BAB 19 - TERBONGKAR?

15.9K 611 47
                                    

Selamat membaca👍
.
.
Jangan lupa vote dan comment apabila ada typo ya karena aku
.
.
Typo terbang terbang



❤❤❤

Malam ini sangat dingin bagi airin, suhu badannya panas, kulitnya pucat dan sendi sendi nya yang pegal, tapi dia berusaha untuk tidak terlihat lemah, dia turun dari ranjang untuk mengambil air es di kulkas kecil didalam kamar walaupun dengan tertatih.

Dengan gerakan cepat airin kembali ke ranjang karena penglihatannya sedikit memburam. Airin harus menurunkan suhu badannya cepat sebelum makan malam tiba, dia juga mengambil lipbalm supaya tidak terlalu terlihat pucat.

"Aku harus kuat" ucapnya meyakinkan diri sendiri.

Tok...tok...

Mampus, airin segera memasukan air es ke kolong tempat tidur, kemudian berdiri merapihkan diri.

Akting dimulai.

"Ai kamu didalam?"

"Iya kak angga, airin keluar" teriak airin dari dalam kamar.

Cklek....

"Yuk makan" ajak kak angga yang hampir menyentuh lenganku dan aku langsung menghindar dengan cara berlari, ini satu satunya cara untuk menghindar walaupun sakit tapi aku tetap berusaha terlihat normal.

"Loh kog lari?" Teriak kak angga.

"Laper kak" jawab ku, saat ditangga aku bertemu dengan kakak kembarku yang baru keluar kamar.

"Eh princess"

"Makan makan" ucapku mengalihkan

"Udah gak sabar banget buat makan" celetuk ayah, aku hanya membalas dengan cengiran.

"Makan yang banyak" ucap kak agam sambil mengambil piring ku diisi dengan nasi dan lauk pauk.

"Kak jangan banyak banyak airin lagi diet" ucapku meyakinkan, sebenarnya aku sangat tak nafsu makan saat ini, tapi kalau aku tak makan pasti mereka curiga.

"Nggak usah pake acara diet diet nak" kata ayah

"No, airin tuh agak gendutan yah" bantahku.

"Apaan gendut makin kurus aja tuh kakak liat" sambar kak awan.

"Kamu harus makan yang banyak ai" imbuh kak angga.

"Nggak mau, intinya airin mau makannya dikit airin diet titik"

"Oke oke yang diet tapi sayurnya harus banyak" ucap kak agam menengahi.

Makan malam kali ini aku tak banyak berceloteh, aku selalu menghindari pertanyaan dengan mengatakan aku capek.

"Airin udah, airin kekamar dulu" setelah itu aku langsung bergegas menuju kamar.

Sesampainya dikamar aku langsung mengambil obat ku. Aku selalu bergantung dengan obat karena penyakit ku ini, sejak umur 10 tahun aku tak bisa lepas dari obat

"Aku mohon tuhan beri aku waktu lagi"

Aku mengistirahatkan badanku dengan menutup seluruh badanku. Tak lupa aku mematikan lampu dan dipintu tadi aku sudah menulis 'jangan ganggu'.

Aku tidak bermaksud merahasiakan ini, tapi aku hanya tidak mau mereka khawatir, aku akan berusaha sembuh.

***

Sinar mentari menembus gorden kamarku, membuat diriku bangun dari zona nyaman, badanku agak mendingan tidak seperti tadi malam.

POSSESIVE 3 BROTHER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang