I suspect you, but I still behave that I don't know anything. One little lie that you say, one day will destroy you.
____
Chanyeol memejamkan matanya, mencoba menikmati tubuh hangat yang selalu dia rindukan. Sama halnya dengan Irene, wanita itu tersenyum manis menikmati dekapan hangat kekasihnya. Saat ini keduanya tengah berdiri di sebuah tangga darurat yang tersedia di hotel mewah tersebut.
Irene melepas dekapan itu lebih dulu, mata indahnya bergantian menatap mata hitam milik Chanyeol. Pancaran kebahagiaan terlukis jelas dalam pandangan mereka berdua. Apalagi ketika Chanyeol mengusap surai hitam milik kekasihnya dengan lembut.
"Mengapa kau berada disini sayang?"
Irene terlihat kesal atas pertanyaan yang Chanyeol lontarkan. "Memangnya kenapa? Kau tidak menginginkan kehadiranku Park Chanyeol?"
Chanyeol menggeleng pelan dan menyelipkan sehelai rambut Irene kebelakang telinganya. "Bukan begitu sayang, aku terkejut saat melihat kehadiranmu. Aku hanya penasaran mengapa kau bisa hadir ke pesta ini?"
"Kang Heera adalah temanku. Kau lupa bahwa istri dari sahabatmu itu merupakan salah satu model ternama juga?"
Dengan repleks Chanyeol menepuk jidatnya. Bagaimana bisa dia melupakan profesi istri Baekhyun itu yang sama dengan kekasihnya? Chanyeol sungguh tidak berpikir bahwa Irene akan hadir pada pesta malam ini. "Maafkan aku sayang, aku melupakan profesi Heera."
"Aku merindukanmu, Chan."
Irene menunduk sedih, wanita itu terlihat menyembunyikan matanya yang mulai berair. Saat menyadari itu, Chanyeol segera mendekap kekasihnya kembali. "Aku lebih merindukanmu, Bae."
"Apa kau datang sendiri?"
"Tidak, aku bersama Jisoo."
Irene repleks melepaskan dekapan Chanyeol, membuat pria itu sedikit tersentak atas perlakuannya. Irene menatap Chanyeol dengan tatapan yang dingin, sangat berbeda dengan beberapa menit yang lalu saat wanita itu menatapnya dengan hangat.
"Malam ini, kau pulang bersamaku."
Chanyeol menatap Irene dengan bimbang. Lalu bagaimana dengan Jisoo jika dia pulang bersama Irene? Istrinya itu tidak mungkin pulang dengan keadaan sendiri. "Lalu bagaimana dengan Jisoo?"
Irene terlihat mulai kesal, wajahnya sedikit memerah. "Aku tidak peduli dengan wanita itu, yang aku inginkan hanya kau pulang bersamaku malam ini."
Chanyeol terlihat gusar. Karena bagaimanapun juga dia tidak akan bisa membantah keinginan Irene. Dengan segera pria itu membuka ponselnya lalu mulai mengetikkan sesuatu. Setelah selesai, pria itu menatap kembali kearah Irene.
"Baiklah sayang, aku akan pulang bersamamu malam ini."
Irene tersenyum.
___
Jisoo terlihat gusar. Bagaimana tidak gusar, setelah dari toilet tadi ia tidak menemukan sosok suaminya. Chanyeol menghilang selama beberapa menit dan Jisoo tidak mengetahui keberadaan suaminya itu.
Mata Jisoo terus beredar kepenjuru ruangan, berharap dapat menemukan pria tinggi itu. Dan setelah lima belas menit menunggu tanpa kepastian, akhirnya Chanyeol menampakkan dirinya. Pria itu kini tengah berjalan kearahnya. Jisoo mulai bernapas lega saat sosok tinggi itu sudah berada di hadapannya.
"Maaf membuatmu menunggu, aku tadi berbincang sedikit dengan rekan kerjaku."
Jisoo mengangguk mengerti, namun wanita itu sedikit mengernyit saat matanya menemukan noda merah seperti lipstick wanita pada kerah Chanyeol. Jisoo ingin bertanya kepada suaminya, namun ia urungkan. Wanita itu tidak mau ambil pusing, Jisoo mengira itu hanyalah noda minuman yang tadi Chanyeol minum. Lagipula Jisoo sangat mempercayai Chanyeol, pria bermarga Park itu tidak mungkin mengecewakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...