18

1.9K 228 30
                                    

Hanbin sudah dipindahkan ke ruang inap, sejak saat itu juga Jennie masih setia duduk di samping Kim Hanbin dan menatap pria itu nanar. Walaupun Bobby terus berusaha menenangkannya dan mengatakan jika ini semua bukan salah Jennie, gadis itu tetap merasa bersalah biar bagaimanapun Hanbin sudah mempertaruhkan keselamatannya hanya untuk menolong Jennie.

"Sudahlah...Hanbin baik-baik saja, kau dengarkan apa yang dikatakan dokter tadi, dia hanya butuh istirahat" Ucap Bobby

Jennie masih menangis sesenggukan menatap Hanbin yang sedang terbaring lemah di kasur rumah sakit.

"Jennie? Kau sudah memberi tahu Yeri?" Tanya Junhoe

Bersyukur pada Junhoe! Jennie hampir saja lupa kalau ia masih mempunyai adik dirumah mungkin sekarang adiknya itu sedang khawatir padanya.

Jennie mengambil ponselnya dan naas ponselnya mati.

"Kau bisa memakai ponselku" ucap Junhoe

"T-erima kasih"

Jennie keluar dari kamar Hanbin untuk menelfon adiknya, masih dengan wajah sembab gadis itu menempelkan ponsel Junhoe ke telinganya.

"H-halo?"

"Kakak? Itu kakak kan?"

"I-iya, sepertinya aku tak bisa pulang kerumah hari ini"

"Ada apa kak? Kakak baik-baik saja kan? Ada apa dengan suara kakak?"

"Aku harus menjaga Hanbin di rumah sakit"

"Hanbin Oppa? Ada apa dengan Hanbin Oppa?"

"Besok aku akan menjelaskannya saat pulang, kau bisa memasak makan malam sendirikan?"

"Baiklah kak, semoga Hanbin Oppa lekas sembuh"

Setelah mengakhiri panggilan singkat itu Jennie kembali berjalan menuju kamar inap Hanbin, baru saja tangannya meraih gagang pintu Bobby sudah membukanya terlebih dahulu dari dalam.

"Jennie kami ada urusan sebentar, tolong jaga Hanbin" Ucap Bobby

Jennie mengangguk sambil memiringkan tubuhnya agar Bobby, Junhoe dan Jackson bisa lewat "Baiklah, Junhoe ponselmu"

"Jika ada apa-apa langsung panggil dokter"

Jennie tersenyum singkat lalu masuk kedalam ruangan yang menjadi tempat Hanbin dirawat, perasaan bersalah itu kembali muncul saat melihat Hanbin yang terbaring di kasur, Jennie duduk disamping Kim Hanbin menggenggam erat jemari lelaki itu "Maafkan aku"

Mata kucing Jennie beralih menatap wajah Hanbin yang dihiasi beberapa luka dibeberapa bagian, Jennie menunduk sambil memejamkan matanya "Ini salahku, maaf karena meragukanmu"

Tanpa gadis itu sadari Kim Hanbin membuka matanya lalu tersenyum, namun saat wanita itu mengangkat kepalanya ia kembali memejamkan matanya dan berpura-pura tertidur.

"Kenapa kau belum sadar juga, kau membuatku cemas setengah mati Kim Hanbin"

Mendengar kalimat itu membuat Hanbin ingin bangun dan memeluk Jennie saat itu juga namun niat itu ia urungkan, dia ingin tahu seberapa besar rasa khawatir Jennie padanya, ia menipu Jennie dengan kemampuan aktingnya yang dibawah rata-rata, lagipula Jennie juga tak menyadari aktingnya.

Darahnya berdesir saat tangan lembut dan dingin Kim Jennie menyentuh permukaan wajahnya "Cepatlah sadar aku benar-benar tidak suka melihatmu lemah seperti ini"

Hanbin merasa kehilangan saat tangan lembut itu sudah tak berada di wajahnya bersamaan dengan suara decitan kursi yang bergesekan dengan lantai, Hanbin membuka matanya dan melihat sosok Jennie yang akan beranjak dari tempatnya.

ADORE YOU (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang