BAB 9 - MARAH

22.2K 814 11
                                    

Aku saat ini sedang dipinggir kolam sambil memainkan air, ayah dan kakak ku pergi ayah dan kak angga kerja sedangkan kakak kembarku sekolah.

"Bosan sekali aku" gerutuku.

"Non pengen sesuatu?" Tawar mba rosa kalau nggak salah

"Mba bikin kue yuk pengen masak masak" tawarku.

"Jangan non nanti tuan marah" jawab mba rosa dengan wajah ketakutan

"Tidak akan mba, kita bikin yang mudah aja"

"Aduh non jangan atuh nanti tuan marah sama saya kalau non buat pekerjaan berat"

"Ayolah mba ya kita bikin cupcake, capcus"

Akhirnya mba rosa menyetujui ku dan berjalan ke dapur. Mba rosa menyiapkan semua peralatan dan bahan bahannya.

"Sekarang aku ngapain mba?"

"Non campur bahannya aja"

Aku melaksanakan apa yang diperintahkan mba rosa. Setelah semua bahan tercampur aku berikan ke mba rosa dan aku mempersiapkan wadah untuk tempat cupcakenya.

"Oke sekarang tinggal di oven"

Mba rosa memasukan cupcake ke oven. Sekitar 25 menit cupcake sudah matang dan mba rosa sedang dipanggil mba lusi untuk membantu membersihkan teras.

"Aduh mba rosa nggak ada lagi terus ini kalau gak diangkat entar gosong. Aku ambil aja deh"

Dengan pelan dan telaten aku mengambil loyang tapi aku hanya memakai disebelah tangan kanan dan ternyata berat juga loyang hampir terjatuh tapi aku menahannya memakai tangan kiri. Bodoh satu kata untukku, loyang masih panas dan itu langsung munusuk kulit ku.

"Awhhh... panas"

Mba yang mendengar jeritan ku langsung menghampiriku.

"Aduh non kenapa bisa gini?"

"Sakit mba"

"Iya iya mba ambil obat nya dulu"

"Kenapa bisa atuh non?"

"Cupcake nya mateng terus aku pengen ambil takut gosong tapi hanya pake sarung tangan sebelah kanan doang kiri nya enggak"

"Aduh kita pasti kena masalah ini"

"Nggak papa mba nanti kalau ayah atau kakak marahin mba aku yang adepin"

"Ai kamu dimana?" Suara itu, itu kan suara kak angga. Mampus, aku melihat semua muka mba terlihat panik dan takut.

"Kamu kenapa ai?" Tanya kak angga dengan khawatir.

"Gakpapa kak lebay deh" ucapku santai walaupun menahan perih.

"Apannya yang gak papa merah gini kog. Sekarang kita ke rumah sakit. Dan kalian semua masih punya urusan sama saya!"

Aku digendong kak angga ke mobil dan dibawa ke rumah sakit keluarga.

"Dia tak apa angga nanti saya kasih resep untuk menghilangkan bekasnya" ucap dokter setelah memeriksa ku.

'Dasar lebay' bicaraku dalam hati.

"Coba periksa lagi. Jangan sampai dia kenapa napa" perintah kak angga.

"Aku udah gak papa kak nantikan dokter kasih obat" tolakku lembut

"Kita pulang aja ya kak"

Dengan pasrah kak angga keluar dan aku mengekori dibelakang. Saat ini aku sedang memikirkan nasib dari para mba itu.

"Dokter terimakasih ya, saya pamit" dokter hanya merespon dengan senyuman.

"Kak angga nggak akan pecat mereka kan?" Cicitku

"Kakak sudah pecat mereka semua" santai banget ya bicarannya

"APA!? betulan kak tapi itu bukan salah mereka airin kog yang paksa mereka" ucapku dengan sedikit menangis karena aku ceroboh mereka semua kena masalah

"Kog kamu nangis ai" tanya kak angga dengan panik

"Kak angga tega sih kan ini salah aku kak aku yang ceroboh"

"Tetap aja mereka gak becus jaga kamu"

"IHH INTINYA AKU GAK MAU MEREKA SEMUA DIPECAT!!" Kak angga jelas kaget dengan bentakanku. Setelah mengucap itu aku langsung berlari ke sebuah taxi dan masuk, kak angga sempat kewalah mengejarku karena aku dulu pelari jarak pendek jadi ini gampang apalagi emosi ku sedang memuncak.

"AIRIN.. AIRIN" panggil kak angga dengan nafas ngos ngosan

"Pak kita pergi sekarang"

Terlihat kak angga yang panik melihat ku pergi dengan taxi.

"Kita mau kemana non?"

"Jalan terus aja pak" aku tak menyangka kak angga akan memecat para pegawai dengan begitu entengnya padahal ini kesalahanku.

"Non ada yang membuntuti kita dibelakang"

Aku melihat kebelakang dan benar saja itu mobil kak angga.

"Ngebut pak" perintah ku.

Citttt.....

"Airin turun" perintah kak angga dengan wajah yang memerah apa kak angga emosi?

Aku turun dengan perlahan, tiba tiba kak angga memelukku dan menangis.

Kak angga nangis?.

"Ehmm kak?" Lirih ku

"Jangan pergi, maafin kakak ya" cicit kak angga

"Aku cuman mau mereka kembali"

"Nggak bisa mereka nggak becus jaga kamu"

"Yaudah aku juga pergi aja ini kan juga kesalahan aku"

"Jangan dong ai" ucap kak angga sambil melepaskan pelukan kami.

"Yaudah intinya mereka kembali dan aku kembali kalau mereka pergi aku pergi" tegas ku.

"Oke"

"Ehemm anu kak, airin gak bawa uang bayarin taksinya ya" ucapku dengan tersenyum manis dihadapan kak angga

"Sok sok an naik taksi tapi gak punya uang" ejek kak angga dengan mengacak rambutku.

"Biarin dong" jawabku dengan menjulurkan lidah

Kak angga membayar taksi yang aku tumpangi dan kak angga membawa ku pulang ke rumah. Terlihat kak awan dan kak agam.

Bertambah lagi si posesif.

"Kamu gak papa princess?"

"Apannya yang sakit?"

"Udah ke dokter?"

"Kog bis---"

"Stop kak nanti airin jelasin tapi airin capek sekarang mau istirahat" tolakku dengan lembut.

"Yah kog gitu" ucap sikembar bersamaan

Aku langsung mencium pipi dua laki laki dihadapan ku dan disampingku. Jelas mereka semua terkejut dengan apa yang aku lakukan mereka kaget ditambah bahagia karena adik kesayangannya menciumnya.

"Dadah aku kekamar ya" ucapku berteriak kemudian berlari menaiki tangga

"Lagi dong princess"

"Ogah. Hahaha"

Dan aku masih mendengar kekehan mereka saat sampai di tangga terakhir.

Aku harap janji kak angga ditepati.

❤❤❤







Typo terbang terbang

Hola gimana gaje kah?

Maapkeun ya kalau gak jelas intinya kayak biasa aku akan menyelesaikan cerita ini. Entah itu

Sad ending
Happy ending
Gantung

Maaf kalau ada kata yang kurang dipahami karena aku itu 'belibet'

Vote and comment 🖤

POSSESIVE 3 BROTHER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang