Part 27

1.1K 101 10
                                    

Hai Hai Hai... Author balik lagi... ヾ(^-^)ノ

Selamat membaca

💐💐💐
Mereka berkumpul di ruang tamu di dalam ruang perawatan Kris. Melakukan makan malam bersama, dengan di selingi obrolan ringan, bahkan terdengar beberapa kali suara tawa dari setiap orang. Hingga makan malam mereka habis Luhan melirik salah satu adiknya, yang dia sadari bahkan sama sekali tak mengeluarkan suaranya sejak makan malam mereka di mulai.

Orang itu terus diam, sesekali memandang kaca pemisah untuk sekedar mengecek gege tingginya yang terlelap, menghembuskan nafasnya, lalu melirik sinis pada manajer Lee yang merupakan manajer dari mantan anggotanya dan menghembuskan nafasnya lagi.

Luhan tau, adiknya yang satu itu tak menyukai manajer lamanya, bahkan hingga saat ini, meskipun dia tau alasan yang membuat orang itu membenci manajer Lee. Dengan perlahan, Luhan menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dan mengelus pundak itu lembut.

"Sudahlah zi, kau tak bisa membencinya selamanya." Bisik Luhan, membuat Tao mengangkat kepalanya dan memandangnya terkejut. "Aku tau perasaanmu." Tambah Luhan, dia bisa melihat Tao menunduk dan menggeleng pelan. "Yifan mungkin sudah memaafkannya, jadi..."

"Ku pikir Fan ge belum memaafkannya, apa yang dia lakukan sulit untuk di maafkan, Lu ge," Ujar Tao, setetes air mata mengalir di pipinya, kepalanya memutar memori yang sudah bertahun-tahun dia coba untuk hilangkan.

"Siapa yang kau maksud, Tao?" Tanya Lay, membuat beberapa orang memandangnya sebelum memandang Tao, meskipun pandangan beberapa orang lagi langsung tertuju pada anggota termuda EXO-M, andai sub-group itu masih berjalan hingga saat ini.

"Ada apa?" Tanya Suho bingung, matanya memandang bergantian antara Tao, Luhan yang terlihat sedang menenangkan Tao, dan Lay.

Tak ada jawaban atas pertanyaan Suho. Yang mereka lihat hanya pandangan Lay yang tertuju pada kedua mantan anggotanya.

"Siapa yang kau maksud? Siapa yang tak bisa kau maafkan?" Tanya Lay lagi, kali ini dengan suara lebih keras.

Luhan sempat menatap kaca pemisah dan mengecek Kris, merasa khawatir akan tidurnya terganggu dengan bahasan ini, dia menghembuskan nafas ketika menyadari bahwa ruang rawat Kris kedap suara.

Tao terlihat tegang, memandang Luhan untuk meminta bantuan. Tapi Luhan juga tak membantu, gegenya itu hanya memandangnya tanpa mengatakan apapun.

Beberapa saat suasana menjadi tegang, Biao ge yang tak mengerti apa yang terjadi karena dia meninggalkan ruang tamu tepat pada saat pembahasan ini di mulai, dan kembali datang dari arah dapur dan meminta semua orang untuk membereskan sisa makanan karena sudah mulai larut.

Lay melirik Tao dan Luhan saat mereka membereskan sisa makanan. Perasaan kesal dan tak terima karena hanya dia yang tidak mengetahui apa yang terjadi menjalar di tubuhnya, 'apa-apaan ini? Mereka tak mengatakan apapun padaku, padahal hubungan kami baik-baik saja.' batin Lay. Luhan yang cukup menyadari tatapan Lay padanya menyunggingkan senyuman tipis.

Sekitar 10 sampai 15 menit mereka menyelesaikan kegiatan bersih-bersih mereka. Tao menolak memandang teman-temannya setelah mendengar pertanyaan Lay ge-nya yang terakhir, dia langsung menghampiri Luhan begitu pekerjaannya selesai.

"Lu ge, aku ingin pergi ke cafetaria sebentar, aku ingin meminum cokelat, mungkin itu bisa membantuku agar tidak mengingat itu lagi." Kata Tao, suaranya terdengar pelan, tapi lagi-lagi Lay dapat mendengarnya meskipun beberapa anggota EXO masih mengobrol.

Luhan mengangguk singkat, mengacak surai Tao pelan. "Ingat, belilah cokelat, jangan kopi. Kau akan kesulitan tidur nanti, dan Fan ge-mu tidak akan suka." Kata Luhan, dia tersenyum pada adiknya singkat sebelum melihatnya keluar dari pintu dan menghilang. Bahkan sepersekian detik dia baru menyadari satu hal, adiknya bahkan tidak menawari siapapun untuk membeli cokelat bersamanya atau mungkin mengajak mereka keluar berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, apa masalah itu benar-benar mengganggu pikirannya?

Back?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang