Extra part : V

2.4K 193 28
                                    


"

Ayah, aku sudah hampir terlambat" keluh Hani sambil mengerucutkan bibirnya.

Hanbin mendesah pelan lalu melihat putrinya yang nampak kesal disampingnya "Iya sayang Ayah tahu tapi mau bagaimana lagi kita tak bisa menyalip kendaraan begitu saja kan"

Hani hanya bisa menghela nafas panjang lalu menatap Ayahnya jengah "Lagi pula Ayah kenapa sih bangunnya terlambat"

"Kan kau juga yang selalu protes ingin punya adik, makanya Ayah selalu berusaha sehingga bangun terlambat"

Gadis itu mengerjab beberapa kali berusaha mencerna ucapan Ayahnya namun sia-sia dia sama sekali tak mengerti "Jadi jika Ayah bangun terlambat aku bisa langsung punya adik?"

Hanbin bungkam lalu pura-pura tuli, tidak mungkin juga dia menjelaskan secara detail kepada Hani yang jelas-jelas masih berusia 7 tahun.

Kesal pertanyaannya tak direspon Hani akhirnya mengetuk-ngetuk jendela mobil sambil bersenandung lagu Twinkle twinkle little star dengan nada menggemaskan membuat Hanbin tersenyum melihat itu.

Sekitar 40 menit kemudian Hanbin menghentikan mobilnya didepan sekolah dasar lalu meminta Hani untuk segera turun "Ayo turun atau kau akan terlambat betulan"

"Ayah tapi kelasku sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu"

Hanbin membuka sabuk pengamannya lalu membukakan juga untuk Hani "Tidak ada alasan untuk tidak sekolah sayang"

Hani merengut kesal lalu mengikuti Ayahnya yang sudah lebih dulu turun dari mobil.

"Tapi bagaimana caranya aku bisa masuk ayah?"

"Serahkan saja pada Ayahmu ini, semuanya akan beres" Ucap Hanbin sambil tersenyum lebar lalu menarik tangan putrinya agar mengikuti langkahnya.

"Ayah mau apa?"

"Mengantarmu kedalam"

"Tapi bagaimana caranya Ayah gerbangnya saja sudah tertutup?"

"Kan sudah Ayah bilang serahkan semuanya padaku, pasti ada jalan"

Bocah itu kembali protes "Bagaimana caranya Ayah, tidak ada jalan lain kecuali gerbang depan"

Hanbin menempelkan jari telunjuknya didepan bibir putrinya mengisyaratkan agar bocah itu diam saja dan mengikutinya.

Hani mengangguk pasrah lalu mengikuti langkah Hanbin.

"Hani-ya tunggu disana sebentar, Ayah ingin bicara dulu pada pak satpamnya"

Lagi-lagi bocah itu hanya mengangguk dan berjalan ketempat yang Ayahnya tunjuk sambil mengamati gerak-gerik Ayahnya yang cukup mencurigakan.

"Apakah anakku masih bisa masuk?"

"Maaf Tuan tapi ini sudah peraturan sekolah"

Hanbin berdecak sambil memutar bola matanya malas, sungguh ia merasa muak dengan alasan seperti itu. Mulai mendekat pria itu membisikkan sesuatu lalu memasukkan beberapa lembar uang kedalam kantong celana satpam itu.

"Bagaimana"

Satpam itu tersenyum sambil mulai membuka gerbang.

Hanbin tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya lalu menarik tangan Hani yang masih melongo.

"Ayah, paman satpamnya temanmu Ayah?"

"Iya tentu saja, dia teman Ayah makanya dia membuka gerbang untuk kita"

Hani lagi-lagi mengangguk kecil dan hanya menurut pada Ayahnya.

"Tapi Ayah kelasku sudah dimulai sejak tadi bagaimana ini?"

ADORE YOU (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang