Selamat membaca! ^^
Seperti yang sudah Kris janjikan pada Xiumin sebelumnya, bahwa dia dapat menemani Kris melakukan terapi. Luhan benar-benar menghubungi Tao beberapa saat setelah Kris mengambil keputusan itu, dan seperti yang bisa di tebak semua orang, bahwa Tao terkejut dan sedikit merajuk pada keduanya. Luhan bahkan butuh menjelaskan keputusan Kris dengan lebih sabar pada Tao.
Perjalanan menuju rumah sakit terasa sangat hening. Xiumin masih mengambil tugas untuk menyetir, sementara Luhan duduk di kursi penumpang sebelah Xiumin, dan Kris duduk di belakang. Kris dan Xiumin terkejut sebetulnya, ketika mengetahui Luhan datang menggunakan taxi, meskipun sudah dia jelaskan jika dia tidak bisa meminta SM entertainment menyediakan mobil untuknya, penyakit Kris bisa jadi berita besar nanti.
Xiumin melihat Kris dari kaca spion dalam mobil, adik tingginya itu tertidur dengan kepala yang bersandar pada kaca mobil, membuat Xiumin mengecek tombol kunci pintu di dekatnya, memastikan semua pintu sudah terkunci.
Luhan memutar kepalanya untuk mengecek kondisi Kris setelah melihat prilaku pria di sebelahnya, dan tersenyum setelah menyadari kekhawatiran dari Xiumin setelah melihat dia menghembuskan nafas lega sehabis mengecek tombol kunci.
"Kau khawatir padanya?" Tanya Luhan, pandangan matanya kembali melihat jalan.
"Apa?"
Luhan tertawa pelan sebelum membalas. "Tak perlu di sembunyikan, kau mengkhawatirkannya kan? Setelah kau tau kondisinya?"
Xiumin enggan membalas, matanya hanya fokus pada jalan, meskipun sesekali dia mengecek Kris dari kaca spion diam-diam.
"Aku sepertimu juga, dulu. Ketika aku baru mengetahui tentang ini." Lanjut Luhan, dia sedikit menengok ke belakang untuk sekedar melihat Kris sekilas.
Mendengar penuturan Luhan, Xiumin mengencangkan genggaman tangannya pada stir mobil. Dia takut mendengar Luhan bercerita tentang saat pertama kali pria berjulukan Rusa itu mengetahui kondisi Kris, pasti kondisinya lebih buruk dari sekarang dan dia hanya bisa menjadi Hyung yang bodoh dan tidak memperhatikan kondisi dongsaengnya saat salah satu dari mereka dalam kondisi tidak baik, Xiumin benar-benar tidak mau mendengar ini.
"Dulu, aku menemukannya di rumah sakit. Dia..."
"Cukup, Lu! Aku tau kau mengetahui ini lebih dulu." Kata Xiumin, suaranya cukup kencang karena mereka berada di dalam mobil, bahkan suara Xiumin membuat tidur Kris terganggu. "Biarkan aku fokus untuk menyetir." Kata Xiumin, nada suaranya dia rendahkan sambil melirik Kris kembali dari kaca spion.
"Sudah sampai?" Tanya Kris dengan suara serak.
"Sebentar lagi." Balas Luhan, memutar tubuhnya untuk melihat Kris untuk kesekian kali sebelum kembali memandang jalan. "Di depan sana belok kiri, Min." Kata Luhan menunjukkan arah letak rumah sakit.
"Tunggu, ini dekat asrama EXO. Kenapa aku baru sadar?" Tanya Xiumin entah pada siapa. Pandangan matanya menyapu sekitaran, memastikan bahwa daerah itu adalah tempat di mana letak asrama EXO juga. Dia sungguh tak percaya rumah sakit tempat Kris selama ini terapi di Korea, berada sedekat ini dengan asrama.
Tak lama Xiumin membelokkan stir untuk masuk lingkungan parkir rumah sakit, tangannya bergetar sekarang. Sungguh dia tak percaya bahwa rumah sakit yang dia datangi sekarang adalah rumah sakit yang selama ini mereka semua kunjungi ketika mereka melakukan pengecekan kesehatan, rumah sakit ini juga tempat dimana anggota EXO di tangani jika sakit. Xiumin mematikan mesin mobil setelah mendapatkan parkiran. Kris turun lebih dulu, sementara Xiumin mengecek barangnya yang ingin dia bawa tak sadar Luhan masih bersamanya.
Pria berjulukan Rusa itu memandang sahabat baiknya sebelum membuka pintu mobil, berharap suara pintu yang terbuka bisa mengambil perhatiannya. tapi ternyata tidak, Xiumin masih sibuk mencari sesuatu yang sepertinya hilang.