Selamat membaca ^^
Kris memasuki apartement dengan langkah gontai, pria Guangzhou itu sedikit tak memperdulikan keberadaan Luhan dan Tao yang menyambutnya di depan pintu. Pria itu hanya membuka sepatunya asal, bahkan tidak di letakkannya dengan benar dan meninggalkan keduanya dengan pandangan bertanya.
"Ge, apa Fan ge menolak tawaran itu?" Tanya Tao, matanya menatap gege tertuanya.
"Entah." Balas Luhan sambil mengangkat bahu tanpa balas menatap adik termudanya, matanya menatap lurus memandang Kris yang memasuki kamarnya tanpa mengatakan apapun.
~~~@@@~~~
Malam ini Luhan memutuskan untuk memesan makanan dari luar, walau beberapa waktu lalu sebelum Kris pulang dia sempat berpikir untuk memasak. Tapi melihat sifat Kris yang tiba-tiba terlihat diam membuat pria tertua urung melakukannya. Kebisuan Kris yang terlalu tiba-tiba bahkan membuat pria rusa itu tak berselera untuk makan, akibat Kris yang tak kunjung keluar dari kamarnya meskipun Luhan membeli makanan favorit naga China itu. Jangan tanya tentang Tao! Dia sudah menghabiskan 4 potong ayam goreng dan semangkuk Jajangmyeon.
Meskipun jam baru menujukan pukul 9: 23 malam, setelah makan Luhan meminta Tao untuk segera pergi tidur dengan alasan besok adalah jadwal photoshoot bersama sebuah majalah Korea dan Luhan tak ingin Tao sulit di bangunkan. Walaupun dirinya sendiri termasuk seseorang yang sulit untuk bangun pagi.
Setelah meyakinkan diri bahwa Tao sudah tidur. Luhan mendekati kamar Kris dan mengetuknya beberapa kali, dia mengerutkan kening saat menyadari tak ada jawaban dari dalam.
"Fan! Bolehkah ku masuk?" Tanya Luhan pelan. Pria itu menghembuskan nafasnya ketika pertanyaannya tak di jawab, tapi dia harus bicara dengan orang itu. Meskipun Kris masih mereka anggap sebagai leader, tapi dia adalah seseorang yang lebih tua dari Kris, membuat dirinya memasuki kamar di depannya dengan gerakan pelan karena tangannya membawa nampan berisi makan malam Kris.
Memasuki kamar itu, Luhan cukup bernafas lega karena Kris masih terlihat baik meskipun dirinya terduduk di lantai dengan punggungnya yang bersandar pada ranjang, matanya terpejam. Tidurkah?
"Fan!" Panggil Luhan. Tak ada jawaban dan pergerakan dari pria tinggi itu. Luhan meletakkan nampan makan malam Kris di meja nakas dan mengecek kening dan bagian leher naga itu.
"Aku tak demam Lu." Jawab Kris, perlahan matanya terbuka. Membuat Luhan menghembuskan nafasnya.
"Aku khawatir kau tau?!" Seru Luhan meninju pelan bahu Kris "Kau tidak menjawab panggilan dari ku sejak tadi! Kau juga tak keluar makan malam bersama ku dan Tao!" Lanjutnya.
"Aku tak berselera." Balas Kris pelan.
"Makanlah meskipun sedikit!" Timpal Luhan. Pria rusa itu mengerutkan kening ketika melihat Kris yang menghembuskan nafas dan menundukkan kepalanya "Kenapa? Kau menolaknya? Tak apa kami mengerti Fan." Tambah Luhan.
"Bukan itu, bahkan aku belum menjawabnya Lu."
"Kenapa?" Luhan melihat adik yang beda usia kurang lebih 7 bulan di depannya mengangkat bahu. Jiwa gegenya muncul seketika "Tak apa! Lakukan apa yang harus kau lakukan, aku dan Tao percaya padamu." Sambung Luhan, tangan kanannya mengelus surai hitam Kris lembut, membuat pria naga itu mengangkat kepalanya dan memandang Luhan gegenya.
"Kenapa baru sekarang aku merasakan bahwa kau benar-benar gegeku Lu?" Tanya Kris, entah kenapa air matanya menetes "Terima kasih sudah percaya pada ku." Sambung Kris, memeluk tubuh Luhan yang lebih kecil darinya. Usapan halus tangan Luhan membuat Kris memejamkan matanya dan mempererat pelukan.
"Maaf baru datang sekarang, maaf sempat membuatmu kehilangan sosok gege dari ku Fan. Aku tak akan melakukannya lagi!" Kata Luhan, air matanya ikut menetes saat merasakan Kris yang memeluknya semakin erat. Luhan mengecup kepala Kris sebelum melepas pelukannya "Sekarang makanlah dulu! Kau belum makan malam, atau perlu ku suapi?" Tanya Luhan sambil mengambil mangkuk Jajangmyeon berniat menggoda adik pertamanya.