ga kerasa dah part 29 aja... ga ngebayangin bakal sepanjang ini padahal... dipikir akan sampai di part 20 aja hahaha...
selamat membaca...
~~~
Sudah berjalan beberapa hari semenjak kabar pemecatan manajer Lee. Dan saat ini EXO memiliki manajer baru. Manajer Song, dia adalah sosok yang baik terhadap Kris, bahkan anggota EXO bersyukur manajer Song benar-benar mengerti kehawatiran mereka pada Kris. Dan selalu mengizinkan mereka menemani Kris terlebih dahulu di rumah sakit sebelum melakukan jadwal mereka.
Keadaan Kris membaik dari hari ke hari, para anggota EXO berhasil meyakinkan dirinya untuk bisa memfokuskan diri untuk pengobatan. Meskipun Kris sempat terkejut saat dia tau jika pengambilan gambar untuk Reality Show yang selama ini mereka jalankan tertunda karena kondisinya.
Walaupun Kris sudah membaik serta di izinkan untuk keluar dari kamar perawatan dan berjalan-jalan, tapi hanya di dalam lingkungan rumah sakit, dan harus menggunakan kursi roda. Dia sempat kecewa pada awalnya, tapi dengan sekejap kekecewaan itu terganti dengan rasa bahagia di saat dia bisa melihat jalanan kota Seoul yang ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang.
Tapi, ini pagi hari di musim gugur. Angin diluar akan sangat berbahaya untuk tubuh seperti Kris, jadi Luhan hanya bisa mendorong kursi rodanya menuju sebuah tempat yang cukup luas, dengan kaca yang menghadap ke jalan raya. Kris mengira tempat ini semula adalah ruang tunggu, hanya saja beberapa kursi di hilangkan dan hanya tersisa lima kursi besi yang berjajar. Dia memalingkan wajahnya menatap Luhan di belakangnya dan tersenyum.
"Terima kasih, Lu." Kata Kris pelan.
Luhan balas tersenyum dan mengecup kepala Kris didepannya.
"Kau senang?"
Kris mengangguk pelan, matanya masih memandang mobil-mobil yang bergerak di luar jendela.
"Kemana yang lain?"
"Hmm?"
"Anggota yang lain, kemana Lu? Mereka selalu datang lebih pagi beberapa hari ini."
"Mungkin mereka sedang di jalan..." perkataan Luhan terputus dengan kehadiran Tao yang datang membawa sarapan Kris.
"Maaf sarapanmu baru matang, ge. Jika kau mau marah, marahi biao ge, aku sedang membuat sarapanmu. Dia terus bertanya bahasa mandarin dari kalimat yang tertulis di kaleng buah, aku tak bisa fokus memasak." Rajuk Tao, dia duduk di kursi ke tiga dari kursi besi yang berjejer di dekat sana, setelah memberikan sarapan Kris pada Luhan.
Luhan memandang Tao dengan tawa meledek, sedangkan Kris memandang keduanya bergantian dengan senyum tulusnya. Membuat Luhan mengusap surai Kris ketika melihat senyum itu, karena dia sangat jarang melihat Kris tersenyum begitu tulus semenjak dia mengetahui Duizhang itu sakit.
Tak sampai sepuluh menit, bahkan makanan Kris pun belum habis. Ketiga orang itu melihat seseorang mendekati mereka, Luhan menyambutnya lebih dulu.
"Hai, Xing. Kau datang sendiri?"
Seseorang yang disapa Luhan tadi mengangguk pelan.
"Anggota lain harus melakukan pengambilan gambar pagi-pagi sekali, karena mereka ingin menemanimu terapi siang nanti, ge." Katanya memandang Kris yang duduk di kursi roda dengan tersenyum.
"Apakah tidak merepotkan?" tanya Kris memandang seseorang yang baru datang itu dengan pandangan menyesal.
"Ge, kami menemanimu hampir sebulan ini. Apakah ada di antara kami yang merasa di repotkan olehmu?" tanyanya hati-hati, sungguh dia tak ingin menyinggung Duizhangnya. Bahkan dia dan anggotanya yang lain ingin mengambil bagian seperti Luhan dan Tao saat ini, dan itu sama sekali tak merepotkan.