SUGGESTION

17 4 0
                                    

"Siapa yang stalker??" Tau tau Ayaka muncul di sampingku. Aku segera menyembunyikan suratnya dari Ayaka.

"Wakannai.. kayaknya ada yang nge-prank aku nih.. dia taruh surat di lokerku. Dan lebih anehnya lagi dia tau namaku! Padahal dia sendiri bilanh kalau aku gak kenal sama dia!" Aku sedikit meninggikan suara.

"Hmm.. mungkin itu cuma iseng"

"Gak mungkin iseng! Dia bilang dia ingin aku jadi sahabat penanya!"

"Tadi kamu sendiri yang bilang kalau ada orang yang nge-prank kamu. Gimana sihh.. -_-"

"Aaahh.. i-itu.." aku kehabisan kata kata

"Udah.. jawab aja~ siapa tau dia benar benar membutuhkanmu"

"Ya.. wakarimashita.."

~*~

     Cahaya matahari di sore hari bersinar tidak terlalu cerah. Tetapi langit tampak clear. Hanya tersapat sedikit awan. Perpaduan warna antara orange, kuning, merah dan ungu di langit membuat kesan hangat dan romantis.

     Dua orang tengah berjalan keluar dari stasiun kereta, menyusuri jalan setapak khusus pejalan kaki yang terbentang di sepanjang pohon-pohon rindang tumbuh.

"Nee, aku.." aku berbicara sambil menoleh ke arah yang lain, membawa tas tentengku.
"Nani??" Tanya Yama menoleh ke arahku, tapi matanya ngelirik ke arah lain.

"Itu.. ada seorang misterius yang mengirimku surat. Dia naruh di lokerku"

"Temanmu mungkin.." tebak Yama.

"Tapi kalau misalnya temanku, kenapa dia bilang 'sepertinya kamu belum mengenalku'?"

"Ya mana ku tau~ kan bukan aku yang nulis suratnya~" Yama menjawab dengan menunjukkan *WATADOS nya (Wajah Tanpa Dosa) :v

"NYESEL AKU BILANG KE KAMU!" Marahku.

"Ya kan aku gak ada nyuruh kamu ngomong ke akuu~"

Writer: Hapuskan aja lah si Yama tu. Pindahkan dia ke Mars!
Yama: Salahku apa?? :'(

Ok SKIP! LANJUT!

"Ngerjain mungkin.. udah.. positif thinking aja~"

"Menurutmu aku balas gak suratnya?"

"Whatever, bukan hakku. Lagian kan tu bukan suratku :v"

     Aku mampir duduk di kursi taman yang gak jauh dari jalan setapak.

"Anata wa nan oshite imasuka??" (Kamu ngapain?) Heran Yama.

     Aku hanya diam, tak menjawab pertanyaan Yama. Seraya meluruskan kedua kaki dan meletakkan tas tenteng di sampingku. Ekspresi mukaku hanya datar.

"Kamu kenapa? Marah sama aku? Sorry lahh :'(" Yama menunduk dan jongkok di depanku, sedikit menengadah menatapku dengan tatapan penyesalan.

KBRUUKK!!

Aku mengayunkan tas tentengku ke kepala Yama.

"Aduuuhhh!! Kali ini salahku apa?! Kan aku gk ada ngapa- ngapain!" (Ngegas dia guys) :v

   Emang apa gak risih ya kalau ditatap kayak gitu?

"Hahaha.. calonnya Tenshi Yume kepalanya mental nih!" Ejekku.

"Hmmph!" Seketika muka Yama merah merona. Kedua tangannya mengepal.

"Kalau mau jadi calonnya Tenshi Yume, kamu harus setia~" aku segera berdiri dari kursi dan lanjut berjalan sambil mengayun ayunkan tas tentengku.

"Kok dia selalu buat aku deg degan gini sihh?" Gumam Yama.
     Ia menyusul berjalan di belakangku dengan jarak 2 meter.

~*~

Anata Wa Hitori JanaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang