a small action that you do can make a huge impact for me.
___
Pantulan flash kamera berpadu memenuhi sebuah ruangan yang di dominasi warna pastel tersebut. Para staff terlihat sibuk kesana kemari membawa beberapa properti yang di butuhkan dan segala keperluan untuk pemotretan.
Irene terlihat duduk dengan anggun, sesekali wanita itu berpose menuruti arahan dari sang fotografer. Wajah cantiknya hanya diberi polesan make up yang natural, karena hari ini Irene menjadi model sebuah produk pakaian untuk remaja.
Ini adalah kostum kelima yang Irene gunakan, wanita itu harus mengganti beberapa kostum lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini jadwal pemotretan Irene sangat padat. Bahkan managernya harus menolak beberapa tawaran dari perusahan majalah ternama karena khawatir pada kesehatan Irene. Bagaimanapun kesehatan Irene adalah hal yang terpenting, dan sang manager tidak mau terlalu egois untuk menerima banyak tawaran lagi.
Irene merasa sangat lelah namun ia tetap terlihat profesional. Terbukti dari wajah cantiknya yang selalu tersenyum di hadapan kamera dan tidak menampakkan wajah lelah sedikitpun. Wanita itu sangat mencintai pekerjaannya. Irene senang menjalani profesinya sebagai seorang model ternama, karena Irene memang senang menjadi pusat perhatian.
"Oke, sempurna. Sekarang semua istirahat sebentar, lalu lanjut dengan kostum berikutnya."
Irene menghembuskan napas lega saat mendengar suara sang fotografer. Beberapa staff langsung menghampirinya untuk memberi minum dan memperbaiki penampilannya. Irene tersenyum sekilas saat menerima sebuah selimut dari staff untuk menutupi tubuhnya. Ruangan ini menang sangat dingin, dan Irene harus menahan itu selama sesi pemotretan.
Irene beranjak dan mulai berjalan kearah ruang make up, disana ia melihat Seulgi yang sedang memeriksa pakaian yang akan Irene gunakan. Wanita yang lebih muda beberapa tahun darinya itu adalah managernya. Manager yang sudah lama bekerja dengannya dan sudah Irene anggap seperti adiknya sendiri.
"Seulgi, kapan pemotretannya berakhir?"
Seulgi terlihat memeriksa ponselnya lalu kembali menatap Irene. "Menurut jadwal yang aku terima, pemotretannya akan berakhir pada pukul sembilan malam, unnie."
Irene menghembuskan napas pelan lalu mulai berjalan kearah cermin untuk melihat penampilannya. Seulgi yang mengetahui alasan dari perubahan raut wajah Irene segera membuka mulutnya. "Maafkan aku unnie, tapi jadwalmu memang benar-benar padat minggu ini."
Irene mengangguk mengerti. "Tidak apa-apa, lagipula kemarin malam aku telah bertemu dengannya."
Irene menatap pantulan dirinya lagi pada cermin. Terlihat beberapa staff mulai datang untuk membantu merapikan make up dan pakaian yang Irene gunakan. Kini pikiran Irene melayang entah kemana, yang jelas kini Irene merasa takut. Entah takut untuk alasan apa. Namun ketika ia mengingat fakta bahwa Chanyeol kini telah memiliki seorang istri, perasaan takut itu semakin membesar memenuhi rongga hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...