Even though I know the reason for all this, but forgetting me is not right choice for you to do.
___
"Kau tidak apa-apa?"
Ini ketiga kalinya Jisoo mengangguk. Pertanyaan yang sama terus terulang dari bibir suaminya. Chanyeol terus bertanya apa Jisoo baik-baik saja jika dia meninggalkannya hari ini.
Tadi pagi pria itu mendapat telpon dari kantornya, rupanya dia harus menghadiri meeting penting hari ini. Sebenarnya Chanyeol berniat cuti untuk empat hari, namun pekerjaan pria itu seperti enggan menunggu untuk tiga hari kedepan.
"Aku baik-baik saja, Chanyeol."
Chanyeol mengancingkan kemejanya sambil menatap kearah Jisoo. "Tapi aku sudah berjanji akan menemanimu selama tiga hari kedepan."
"Tidak apa-apa, kau dapat menepati janjimu di lain hari."
Jisoo beranjak dari duduknya ketika wanita itu melihat Chanyeol yang kesulitan saat memasang dasinya. Jisoo meraih dasi tersebut lalu mulai memasangkannya.
Dalam jarak sedekat ini, Jisoo dapat merasakan aroma maskulin dari suaminya. Aroma yang selalu membuatnya merasa tenang. Jisoo menahan napasnya ketika ia menyadari kini wajahnya dan Chanyeol hanya berjarak beberapa senti. Jisoo juga dapat merasakan hembusan napas pria itu yang perlahan menerpa wajah cantiknya.
Chanyeol menatap Jisoo yang kini sedikit mendongak karna perbedaan tinggi mereka. Pria itu baru menyadari bahwa istrinya terlihat sangat menawan dari jarak sedekat ini. Wanita itu masih terlihat cantik meskipun tanpa polesan make up.
Matanya terlihat sangat indah. Ketika Chanyeol mulai mendalami mata itu, pandangan mereka bertemu.
Jisoo tersentak saat menyadari bahwa Chanyeol tengah menatapnya. Mata pria itu menatap tepat pada manik matanya. Sesaat Jisoo terbuai oleh sepasang mata milik suaminya. Ia harus mengakui bahwa mata hitam itu perlahan membuatnya merasa nyaman.
Jisoo mulai menjauh saat dasi suaminya sudah terpasang dengan sempurna. Wanita itu terlihat gugup, terbukti jika kini matanya bergerak kesana kemari untuk mengalihkan pandangan. Chanyeol yang melihat hal itu hanya tersenyum lalu memakai jas kerjanya.
"Aku harus pergi sekarang," Chanyeol meraih tas kerjanya lalu menghampiri wanita itu. Chanyeol menunduk untuk mengecup kening istrinya. "Akan ku hubungi nanti."
Jisoo tak membalas ucapan Chanyeol. Wanita itu hanya terdiam sambil menatap punggung suaminya yang mulai berjalan keluar kamar. Tubuh Jisoo menegang, wanita itu seakan kehilangan kesadarannya.
Apa Chanyeol baru saja mengecup keningnya?
. . .
Sehun masih menatap sebuah mobil hitam yang terhenti di kawasan apartemen mewah. Tak lama pria itu dapat menangkap sosok wanita cantik yang keluar dengan beberapa papper bag yang memenuhi tangannya.
Sehun menunggu wanita itu berjalan beberapa meter untuk dia turun dan mengikuti langkah wanita itu. Tak lupa Sehun memasang masker hitan untuk menutupi wajahnya, dia tak ingin wanita itu mengenali wajahnya.
Setelah beberapa hari mengikuti jadwal wanita itu, Sehun masih mendapat tugas dari Tuannya untuk memastikan wanita itu aman hingga tiba di apartemennya. Sehun harus menjaga wanita itu layaknya barang berharga yang tidak boleh tergores sedikitpun.
Sehun masih memperhatikan wanita itu. Kini ia terlihat sibuk dengan ponsel dan papper bag miliknya. Bahkan Sehun mengakui jika wanita itu akan tetap terlihat cantik dalam keadaan apapun. Pantas saja jika Tuannya tergila-gila pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...