin mengedarkan pandangannya kepada kakak kakak didepannya
"Ai kamu bilang apasih kita semua tidak repot mengurus kamu, kamu orang yang kami sayang kita sudah cukup bahagia melihat kamu sadar saja kita bahagia" terang angga dengan dada naik turun, jujur dia tidak suka perkataan adiknya tadi 'jangan hiraukan saya' perkataan macam apa itu.
"Bang tenang" peringat awan kepada abang sulungnya. Takut abangnya tersulut emosi.
Airin tertawa dengan tawa yang hambar bukan tertawa bahagia "KALIAN BOHONG! kalian menginginkan wanita bodoh ini tidak melupakan kalian kan? Tapi nyatanya apaa dia melupakan semuanya, dia hanya menyusahkan saja!" Airin berteriak histeris dengan air mata yang perlahan semakin deras.
"Airin ini bodoh, dia merusak semua kebahagia, kesuksesan seseorang karena dirinya yang penyakitan ini!" Semua orang sedih melihat gadis didepannya ini memukul mukul ranjang rumah sakitnya.
Agam yang berada di samping kiri kini memeluk tubuh kurus sang adik.
"Kami sayang kamu, walaupun kamu tidak ingat kami tapi kita sayang kamu dek" agam menitihkan air mata, situasi ini sangat membuat siapapun ikut menitihkan air mata termasuk laki laki yang akan masuk itu, dia mengurungkan niatnya karena sesuatu terjadi dalam.
"TAPI SAYA TIDAK INGAT KALIAN!!"
"DIAM AIRIN!!! SEKARANG KAMU ISTIRAHAT KAMU PASTI MASIH TERPENGARUH OBAT" bentak angga kemudian keluar dari ruangan airin dirawat.
"Bang!, bang angga bang lo mau kemana?" Awan berusaha memanggil abang sulungnya itu namun tak dihiraukan
"Udah princess, kakak nggak mau kamu seperti ini" agam memeluk erat tubuh adiknya itu.
"Airin, kakak harap ini semua hanya mimpi" ucap awan dengan nada datar kemudian melenggang pergi menyusul sang kakak
Hikss...hikss...hiksss....
'Aku ingin yang terbaik untuk kalian'
"Udah ya kamu istirahat aja nanti bang angga sama awan kembali lagi kamu tenang aja ya cantik" agam menghapus sisa sisa jejak air mata dari mata sang adik kemudian membantunya berbaring kembali.
"Kakak akan selalu ada buat kamu, princess" agam mengelus lembut kepala sang adik
Airin menatap kosong langit langit putih rumah sakit, semua akan pergi nantinya.
"Kak" panggil airin
"Iya princess, kamu butuh sesuatu?"
"Aku ingin membuat memori terbaik disisa hidupku ini"
♡♡♡
Holaa im back....
Kangen? Ini dia yang kalena tunguu
Enjoy untuk quarantine gengs :)
Ps : aku sedang membuat cerita baru ditunggu!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE 3 BROTHER (SELESAI)
Teen FictionBagaimana jadinya bila hidupmu ditimpa masalah bertubi tubi?. Cerita ini dialami oleh gadis cantik yang harus kehilangan bundanya akibat kecelakaan. Dan dia harus menjalani hidup yang berat ini sendiri, tapi dia tetap bersyukur mempunyai sahabat yan...