Hanbin membutuhkan air dingin sekarang, dengan langkah gontai Hanbin berjalan menuju kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya yang panas.
Hanbin mengguyur kepalanya dengan air dingin tangan kirinya ia gunakan untuk menyisir rambutnya yang basah dan tangan kanannya bertumpu pada dinding kamar mandi, helaan nafas berat kembali terdengar dari mulutnya. Satu umpatan keluar dari mulutnya "Sial!"
Pria itu menghentikan aktivitas mandinya, tangannya meraih jubah mandi untuk menutupi tubuhnya yang terekspos. Hanbin mengacak-acak rambutnya yang basah dengan tangan lalu mendudukkan diri di pinggiran kasur, matanya sayu saat melihat ruang obrolannya dengan Jennie pagi tadi. Tangannya terangkat untuk memijat kepalanya yang terasa akan pecah kelewat pusing.
Hanbin mencari kontak Bobby di ponselnya dan segera menempelkan benda elektronik itu ke telinganya, umpatan kembali terdengar dari bibir Hanbin.
Kembali mengacak rambutnya yang basah. Lalu berjalan menuju lemari mengambil baju kaos putih cardingan hitam dan juga celana hitam, setelah memakai pakaiannya Hanbin berjalan menuju dapur dengan wajah tertekuk.
Berjalan mendekati kulkas dan mengambil air dingin disana, Hanbin duduk di kursi lalu meneguk air dinginnya perlahan-lahan. Ibunya juga baru saja menghampiri dapur dan melihat putra semata wayangnya sedang duduk manis di meja makan tapi dengan wajah ditekuk.
"Kenapa wajahmu tertekuk begitu?"
"Tidak apa-apa"
"Jawab yang jujur! Ada apa?"
Hanbin berdehem lalu membuka suara "Ini bukan tentang aku tapi temanku"
"Ada apa dengan temanmu?" Tanya Ibu Hanbin yang sudah duduk disampingnya
Hanbin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menatap Ibunya ragu "Ah..Jadi..Begini temanku sedang bertengkar dengan pasangannya gara-gara kekasihnya ini menerima ajakan makan siang dari pria lain dan kekasihnya cemburu hebat sehingga mereka bertengkar dan sampai sekarang mereka belum bertemu untuk meluruskan masalah itu..."
Hanbin melanjutkan kalimatnya "Ya.. seperti itu.." Ucapnya disertai tawa kikuk
Ibu Hanbin mengerjab beberapa kali merasa tak mengerti dengan penjelasan putranya beberapa detik yang lalu "Kau ini bicara apa sih?"
"Mereka bertengkar... pasangan kekasih itu bertengkar"
Barulah Ibu Hanbin mengangguk paham "Ohh seperti itu. Seharusnya kau langsung bilang jika mereka bertengkar, kenapa harus berbicara panjang lebar? Tapi tunggu" Ibu Hanbin memicingkan matanya ke arah Hanbin
"Jika itu masalah temanmu, kenapa kau yang pusing?" Lanjutnya
Hanbin meneguk salivanya, matanya bergerak tak fokus saat menerima tatapan penuh selidik dari Ibunya "dia...sering cerita padaku..yah..dia sering menceritakannya padaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU (Completed) ✓
Romantik(Completed) Kim Hanbin pria dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, namun itu semua tak berlaku untuk Jennie Kim Hanbin tak lebih dari hanya seorang pria brengsek yang pernah ia kenal saat Sekolah menengah akhir dulu. Jennie benar-benar membenc...