19

1.9K 219 18
                                    

Dengan ekspresi setengah dongkol Hanbin terus menatap pintu ruangannya berharap orang yang ia tunggu-tunggu sejak tadi akan datang. Namun sudah hampir 4 jam Hanbin menunggu Jennie belum juga ada tanda-tanda akan berkunjung.

Membaringkan tubuhnya sambil terus memandangi pintu berharap gadis itu akan datang untuk menjenguknya atau sekedar menemaninya untuk melewati waktu bosannya di rumah sakit.

Semakin bosan dan suntuk Hanbin mencoba menutup matanya untuk menghilangkan rasa bosannya, namun semerbak wangi Vanila tercium oleh hidungnya, mau tidak mau pria itu membuka matanya untuk melihat siapa pemilik dari semerbak wangi yang telah membangunkan Hanbin?

Senyumnya merekah ketika melihat gadis itu datang dengan sekotak bekal yang membuat Hanbin benar-benar penasaran dengan apa yang ada dalam kotak itu.

"L-ama menunggu?" Tanya Jennie yang masih sedikit canggung kepada atasannya itu.

Ingin marah dan mengomeli wanita itu, namun bibirnya keluh untuk mengeluarkan pendapatnya, bibirnya hanya bisa tersenyum ketika melihat gadis itu.

"A--ku membawa mak-anan ini untukmu"

Sial! Kenapa Jennie bisa gugup begini?

Jennie kembali merasakan perasaan aneh itu setelah sekian lama, berhadapan dengan Hanbin kenapa ia bisa segugup ini? bahkan mungkin semburat merah di pipinya sangat terlihat.

Kim Hanbin meminta Jennie agar mendekat padanya, Jennie hanya menurut dan duduk disamping kasur Hanbin.

"Tolong suapi aku ya"

Mata Jennie membulat "Kau kan punya tangan untuk apa aku menyuapimu? jangan manja" Jennie meletakkan kotak bekal itu dihadapan Hanbin memberikan sumpit dan juga sendok pada tangan Hanbin.

"Ayo makan!"

Ini benar-benar tak sesuai ekspektasinya, yang Hanbin harapkan adalah Jennie duduk manis sambil menyuapinya dengan makanan, namun gadis ini malah memintanya untuk makan sendiri, Hanbin tak hilang akal ia memanfaatkan lukanya lalu berujar dengan sok menyedihkan "Luka di perutku masih terlalu sakit aku bahkan belum bisa mengangkat tanganku dengan tinggi"

Jennie yang masih merasa sedikit bersalah itu dengan bodohnya mengambil alih sumpit dan sendok yang semula ia berikan kepada Hanbin mencapit makanan itu dengan sumpitnya lalu mengarahkannya ke mulut Hanbin tanpa berfikir jika Hanbin sedang mempermainkannya.

Tersenyum lalu membuka mulutnya dengan terlalu semangat sambil memandang wajah serius Jennie dengan perasaan berdebar.

Gila! Hanbin rasa julukan itu benar-benar cocok untuknya.

Kim Hanbin terpaksa harus mengatupkan bibirnya ketika sang gadis meletakkan sumpit dalam kotak bekal yang ia bawa untuk mengangkat panggilan dari ponselnya.

Sedikit menjauh Jennie mengangkat ponselnya, Kim Hanbin hanya bisa merenggut kesal sambil memandangi punggung Jennie yang sedang sibuk menerima panggilan di ponselnya.

"Apa panggilan itu sangat penting sampai ia harus menjauh?" 

Hanbin mengambil sendok mengaduk-aduk makanannya dengan agak keras sengaja agar menimbulkan bunyi yang mungkin bisa menyadarkan Kim Jennie.

Sudah 1 menit dan Jennie belum juga mengakhiri panggilan di ponselnya, sejak saat itu juga Hanbin memakan makanannya sampai kalis tak menyisakan apapun.

Dalam hati Hanbin merutuki pemanggil yang menghubungi Jennie saking kesalnya karena diabaikan begitu saja, meneguk air mineralnya dengan cepat sehingga hanya beberapa detik air itu sudah habis tak tersisa.

"Sial! Kenapa dia berbicara di telepon lama sekali"

"Baiklah, katakan pada Jisoo agar meminum obatnya aku akan kesana nanti"

ADORE YOU (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang